webnovel

Kejutan Dari Marvel

Kesal, marah dan benci Marvel rasakan saat ini, melihat Tommy yang seperti tidak mengenali pria yang memanggilnya dengan sebutan "honey" di depan keluarga mereka.

"Mr. Tommy mengenali pria itu? Tapi kenapa dia menyebut Mr. Tommy dengan panggilan honey?" Pancing Marvel dingin.

"Ah, mana mungkin saya mengenali pria itu? Bukankah dia teman dari Mr. Marvel? Jangan - jangan dia kekasih Mr. Marvel?"

Rahang Marvel mengeras mendengat pertanyaan Tommy yang membalikkan semua ucapannya. Apalagi mata Marvel menangkap Violet yang sedang menahan tawa karena mendengar kata - kata yang dilontarkan Tommy kepada dirinya.

"Dia memang sahabat saya tapi dia bukan kekasih saya Mr. Tommy. Saya masih menyukai lubang yang dimiliki seorang wanita daripada lubang pantat yang sempit dan menjijikkan."

Byur...

Adel menyemburkan minuman yang baru saja dia minum tepat di wajah Tommy karena dia sedang menghadap Tommy untuk menghindari mata Marvel.

Tindakan Violet salah. Dia menyemburkan semua minuman yang ada di mulutnya setelah mendengar ucapan Marvel yang begitu brutal.

"Maaf Sayang, aku tidak sengaja." Ucap Violet panik. Dia mengambil tisu untuk membersihkan jas Tommy yang basah karena ulahnya.

"Honey? Kamu baik - baik saja?"

Gerakan tangan Violet terhenti setelah telinganya mendengar panggilan itu lagi. Panggilan seorang pria yang mengaku sahabat dari Marvel tetapi kenapa dia menyebut Tommy dengan sebutan menjijikkan itu?

"Honey? Kenapa anda memanggil kekasih saya dengan sebutan itu? Siapa anda sebenarnya?" Tanya Violet mengintimidasi.

"Kekasih? Yang benar saja? Dia adalah tunangan saya, kami sudah bertunangan satu tahun yang lalu dan cincin di jari kami ini sebagai buktinya." Jawab pria itu sambil menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya.

Violet melongo, dia merasa harga dirinya jatuh saat ini juga. Permainan apalagi yang harus dia hadapi kali ini?

"Tunangan? Benarkah seperti itu, Tom?" Tanya Violet kepada Tommy.

Nada suaranya sudah terdengar berat dan dingin. Wajahnya terlihat datar dan sama sekali tidak berekspresi.

"Honey, kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan perempuan ini? Kasihan kalau dia menunggu kepastian dari kamu, katakan saja kita sudah mempersiapkan pernikahan kita. Katakan Honey,"

Marvel menatap mommynya lalu mengedipkan matanya, memberikan tanda bahwa semua berjalan seperti yang mereka inginkan.

Berliana tahu apa yang sedang direncanakan oleh ibu dan anak yang ada di depannya itu membuat Berliana juga ikut senang.

Melihat tingkah Tommy yang mengabaikannya membuatnya sudah memberikan nilai yang sangat buruk kepada Tommy yang melakukan segalanya demi untuk bisa mendapatkan jalan kerjasama dengan Clara, orang tua Marvel.

Semua drama yang mereka lihat ini benar - benar kejutan yang sangat menakjubkan dari Marvel. Pria dominan itu tidak pernah bisa dikalahkan hanya dengan gay bodoh seperti Tommy.

"Hansen, kamu seharusnya tidak seperti itu. Siapa tahu kamu salah orang?" Kata Marvel menengahi perdebatan Hansen dengan Violet.

Tommy yang sejak tadi diam melirik kepada Marvel, memberikan tanda melalui matanya bahwa dia meminta pertolongan kepada Marvel.

Marvel tahu isyarat itu. Senyuman menakutkan terlihat samar di wajah Marvel tapi tidak ada yang menyadari semuanya.

"Bagaimana bisa aku salah orang? Semalam siapa yangs sedang bercinta denganku? Tanda - tanda di tubuhku siapa yang membuatnya kalau bukan kamu?" Ucap Hansen kembali sambil menunjuk Tommy kesal.

"Jangan sembarangan bicara! Siapa tahu kamu melakukannya dengan pria lain di luar sana? Kamu ini perampok ya? Jangan coba - coba memfitnahku di sini kalau kamu tidak ingin hancur!"

"Kamu mau bukti lain? Baik, akan aku tunjukkan! Nona yang mengaku kekasihnya Tommy, buka kemeja pria itu dan lihat, di sana ada bekas cupang yang aku buat. Aku tidak mungkin salah karena ingatanku ini masih berfungsi dengan sangat baik."

Wajah Tommy terlihat pucat, Marvel menyadari perubahan raut wajah Tommy membuatnya merasa merang dengan cepat.

Violet mencoba membuka kemeja Tommy tapi sebelum semua itu bisa dia lakukan, Tommy sudah mendorong kasar tangan Violet untuk menjauhi pakaiannya.

"Aaauuuwww...!"

"Hei Bung! Hati - hati berurusan dengan kami. Sedikitpun kami tidak menyukai cara kamu yang kasar kepada Violet."

Suara dingin Marvel menyadarkan Tommy seketika. Wajahnya yang sudah pucat semakin pucat saat suara Marvel terdengar marah.

"Maafkan aku Sayang, aku tidak sengaja."

Violet mengabaikan permintaan maaf Tommy. Matanya menatap tajam ke arah pria yang terlihat gugup saat ini mendapatkan tatapan tajam dari dia dan seluruh anggota keluarga yang ada di ruangan ini.

"Kenapa Honey? Kamu tega tidak mengakui keberadaanku setelah semua yang kita lakukan bersama? Hah! Lucu sekali kamu?"

"Jangan bicara omong kosong! Aku tidak mengenal kamu jadi jangan mengarang cerita yang tidak - tidak seperti ini."

Prok! Prok!! Prok!!!

Tepuk tangan Marvel membuat semua orang beralih memperhatikan Marvel. Pria yang sejak tadi diam kini menepuk tangannya dengan sangat keras seolah - olah sedang merayakan sesuatu.

"Kejam sekali anda Mr. Tommy? Anda sudah membuat orang yang menemani anda dari bawah terluka karena kalian ini pasangan gay atau anda melakukan semua ini karena takut kehilangan sumber berlian yang ada di hadapan anda?" Ucap Marvel penuh teka - teki.

"Apa maksud anda Mr. Marvel? Saya tidak mengenal pria itu dan untuk apa saya memaksa untuk mengenalnya saat kami memang tidak pernah saling mengenal? Anda jangan melawak, semua ini hanya jebakan untukku."

"Jebakan? Baiklah kalau anda pikir semua ini adalah jebakan. Saya memiliki sesuatu yang bisa membuat anda mengingat siapa diri anda sendiri."

Setelah Marvel mengatakan semua ancamannya, sebuah video yang menampilkan perbuatan menjijikkan Tommy dengan Hansen yang sedang bercinta dan orang - orang yang ada di sana terpana.

Tommy terlihat menikmati semua yang dilakukan oleh Hansen pada tubuhnya. Violet merasa mual, perutnya terasa di obrak - abrik membuatnya ingin muntah.

Marvel yang melihat Violet tidak tahan memutuskan untuk menutupi mata Violet menggunakan telapak tangannya lalu memeluk Violet, menekan wajah Violet di dada bidangnya.

"Jangan dilihat! Semua yang baru saja kamu lihat jangan kamu masukkan ke dalam pikiran. Hilangkan semuanya, anggap kamu sedang melihat tayangan yang tidak berfaedah."

Violet menurut. Dia memejamkan matanya di dalam pelukan Marvel. Parfum milik Marvel membuat Violet merasa tenang. Violet terus bernyanyi, menyenandungkan lagu kesukaannya dan mengabaikan semua bunyi yang ada di dalam video yang diputar oleh Marvel.

"Bagaimana Mr. Tommy? Apakah ada yang ingin anda sampaikan kepada kami? Sebuah penjelasan, mungkin?"

"Sebenarnya apa kesalahan saya kepada anda sehingga anda melakukan semua ini kepada saya?"

"Saya hanya ingin mengambil sesuatu yang berusaha anda ambil dari saya, tidak lebih dari itu."

"Maksud anda apa?"

"Anda saat ini sedang pura - pura tidak tahu atau anda benar - benar tidak tahu? Seharusnya anda sudah sadar diri saat pertemuan terakhir kita di pesta saat itu."

Next chapter