14 PELAJARAN MEMASAK DARI IBUNYA DEWA

Saat itu pukul 10:00 mereka tiba dirumah. Sesampainya dirumah ibunya Dewa menyambut mereka didepan pintu. Ibunya Dewa berkata :

"Kok lama amat sih belanjanya cah ayu?" Tanya ibunya Dewa

"Iya tan tadi Dewa banyak ngeluh sih." Jawab Indri

"Hah?, kok jadi keluhan saya yang disalahin sih?" Tanya Dewa kepada Indri

"Iyalah kan kamu di pasar tadi ngeluh terus."

"Waduh, kok bisa jadi saya sih yang disalahin, kan kamu yang belanjanya lama"

"Ya kan nawar dulu loh"

"Nawar sih nawar, tapi kan gak sampe mutar-muter juga. Emangnya gak capek ngikutin kamu?"

"Tuh kan, ngeluh terus"

"Emang gitu Dewa mah, Dri" Ucap ibunya Dewa

"Tuh kan, bener kamu yang salah. Soalnya ibu kamu juga bilang emang kamu mah tukang ngeluh"

Sambil tepuk jidat Dewa pun berkata

" Iya deh iya, saya yang salah"

"Emang iya kok (blekk)" ucap Indri kemudian menjulurkan lidah

Sambil memegang pundaknya Indri, ibunya Dewa pun berkata

"Udah masuk yuk cah ayu, biarin aja Dewa mah emang gitu orangnya"

"Huh, ampun dah apalah yang dimau semua cewek di dunia ini?" Tanya Dewa

"Yang dimau cewek itu disayangin, dimanja, diperhatiin, dingertiin" Jawab Indri

"Hemm, gitu ya?"

"Iya"

"Tapi saya gak peduli tuh (blekk)"

"Udah, udah jangan ribut terus malu didenger tetangga. Kalian ini ya pacaran kok tapi kayak kucing sama *nj*ng" Ucap ibunya Dewa

"Indrinya sih bu" Jawab Dewa

"Kamu juga Wa, cuma nemenin pacarnya belanja aja ngeluh terus. Gimana mau jadi suami yang baik coba?. Buat malu keluarga aja"

"Caelah bu. Perasaan dari tadi pagi Dewa terus sih yang salah"

"Emang cowok itu selalu salah" Ucap Indri

"B*d* b*d* dah"

Ibunya Dewa dan Indri pun tertawa bersamaan karena melihat Dewa yang terpojok "Haaha".

Lalu mereka pun masuk kedalam kemudian saat di ruang tengah ibunya Dewa mengajak Indri supaya membantunya memasak di dapur. Saat memotong bahan-bahan untuk memask Indri pun bertanya-tanya tentang Dewa kepada ibunya.

"Tan" Panggil Indri

"Apa, Indri?" Tanya ibunya Dewa

"Dewa orangnya emang kayak gitu tah?"

"Kayak gitu gimana, Dri?"

"Ya, suka ngeluh gitu tah?"

"Emang iya dia mah kayak gitu, Dri"

"Hemm, pantes"

"Pantes kenapa tuh?"

"Ya, gak kenapa-napa tan."

"Ohh, kirain ada apa?"

"Nggak kok. Oh iya tan. Ini cabenya mau dipakai masak semua tah?"

Sambil tersenyum ibunya Dewa pun berkata "Ya. Janganlah cah ayu. Nanti kita semua sakit perut."

Indri hanya mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian bertanya

"Tan, kalo makanan kesukaan Dewa apa sih?"

"Dia mah apa aja dimakan, Dri." Jawab ibunya Dewa

"Bukan itu loh tan yang Indri maksud. Tapi makanan favoritnya Dewa loh."

"Makanan favoritnya Dewa mah opor ayam sama mie ayam, Dri"

"Ohh"

"Emang selama pacaran sama Dewa kamu belum tau makanan kesukaan Dewa?"

"Belum"

"Lah. Kok bisa gitu, Dri?"

"Ya, soalnya Dewa gak pernah ngasih tau sih, tan"

"Haduh. Gimana kamu ini cah ayu. Mosok makanan kesukaan pacarnya sendiri aja gak tau sih."

"Hehehe"

"Itu cabainya kalau udah dipetikkin terus diulek ya"

"Siap tan"

Kemudian saat ingin memasukkan salah satu bumbu dapur. Bumbu dapur itu malah tidak ada. Ibunya pun memanggil Dewa yang berada di kamarnya dengan suara keras dari dapur.

"Wa, wa" Panggil ibunya

Dewa pun mendekati suara ibunya sambil menjawab

"Apa bu?"

"Beliin merica, bawang putih sama bawa merah" Perintah ibunya Dewa

"Kenapa gak Indri aja sih, bu?"

"Lah, kan dia gak tau warungnya"

"Yaudah mana uangnya bu?"

Ibunya pun menyodorkan uang pas untuk membeli bumbu-bumbu tersebut. Kemudian Dewa lekas berjalan menuju salah satu warung yang ada didekat rumahnya. Sesampainya disana dia pun memanggil penjual itu.

"Bu, bu, beli" Panggil Dewa kepada pemilik warung

"Iya, mau beli apa, Wa?" Tanya penjual itu

"Mau beli bawang merah, bawang putih sama merica"

"Bentar ya saya ambiliin"

"Iya bu."

Sambil mengambilkan bumbu-bumbu yang diminta Dewa penjual itu menyindir Dewa dengan berkata.

"Kok tumben Wa beli bumbu-bumbu dapur kayak gini?"

"Iya. Soalnya disuruh ibu sih" Jawab Dewa

"Lah itu cewek yang kemaren siapa Wa, pacar kamu kan?"

"Iya bu"

"Lah, kenapa gak dia aja yang beli?"

"Dia lagi bantuin ibu masak"

"Wihh, kamu mau ya disuruh beli bumbu"

Dalam hati Dewa pun berkata "Ya gimana bu, terpaksa"

Tak lama kemudian penjual itu memberikan bumbu-bumbu dapur yang dipesan olehnya. Lalu dia memberikan uang yang diberikan ibunya itu kepada penjual. Setelah itu Dewa pun pulang kerumahnya untuk memberikan bumbu-bumbu tersebut.

Sesampainya didapur rumahnya dia langsung memberikan semua bumbu dapur yang dibelinya tadi dengan berkata.

"Bu, nih bumbunya"

"Makasih, Wa" Jawab ibunya Dewa

"Kamu ganteng deh sayang" Ucap Indri

"Lah emang dari dulu saya kan ganteng" Jawab Dewa

"Ganteng apaan?"

"Lah. Buktinya kamu mau kan jadi pacar saya"

"Terpaksa tau (Blekk)"

"Lah. Seriusan terpaksa?"

"Iya"

"Seriusan, Dri. Kamu terpaksa cinta sama Dewa?" Tanya ibunya Dewa

"Iya, bu"

"Lah. Kok gitu? Kalau terpaksa ngapain kamu mau sama Dewa?"

"Ya. Terpaksanya karena cinta yang selalu menginginkan dia bu"

"Dia siapa?"

"Ya Dewa"

"Yang bener kamu?" Tanya Dewa

'Benerlah"

Saat mereka mengobrol di dapur disisi lain Doni dan Jepri bermain game di kamarnya Dewa.

"Hemm,, kalau beneran cinta, udah tinggal disini aja" Ucap Dewa

"Lah. Ya gak bisa dong, Wa" Jawab ibunya Dewa

"Lah, kenapa bu?"

"Ya, karena kalian kan belum nikah"

"Yaudah nikah aja yuk, sayang" Canda Dewa

"Mau dikasih makan apa nanti anak-istri kamu?" Tanya ibunya Dewa

"Dikasih makan nasi dong, bu"

"Kamu kerja aja belum kok"

"Tau tuh si Dewa bu" Ucap Indri

Setelah ibunya dan Indri selesai mengulek bumbu mereka berdua pun mulai memasak. Kemudian ketika kekasihnya itu sedang mangaduk-aduk sayur dirinya pun memeluk kekasihnya tersebut, lalu berkata.

"(Kisah di pasar)

Di pasar tadi semua orang menyibukkan diri

Membeli barang

Tawar-menawar belanjaan.

Semua orang tak pernah memperhatikan sekitar.

Padahal ada seseorang yang mendamparkan diri sendirian

Ditengah keramaian

Bau busuk merenggut udara segar

Aku pun kelelahan

Menjamahi pasar bersama kekasihku

Kita berputar kesana-kemari mencari, mencari

Dan mencari kedamaian

Ujung dunia sana adalah batas pertemuan

Antara Adam juga Hawa yang saling berkelana

Dari ubun-ubun kepala menuju sanubari yang ingin kisah.

Kali ini..

Langit menawarkan keindahan cahaya

Menyusup menuju ruang pekat

Diberanda..

Kita menikmati udara yang menyingkat

Menyingkap keindahan kerudungmu.

Angin itu..

Membatasi cumbu kita

Aku cemburu..

Kala dia membelai manja rambutmu

Saat kita berboncengan di jalan tadi.

Tapi,,

Semua orang..

Mereka mengira kita telah menikah

Padahal kita belum..

Belum menjadi apa-apa

Hanya ulat yang tengah menjadi kepompong

Kemudian berharap bermetamorfosa kupu-kupu yang mengepakkan sayap-sayap

Menyajikan pemandangan yang tak pernah punah."

"Hemm" Jawab Indri

"Kok, hemm, sih sayang?"

"Nggak, maksudnya makasih atas puisinya"

"Alah, alah kamu ini Wa kayak ayah aja" Ucap ibunya Dewa

"Emang kenapa bu?"

"Ya, berpuisi terus, pinter ngegombal banget"

"Gak bu, itu kan khusus untuk Indri yang cantik ini" Jawab Dewa

"Iya sayang" Jawab Indri

Setelah itu Dewa pun meninggalkan mereka berdua di dapur kemudian beranjak ke kamarnya untuk berkumpul kembali bersama teman-temannya.

Note : After read don't forget to review my novels and give me your power stone to support me and my novels guys. Thank you for attention.

avataravatar
Next chapter