1 AWAL PERTEMUAN

Dewa dan Indri adalah murid di salah satu sekolah di lampung selatan. Dan hari ini adalah hari pertama mereka aktif belajar.

Tapi, Dewa bangun kesiangan. Ketika dia melihat jam di hp nya.

"Udah jam 7:15, mana belum mandi lagi"

Lalu Dewa bergegas bangun dari tempat tidur kemudian mandi. Ketika diruang makan.

"Bu, kok gak bangunin Dewa sih, kan jadinya Dewa kesiangan" ucap Dewa

"Salah sendiri kenapa bangunnya siang, kan kamu udah besar masa' sekolah harus ibu bangunin terus sih?" jawab Ibu Dewa

"Ya, kan seharusnya ibu ngerti lah, minta uang jajan bu"

Sambil menyodorkan uang Rp.10.000 Ibunya Dewa berkata, "Nih."

"Yaudah, ya bu, Dewa berangkat" "Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Dewa pun berangkat dengan mengendarai motor miliknya. Sesampainya disekolah.

"Pak, tolong bukain dong pintunya, saya mau masuk nih, udah terlambat" pinta Dewa kepada pak satpam

"Eh kamu baru kelas 10 aja udah terlambat, banyak tingkah" Jawab pak satpam

"Bukan gitu pak, saya bangunnya kesiangan"

"Makanya, jangan begadang, udah masuk sana"

Satpam pun membukakan pintu gerbang untuknya. Kemudian Dewa pun memarkirkan motornya, lalu masuk ke dalam kelas.

Namun, di dalam kelas sudah ada guru yang namanya bu Dwi (begitulah panggilannya) yang sedang mengenalkan dirinya ke para murid.

"Assalamualaikum bu," Dewa memberikan salam

Dengan nada lantang Bu Dwi berkta,

"Sini kamu, kamu ini baru pertama aktif belajar malah udah terlambat aja, berdiri disamping saya. Nama kamu siapa?" ucap Bu Dwi

Dengan lembut Dewa menjadwab,

"Nama saya Dewa Bu."

"Jangan di contoh ya nak!" seru Bu Dwi

Dengan serempak murid-murid menjawab,

"Iya Bu."

"Yaudah, sana duduk"

Karena tempat duduk di depan sudah ditempati murid lain maka Dewa pun duduk di bagian belakang paling pojok.

"Sial, baru pertama udah di permalukan," ucap Dewa di dalam hati

Tak terasa sudah pukul 10:15 dan bel istirahat pun berbunyi. Dewa pun tak pikir panjang langsung menuju ke kantin sekolah untuk makan. Sesampainya di kantin.

"Bu, nasi uduk nya 1 ya; sama bakwan 1; terus sama esnya 1" pinta Dewa

Setelah menunggu beberapa menit Ibu kantin pun mengantarkan makanannya ke Dewa.

"Ini nasi sama minumnya," ucap ibu kantin sambil menyodorkan nasi sama Es yang dipesan Dewa

"Makasih, ya bu" Ucap Dewa

Saat Dewa makan, teman 1 kelas Dewa saat SMP yang berjumlah 2 orang yang bernama Doni dan Jepri dahulu pun menghampiri Dewa.

"Wa, Sendirian aja kamu?" tanya Doni

"Eh, kamu Don, Jep"

"Iya, kalian sekolah di sini juga?" tanya Dewa

"Lah, kelihatannya?" jawab Doni

"Duduk sini!, saya makan dulu ya" ucapDewa

"Iya" ucap Jepri

Setelah Dewa makan, mereka pun berbincang tentang masa lalu mereka kala SMP dahulu.

"Eh, Don dulu kamu tuh ya sering banget ya main kejar-kejaran sama siapa tuh namanya?" Tanya Dewa

"Sama Desi, maksud kamu?" sambung Jepri

"Hahaha, iya, iya, benar kamu Jep"

"Wah, parah kamu Jep, malah buka aib saya lagi" Jawab Doni

Beberapa saat ketika mereka berbincang-bincang bel masuk kelas berbunyi. Dan murid-murid kelas 10 yang berada di kantin pun segera masuk kelas.

"Eh, Don, Jep, saya masuk kelas dulu ya" Ucap Dewa

"Iya Wa, kami juga mau masuk kelas" Ucap Jepri

"Yoi, bro" jawab Dewa

Mereka pun segera masuk ke kelas. Sesampainya di kelas Dewa pun langsung menuju tempat duduknya. Kemudian teman sebangku Dewa yang bernama Ningsih mengajaknya berkenalan.

"Eh, nama kamu siapa?" Tanya Ningsih

"Nama saya Dewa." Jawab Dewa

"Terus, nama kamu siapa?"

"Nama saya Ningsih"

Tak lama kemudian guru agama yang bernama pak Kasno pun masuk ke kelas dengan raut wajah yang sangar dan jalan yang cukup banyak tingkah pun masuk ke kelas. Kemudian duduk ditempat duduknya.

"Nih, guru bertingkah bangetlah."

Mendengar Ningsih yang berbicara sendiri tersebut, Dewa pun tertawa,

"Hahaha."

"Eh, kenapa kamu ketawa sendiri kayak orang gila?" tanya Ningsih

"Gak papa, ya abisnya kamu aneh sih"

"Aneh nya?"

"Ya aneh aja, ya kalo dia bukan guru, gak mungkin lah dia ngajar di sini"

"Iya juga sih, ya abisnya tuh guru jalan bertingkah banget udah kayak preman"

"Iya juga sih, ayuk lah kita hajar," gurau Dewa

"Kamu gila ya?, guru kok mau dihajar"

"Hahaha, gak kok cuma bercanda"

Pak Kasno yang melihat mereka mengobrol tak pikir panjang langsung saja menyindir mereka.

Kemudian sambil menghampiri mereka Pak Kasno berkata,

"Itu yang lagi pacaran di pojokkan. Cie, cie, Bapak ikutan dong."

Sesampainya di meja mereka pak Kasno langsung duduk. Kemudian berbicara.

"Geser! Saya juga mau ikutan pacaran, mengenang masa muda dulu, gak papa kan?" tanya pak Kasno.

"Udah duduk aja disitu pak, hahaha" jawab Ibnu

"Husstt,, kamu ini"

Para murid pun tertawa. Namun, Dewa dan Ningsih tersipu malu.

"Lanjutkan dong ngobrolnya, bapak juga mau ikutan, apa bapak nih yang PDKT sama ini cewek cantik."

Sambil mengedipkan matanya Pak Kasno berkata,

"Iyo ora cah ayu?"

"Waduh, bapak ini gak bagi-bagi sama yang muda." jawab Ilham

"Lah, saya muda gini kok, iyo ora cah ayu" tanya pak Kasno ke Ningsih.

Namun Ningsih dan Dewa diam saja tak berbicara sepatah kata pun. Akan tetapi para murid lain terus saja mengejek mereka berdua sampai kelas menjadi gaduh.

"Sudah, sudah, ini mau belajar aja tah? Kok malah berisik" ucap pak Kasno.

<span style="font-size: 18px;">"Ya enggak lah pak " ucap Dita</span>

"Yo uwis, kita lanjutkan perkenalannya, tapi diem, gak enak didengar guru lain"

"Siap pak" jawab para murid dengan serentak

Dan perkenalan pun dilanjutkan sampai istirahat juga dengan guru lain hingga hari pertama aktif belajar selesai.

Sesampainya dirumah Dewa melihat sebuah novel yang berjudul "Aku" (Mengisahkan kehidupan Chairil Anwar karangan Sjuman Djaya). Karena dia penasaran dengan isi novel itu maka ia pun langsung membacanya. Didalam hatinya berkata.

"Wahhh,, ini novel bagus banget" ucap Dewa

Lalu Dewa pun bertanya kepada kedua orang tuanya.

"Yah, ini Novel siapa?" tanya Dewa

"Novel ayah waktu bujang dulu, emang kenapa?". tanya Ayah Dewa

"Isinya bagus banget yah, saya suka sama novel ini, boleh buat saya gak?"

"Boleh kok, ambil aja, isinya bagus banget, novel itu ngisahin perjalanan hidup sang pujangga legenda Indonesia, yaitu : Chairil Anwar."

"Makasih ya, yah"

"Iya"

Dewa pun melanjutkan membaca Novel itu. Hingga hari itu dirinya lupa bermain karena sangat asyik membaca Novel "Aku" tersebut. Keesokan harinya dan selanjutnya dia selalu menyendiri dikelas sambil membaca novel tersebut.

Dewa yang tadinya adalah sosok yang periang kemudian berubah menjadi sosok yang sangat dingin juga pendiam.

Hingga dia sedikit berbicara dan mulai mencintai kata. Lalu dia menciptakan sebuah puisi tapi tak pernah di publikasikan ke siapapun termasuk kedua orang tuanya. Hari demi hari pun berlalu tak terasa 2 hari lagi akan diadakan classmeeting.

Dan sekolah pun telah menyudahi masa aktif belajar-mengajar. Sekolah pun mengadakan beberapa lomba yaitu : futsal, voli, cipta puisi, cerdas cermat dan beberapa lomba lainnya. Dan setiap kelas juga wajib mengirimkan para anggotanya untuk mengikuti lomba-lomba tersebut.

Dikala semua teman sekelasnya sibuk bertanya-tanya tentang siapa yang akan mengikuti lomba-lomba tersebut. Dewa malah menyendiri ditempat duduknya sambil membaca novel miliknya itu.

Hingga Ningsih pun menegurnya kemudian berkata.

"Wa, kamu kok gak ikut ngumpul sih? Padahal kan kita lagi ngomongin soal classmeeting nih" ucap Ningsih

"Iya, duluan aja, nanti saya mah ikut aja" jawab Dewa

"Hemm,,, kamu masuk lomba futsal ya, jadi cadangan aja, soalnya dikelas kita kan laki-lakinya cuma 10 orang, jadi kan sisanya bisa ikut lomba yang lain." ucap ilham

"Yaudah" jawab Dewa

Dan telah diputuskan bahwa yang mengikuti lomba futsal adalah Ilham, Angga, Fikri, Arif, Ibnu, Umar dan Dewa.

"Lalu yang ikut lomba cipta puisi siapa?" tanya Dita

" Waduh, iya," ucap Sela

"Yaudah kamu aja, Sel" ucap Angga

"Gak ah, saya kan, gak bisa buat puisi"

"Yaudah sih, tinggal buat-buat aja, susah amat" ucap Arif

"Enak banget kamu kalo ngomong, ini orang yang gak pernah mikir waktu dikasih tugas" ucap Ningsih.

"Ya kan tinggal

Kamu adalah bunga

Aku cinta kamu dan kamu juga harus cinta aku lah,

Ya kali gak cinta,, saya santet baru tau rasa Hahaha" ucap Arif

"Kamu udah gila ya? Pantes dahi nya aja panas sama kayak ketiak saya." ucap Sela

"Parah" ucap Arif.

Setelah membincangkan urusan classmetting. Dewa pun kembali ke tempat duduknya untuk melanjutkan membaca novel "Aku" yang telah dibacanya berulang kali hingga tamat.

Tapi, Dewa tak pernah bosan membacanya. Karena memang isinya sangat bagus. Ketika dia sedang asyik membaca novel itu.

Ningsih yang habis dari kantin kemudian duduk di samping dirinya. Kemudian ketika dia membuka lembar selanjutnya disitu ada sebuah kertas. Kertas itu adalah puisi ciptaannya sendiri yang sengaja disimpan didalam novel itu.

Karena Ningsih penasaran dengan lembaran kertas itu maka temannya itu langsung mengambil kertas miliknya tanpa izin darinya. Kemudian membaca isi puisi yang berjudul " ingin mengenal orang-orang " karya Dewa yang isinya.

Ingin mengenal orang-orang

Aku ingin mengenal orang-orang lewat kata-kata juga gerak tubuh yang menggerakan inti bumi, kemudian kan ku tulis dirinya menjadi puisi, karena aku telah letih mengorbankan hati untuk dicaci, mengorbankan ikatan untuk dihianati. Aku bosan.

Dan kali ini aku ingin mengenal orang-orang lewat langit di waktu tahajud yang membuka semua pintu-pintunya untuk doa-doa. Dan aku menengadah meminta supaya aku dapat mengenal orang-orang yang tak kenal batasan.

Dan aku ingin melepaskan segalanya yang memberat di pundakku karena aku ingin menjelma pujangga yang tak pernah kau kenal namaku kecuali biografiku, sajakku dan diseluruh tempat dimana pernah ada diriku.

Dan aku ingin mengenal orang-orang lewat pohon takdir yang selalu menulis nama-nama juga jalan cerita semua umat manusia. Yang tak pernah henti-hentinya melirik aku.

Dan aku ingin mengenal orang-orang lewat neraka yang tersiksa karena ketidak- nyamanannya berada didunia, yang melepaskan suara menggelegar bagai petir yang akan menyambar jiwa-jiwa penuh dosa."

membaca isi puisi Dewa tersebut Ningsih langsung tersentuh, dan berbicara.

"Wa, kamu bisa buat puisi ya?" tanya Ningsih

"Enggak kok, itu mah cuma iseng aja," jawab Dewa

"Udah, jujur aja, kamu bisa kan buat puisi"

"Hemm, sedikit sih"

"Puisi nya bagus tau Wa, masukin lomba ya?" tanya Ningsih.

"Jangan dong"

Sambil menjulurkan lidah Ningsih berkata,

"Bodo, masukin lomba ya,"

Kemudian Ningsih berlari, keluar kelas lalu menuju ke kantor sekolah untuk memasukkan puisi Dewa ke lomba cipta puisi.

Namun, Dewa tak tinggal diam kemudian mengejar Ningsih. Tiba-tiba..

Duarrr... (Bunyi tabrakan antara Dewa dan Indri).

Hingga mereka berdua terjatuh. Tetapi untungnya mereka berdua tidak terjadi apa-apa. Kemudian mereka pun berdiri,, dan..

"Eh,, kamu kalo jalan liyat-liyat dong" perintah Indri dengan nada marah

"Iya, maaf ya soalnya saya buru-buru" jawab Dewa

Sambil menunjuk ke arah Dewa, Indri berkata,

"Cowok tolol, jalan gak pake mata."

Ningsih yang menghentikan jalannya dan melihat kejadian langsung kasihan kepada Dewa yang dimarahi Indri. Lalu Dewa pun menghampiri Ningsih dan meninggalkan Indri dengan wajah jutek, seakan merasa tak berdosa.

avataravatar
Next chapter