webnovel

Harus Menunggu?

"Cie-cie ada yang baru jadian nih". Ucap mereka serentak dengan wajah yang ngeselin mulut belepotan bekas camilan coklat. Sepertinya mereka usai makan-makan tanpa mengajak ku.

"Jadian apa, orang Dinda aja gak mau jawab dari tadi" sahut Bayu dengan nada setengah mengejekku dan arah mata tertuju padaku.

"Aduh Dinda sayang kamu tu kenapa sih lama banget tinggal jawab gitu aja kok, ini tu bukan soal matematika nggak usah dipikir lama-lama. Udah cepet jawab sekarang aja" sahut Arum dengan cepat dan tertawa kecil.

"Tau nih Dinda lama banget ntar keburu subuh nih" ucap Nisa sambil selfie-selfie dengan Handphone barunya.

Setelah mendapat serangan dari teman-teman ku dengan sedikit ragu dan rasa kurang nyaman akhirnya aku menjawab pertanyaan Bayu. "Iya Bay" ucap ku singkat padat dan jelas tanpa melihat wajah Bayu.

Sontak saja semua teman-teman ku langsung memeluk ku dengan erat secara bersamaan. "Waduh sekarang di geng kita udah sold out satu nih, nanti kita pasti sering ditinggal kencan dong" ucap Nisa yang tiba-tiba melepas pelukkannya dariku.

"Apaan sih Sa, ya nggak gitu juga kali" aku langsung membantah perkataan Nisa tadi. Disaat yang bersamaan Bayu tersenyum melihat kelakuan ku dan teman-teman ku barusan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Mungkin dia heran dengan tingkah cewe-cewe kalau lagi bahagia.

"Yaudah aku duluan ya Din, dan semuanya" ucap Bayu sambil terus tersenyum dan ia mulai gabung dengan tim futsalnya.

Aku dan teman-teman pun juga langsung bergegas pulang karena hari juga sudah petang. "Din, cokelatnya buat kita aja ya kan kamu udah dapet Bayu nya jadi cokelatnya buat kita aja" celotehan Via sambil kami berjalan menuju ke tempat parkir sekolah.

Sedikit senyum heran dan tanpa bicara aku langsung memberikan cokelat itu untuk teman-temanku karena mereka udah mau bantu aku. "Nah gitu dong Nyonya Bayu" ucap Nisa dengan raut wajah puas dan sedikit mengejek.

Aku pun tersipu malu hanya karena ucapan Nyonya Bayu. Ya ampun aneh banget sih aku gitu aja udah baper.

Setelah semua pulang seperti biasa, sesampainya dirumah aku langsung membersihkan badan dan makan. Tidak menunggu lama Adzan magrib telah berkumandang disertai langit senja yang terlihat indah didepan rumah.

Ibu pun telah selesai memasak untuk makan malam kami bersama. Setelah itu aku mulai mengerjakan rutinitas malam ku yaitu mengerjakan laporan praktikum yang telah dilaksanakan di sekolah tadi. Sambil mendengarkan musik aku menyiapkan beberapa camilan untuk menemaniku belajar. Karena belajar tanpa ada camilan menurutku sesuatu yang aneh, hehe.

Seperti biasa aku dan teman-teman selalu berdiskusi di grup WhatsApp ketika sedang mengerjakan laporan. Ditengah-tengah kegiatanku mengerjakan tugas, tiba-tiba handphone ku bergetar seperti ada satu notifikasi yang sebelumnya belum pernah menghubungi ku, tapi aku tidak langsung bergegas membuka notif itu karena aku masih sibuk mengerjakan tugasku.

Setelah selesai mengerjakan semua tugasku waktu menunjukkan pukul 20.30 suasana semakin dingin ditambah gerimis kecil di malam itu. Sambil rebahan dikasur dan semua buku pelajaranku berserakan dikamar, aku mulai mengecek handphoneku dan melihat notif dari nomor yang belum aku kenal sebelumnya. Benar saja dugaan ku chat tersebut ternyata dari Bayu, mulai saat itu kami berdua mulai sering chat.

Hari senin seperti biasa aku harus berangkat lebih pagi karena upacara dan ada urusan dengan salah satu temanku yang harus aku selesaikan hari itu juga.

Bel sekolah pun telah berbunyi pertanda semua siswa harus segera menuju ke halaman depan untuk melaksanakan Upacara Bendera, dan lagi-lagi selalu disuguhkan pemandangan yang lucu setiap pagi dengan tingkah teman-teman yang mulai panik karena tidak membawa atribut lengkap untuk mengikuti upacara.

Ada yang lari menuju kesana kemari mencari pinjaman, ada yang sukarela mendadak beli atribut di koperasi sekolah. Membuat aku semakin rindu masa-masa itu.

Waktu menunjukkan pukul 06.30 tepat saatnya upacara bendera dimulai, ditengah kegiatan tersebut mataku mulai mencari keberadaannya di barisan kelasnya. "Mana ya Bayu kok nggak ada ya, apa dia sakit dan nggak masuk" ucapku dalam hati masih sambil mencuri-curi pandang untuk mencari keberadaan Bayu.

"Hayo nyariin siapa tuh, pasti nyari Bayu ya kan Dinnnn" Ucap Nisa secara spontan dan berbisik kepadaku.

"ih apaan sih sa, ya nggak lah ngapain aku nyariin dia kurang kerjaan banget" ucapku balas berbisik ke Nisa dengan nada yang sok karena takut ketahuan kalau aku memang lagi mencari Bayu, hehehe.

Setelah upacara selesai, seperti biasa waktunya Pak Budi menjalankan tugasnya yaitu mengurus dan memberi hukuman bagi siswa-siswa yang telat. Kami semua peserta upacara diambil alih oleh Pak Budi dan dipersilahkan duduk ditengah lapangan untuk menyaksikan hukuman yang diberikan Pak Budi untuk para siswa yang telat.

"Ayo semua yang telat maju kedepan" dengan nada tegas dan wajah yang sedikit marah. Para siswa yang telat pun berbaris didepan siswa-siswa yang lain. Bagi siswa yang tidak telat dan mengikuti upacara ini merupakan momen yang menyenangkan karena jam mata pelajaran pertama akan berkurang, termasuk aku hehe.

Setelah beberapa menit aku menyaksikan kegiatan itu ternyata salah satu orang yang aku cari ada di barisan tersebut. Ya benar, Bayu termasuk para siswa yang telat dan akan dihukum oleh Pak Budi. Melihat kejadian itu aku benar-benar terkejut dan teman-teman ku juga sedikit kaget.

"Kenapa sih Bay, kamu harus telat segala kan kasian kalau harus dihukum" ucapku dalam hati dan sedikit cemas.

"Sudah telat, atribut tidak lengkap selalu saja seperti ini kalian. Apa masih kurang hukuman dari saya jadi kalian seenaknya mengulangi kesalahan yang sama? Sekarang kalian harus jalan jongkok mengelilingi lapangan sebanyak 10 kali, setelah itu memunguti sampah yang ada di sekolah sampai jam mata pelajaran pertama". Ucap Pak Budi dengan wajah yang penuh amarah.

Hukuman pun mulai dilaksanakan oleh para siswa, dan kami semua yang mengikuti upacara dengan tertib segera dibubarkan dan kembali ke kelas masing-masing. Sambil berjalan menuju ke kelas mataku tidak bisa lepas untuk tidak memperhatikan Bayu, aku merasa kasihan tapi mau gimana lagi dia pun juga salah karena melanggar peraturan.

Pelajaran pertama pun akan segera dimulai semua siswa mulai menyiapkan bukunya masing-masing diatas meja, begitu juga dengan aku.

"Din, btw emang bener ya kamu udah jadian sama Bayu?" ucap Aldi yang langsung memecah keheningan saat itu kebetulan bangkunya berada tepat di belakangku, dan Aldi juga salah satu orang yang menyukaiku selain Bayu itu sih kata dari teman-temanku. Tapi menurutku berita itu tidak benar.

"Iya Al, baru kemarin juga sih" jawab ku dengan tersipu malu karena masih teringat kejadian kemarin.

Next chapter