3 KEPUTUSAN

Seminggu berlalu. Violet sudah menyiapkan semua barangnya. Dia memutuskan untuk memenuhi keinginan marvel yaitu tinggal bersama di Seattle. Violet meminta asistennya untuk mengurus semua keperluan untuk butik miliknya selama Violet tinggal di Seattle.

Pagi ini Violet akan berangkat menuju Seattle, 1 jam lagi pesawatnya akan take off. Senyumnya terus merekah membayangkan wajah Marvel nanti sambil melihat tiket pesawat yang masih berada di tangannya. Violet sudah tidak sabar untuk melihat wajah terkejut Marvel saat melihatnya tiba di sana.

Violet sempat perang batin sebelum memutuskan untuk berangkat, dengan sekuat tenaga yang dia miliki, Violet berusaha untuk memberanikan diri hidup di kota lain dengan berita - berita tentang Marvel menguar hebat.

"Tunggu aku sampai, aku yakin kamu akan terkejut dengan apa yang sudah aku lakukan kali ini." lirih Violet dengan senyuman diwajahnya.

9.45 am

Violet telah tiba di Seattle. Senyumnya masih sama menghiasi wajahnya, dia terlihat bahagia. Violet memilih untuk tinggal di hotel sebelum dia pergi ke apartemen milik Marvel karena Violet yakin kalau sekarang Marvel sudah berada di kantor.

Violet melihat keluar menuju jalanan dan matanya melihat taksi yang berjejer menunggu penumpang. Violet melambaikan tangannya agar salah satu taksi yang sedang mangkal itu menghampirinya.

Violet langsung masuk ke dalam mobil taksi dan sang pengemudi meletakkan koper Violet di dalam bagasi mobil. Violet menyebutkan nama hotel yang cukup ternama di Seattle sebelum supir itu melajukan mobilnya.

Violet sampai di hotel dengan cepat karena jarak hotel dengan bandara tidak begitu jauh. Masih dengan semangat yang menggebu, Violet memasuki kamar yang sudah dia pesan untuk segera membersihkan tubuhnya dan berhias agar Marvel terpana saat melihatnya nanti.

Kesibukan Violet di dalam kamar hotel membuatnya tidak sadar kalau hari semaki gelap, Violet tersadar saat dia melihat ponsel miliknya yang menunjukkan pukuk enam petang.

Violet langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi, dia ingin Marvel mencium bau harum tubuhnya saat mereka bertemu nanti.

Violet langsung memakai pakaian yang sudah dia persiapkan sebelumnya untuk bertemu dengan Marvel. Sedikit memoles wajahnya dengan make - up membuat Violet tampak sempurna.

Violet memilih untuk memakai mobil yang disediakan oleh hotel kepada pelanggan vvip di hotel tempat Violet menginap.

Violet merasa gugup, dia berkali - kali meremas tangannya sendiri di dalam mobil. Supir hotel sedang melajukan mobil yang akan mengantarkan Violet ke apartemen Marvel.

Violet langsung meminta supir hotel kembali saat mobil yang ditumpanginya sudah sampai di lobby apartemen Marvel.

Violet langsung masuk ke dalam dan menuju ke arah lift yang nanti akan mengantarkannya ke tempat Marvel.

Ting.....

Pintu lift terbuka. Violet melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift dan menekan nomor lantai apartemen Marvel.

Dada Violet semakin berdentum keras, ini bukan kali pertama Violet datang ke sini hanya saja biasanya dia bilang dulu kepada Marvel kalau dia akan datang ke Seattle. Tapi kali ini berbeda, Violet ingin memberikan kejutan untuk Marvel sehingga dia tidak mengatakan kalau datang ke sini.

Ting....

Pintu lift kembali terbuka saat Violet tiba di lantai yang dia maksud. Violet melangkahkan kakinya keluar dari lift dan langsung menuju pintu yang sudah sangat di hafal oleh Violet di luar kepala. Pintu dengan password tanggal lahirnya sebagai kunci.

Violet mulai memasukkan password apartemen milik Marvel yang sudah Violet hafal. Apartemen ini memang dibeli Marvel untuk Violet jadi tidak heran kalau Violet mengetahui semuanya tentang apartemen ini.

Pintu apartemen terbuka, Violet melangkahkan kakinya memasuki apartemen Marvel dengan perlahan. Sepi. Itu yang Violet rasakan saat ini tapi meskipun begitu Violet tahu kalau saat ini Marvel sudah berada di rumah.

Lampu ruangan yang menyala seluruhnya membuat Violet yakin kalau ada seseorang di dalam apartemen ini. Violet mencoba melangkah semakin ke dalam dengan perlahan, telinga Violet sayup - sayup mendengar sesuatu yang membuat Violet penasaran.

Semakin lama suara itu semakin terdengar jelas, suara yang berasal dari kamar utama apartemen ini membuat Violet semakin mengerutkan keningnya.

Suara desahan tertangkap gendang telinga Violet semakin jelas, dada Violet bergemuruh bercampur dengan penasaran

Aaahhh....

Aaaaahhhh...

Desahan itu terdengar jelas membuat Violet semakin penasaran dan memutuskan untuk membuka pintu yang menghubungkan dia dengan seseorang yang ada di dalam kamar.

Violet terkejut dengan apa yang dia lihat saat ini, kekasihnya sedang memadu kasih dengan wanita lain yang selama ini ditampik oleh Marvel saat Violet bertanya tentang kebenaran dari berita itu.

"Ternyata semua yang dikatakan oleh paparazi itu benar adanya. Pria yang aku cintai setengah mati kembali menggoreskan luka di hatiku, kesetiaan ku hanya dijadikan mainan buatnya." jerit Violet di dalam hati.

Kedua tangan Violet membungkam mulutnya agar suara tangisnya tidak terdengar oleh kedua manusia yang sibuk dengan kegiatan mereka.

Marvel masih belum menyadari kedatangan Violet di dalam kamarnya, dia masih sibuk menghentakkan pinggulnya untuk memasuki wanita yang ada di bawahnya semakin dalam.

Violet semakin erat menutup mulutnya, air matanya sudah mengalir deras dan tidak terbendung lagi. Kedatangannya yang ingin memberikan kejutan malah berbalik arah, Violet sendiri yang terkejut melihat Marvel bercinta dengan wanita lain di dalam kamar yang selalu ditempati dia.

Teriakan Marvel mulai terdengar saat dia berusaha mengejar pelepasannya, tapi saat kepalanya mendongak matanya tidak sengaja melihat Violet yang menangis sambil menutup mulutnya rapat.

Marvel menghentikan gerakan pinggulnya, memastikan apa yang ada di depannya saat ini benar - benar Violet. Cintanya dan permata dalam hidupnya.

Marvel tersadar jika bayangan yang ada di depannya ini nyata saat melihat Violet menggelengkan kepala sambil berjalan mundur, menjauhi Marvel yang mulai sadarkan diri.

Tanpa menunggu lagi, Marvel berdiri dan melompat turun lalu dengan cepat Marvel mencari boxer miliknya sebelum dia berlari keluar mengejar Violet.

"Kenapa berhenti, Sayang? Aku belum selesai...." kata Faby dengan manja.

Faby merasa bingung saat Marvel menghentikan hentakan pinggulnya dan melompat turun lalu memakai boxer meninggalkannya sendirian, telentang dengan rasa yang menggantung karena Marvel belum memberinya pelepasan seperti biasanya.

Marvel menatap Faby dengan tajam tanpa menjawab pertanyaan dari Faby. Pikiran Marvel semakin kalut karena Violet melihat semua kelakuannya.

"Queen...! Tolong jangan pergi, dengarkan dulu penjelasan ku!" teriakan Marvel menghentikan langkah kaki Violet.

"Kenapa marvel? Aku harus mendengarkan apa lagi sebagai alasan kamu? Akun sudah pernah bilang kepada kamu saat itu, aku tidak tahu akan bertahan berapa lama lagi. Dan sepertinya ini adalah hari terakhirku bertahan disisi kamu, ternyata keputusan yang aku ambil salah. Meninggalkan LA dan memilih tinggal dengan kamu disini bukan hal yang benar." ucap Violet dengan menahan segala emosi dan air mata, meski air matanya masih mengalir dengan deras.

"Aku memaafkan semua yang kamu lakukan, hanya anggap saja kalau kita tidak pernah saling mengenal. Anggap kita tidak pernah menjalin hubungan apapun. Aku akan dengan senang hati melepaskan kamu untuk model seksi itu, selamat tinggal." ucap Violet sambil membalikkan tubuhnya, sama sekali tidak berniat melihat wajah brengsek milik Marvel.

***

avataravatar
Next chapter