14 Perang Batin

"Eeehhhggg...."

Desahan Violet akhirnya terdengar dan Marvel merasa benar - benar berhasil dengan rencananya. Violet sudah masuk kedalam pelukannya lagi, dan kini ciuman keduanya saling berbalas membuat gairah Marvel semakin besar.

Bibir Marvel kini turun ke rahang, dan leher Violet, dia terus menggigit dan menghisap leher putih itu dengan brutal tidak tertinggal juga dengan tanda kepemilikannya atas diri Vio yang dia tinggalkan di setiap bagian leher Violet.

Bibir Marvel terus menjelajahi setiap inci tubuh Violet dan kini sudah berada di dada Violet, apa yang dilakukan Marvel yang terasa sedang bermain di dada membuat Violet terhenyak. Sejak kapan pakaiannya terbuka? Dadanya sudah tidak berbalut apa - apa sedangkan Marvel tidak menghentikan gerakannya dan terus menghisap puncak dadanya yang sudah mengeras, menunjukkan gairah Violet yang mulai naik.

Violet semakin merasa tubuhnya panas, dia kini merasakan ada kupu-kupu beterbangan di atas perutnya dan memaksa Violet untuk kembali mendesah. Gairah Violet sudah tidak bisa dibendung lagi, kepiawaian Marvel sangat terlihat jelas dengan apa yang terjadi pada Violet saat ini.

Ciuman Marvel semakin brutal, dia ingin segera melahap habis Violet. Marvel semakin kasar dan dia berusaha melampiaskan semua kekesalannya kepada Violet selama dua tahun ini apalagi mengetahui Violet sudah memiliki penggantinya membuat Marvel kalap.

Violet tiba - tiba mendorong tubuh Marvel dengan keras sehingga Marvel terdorong ke belakang, Violet tersadar dengan semua yang telah dilakukannya ini dan apa yang sedang terjadi ini adalah sesuatu yang sangat salah. Violet sudah memiliki kekasih dan bayangan wajah Tommy melintas di kepalanya membuat mata Violet menjadi terbuka, apalagi Marvel juga sama bahkan pria itu sudah memiliki calon tunangan dan sekarang calon tunangan Marvel ada di luar sana.

"Ma'af, tidak sepantasnya anda disini tuan Marvel?" Ucap Violet dengan suara yang kembali datar. Violet mengambil kasar kemeja yang sempat dilepaskan Marvel dan memakainya kembali.

"Apa yang sudah kamu lakukan?" Tanya Marvel karena merasa terganggu dengan dorongan tangan Violet yang membuatnya mundur.

Marvel masih mengamati apa yang dilakukan Violet kepada dirinya, wanitanya ini tidak berani melihat wajah Marvel sama sekali karena merasa takut terintimidasi. Violet tahu kapasitasnya dalam menghadapi Marvel sehingga dia tidak berani mencoba - coba menatap Marvel jika dia tidak ingin kembali terhanyut.

"Anda adalah pelanggan saya dan tempat anda bukan disini, silahkan anda keluar karena semua contoh gaun dan jas ada di luar." Ucap Violet dingin, masih dengan melihat ke arah meja tanpa berani melihat Marvel dengan kedua matanya sendiri.

Marvel membetulkan kemejanya dengan kasar, dia marah dan juga kesal dengan apa yang sudah Violet lakukan. Penolakan Violet adalah sebuah penghinaan bagi Marvel karena Marvel selalu mendapatkan apa yang dia inginkan seumur hidupnya.

"Ingat Vio, aku tidak akan diam saja kamu memperlakukan aku seperti ini! Aku akan kembali untuk mengambil apa yang sudah menjadi milikku, dan saat waktu itu tiba, kamu jangan berharap untuk bisa lepas lagi dari genggamanku!" Ancam Marvel dengan mata berapi-api.

Tanpa melihat reaksi Vio, Marvel membalikkan badannya. Keluar dari ruangan Violet dengan membanting pintu kasar, membuat Violet tersentak karena kaget.

Marvel berjalan menuju ke tempat wanita yang akan menjadi tunangannya dengan langkah santai, wanita gila harta yang sebenarnya hanya dijadikan Marvel sebagai umpan untuk mendapatkan Violet kembali. Wanita yang merayunya saat berada di pesta para pengusaha dan kebetulan wanita itu berasal dari kota yang dijadikan Violet sebagai tempat tinggalnya.

Jantung Violet terasa sakit karena berdetak terlalu cepat. Tangannya menahan dadanya yang sejak tadi berdetak cepat sambil duduk di kursi kebanggaannya, ancaman Marvel membuat Violet merasa takut. Violet sudah mengenal siapa Marvel sejak lama dan dia juga sangat tau apa yang akan dilakukan oleh Marvel untuk mendapatkan semua keinginan yang sudah diucapkannya.

Marvel tidak pernah merasakan sebuah kegagalan, dia akan terus melakukan semua tang dia bisa untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan tidak terkecuali apa yang sudah dikatakan oleh Marvel tadi tentang keinginannya membawa Violet kembali.

Selama ini Violet masih belum bisa menghilangkan Marvel dari dalam hatinya meski sudah dua tahun berlalu, mereka berpisah dan tidak ada komunikasi dari keduanya. Semua usaha untuk melupakan Marvel sudah Violet lakukan termasuk dengan menerima Tommy sebagai kekasihnya beberapa bulan yang lalu.

Selain karena Violet ingin membalas kebaikan Tommy, Violet memiliki tujuan tertentu yaitu melupakan calon tunangannya yang berkhianat kepadanya dengan menduakannya.

Hati Violet masih sangat susah untuk mengikuti apa yang otaknya perintahkan, sudah sejak lama otak dan hatinya tidak sinkron karena hatinya terus menolak kehadiran Tommy sedangkan otaknya memaksa Violet untuk menerima Tommy sebagai wujud terima kasihnya kepada pria itu yang selalu menolong Violet sampai saat ini.

"Ya Tuhan, jangan buat hatiku semakin bimbang. Pria itu sudah memiliki tunangan dan aku juga sudah memiliki Tommy. Biarkan aku tetap bahagia dengan Tommy, Tuhan." Violet terus memohon untuk bisa melupakan Marvel.

Ancaman yang diberikan oleh Marvel terus terngiang di kepalanya, Violet takut jika Marvel akan melakukan sesuatu kepada Tommy. Tabiat yang dimiliki oleh pria itu sangat menakutkan dan Violet sangat hafal dengan semuanya.

"Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku kembali melarikan diri? Dua tahun pelarian ku sia - sia karena pria itu bisa dengan mudah menemukanku lagi, aku takut dia menyakiti Tommy dan jangan sampai semua itu terjadi."

Violet menundukkan kepalanya di atas meja kerjanya dengan beralaskan kedua tangannya. Air matanya yang sudah sangat lama tidak mengalir kini kembali menetes. Bayangan penghianatan yang dilakukan Marvel kembali terlintas padahal dia sudah berhasil melupakannya dengan berbagai kesibukan yang dia miliki saat ini.

Suara musik yang dijadikan Violet sebagai nada deringnya terdengar, Violet bangkit dan mencari ponselnya. Nomor tidak dikenal membuat Violet mengernyit, siapa yang menghubunginya dengan nomor yang tidak dikenal? Sedangkan semua yang berhubungan dengan pekerjaan semua diarahkan ke ponsel Laura.

Violet menggeser tombol berwarna hijau ke atas dengan ragu lalu menempelkan di telinganya. "Ya, haloo..."

"Halo Queen, pikirkan apa yang aku katakan tadi. Kamu mempunyai dua pilihan saat ini, yang pertama kamu datang sendiri kepadaku dengan sukarela atau yang kedua, yaitu aku datang kepadamu dan menyeret kamu untuk ikut denganku. Semua yang akan kamu pilih ada ditangan kamu sendiri, pikirkan baik - baik agar kamu tidak menyesali semua yang akan kamu ambil nanti."

Belum juga menjawab, panggilan itu sudah terputus. Violet tahu siapa yang memanggilnya dengan sebutan Queen dan orangnya hanya satu yaitu Marvel.

"Darimana pria itu mendapatkan nomor ponselku? Percuma sudah kalau dia sudah tahu semuanya tentang aku disini. Aku ingin bebas tanpa bayang - bayang pria itu lagi."

avataravatar
Next chapter