2 (2) Gadis aneh.

Jam menunjukan pukul 06:30, pagi ini sangat berbeda, Hana yang biasa nya bangun paling awal, kini dia masih terlelap tidur saat Si Bibi dan Nara sudah siap untuk sarapan.

"Nara, kok tumben Hana belum bangun jam segini?," Ujar sang Mama penasaran.

"Ah, mungkin dia kecapean Ma, soal nya semalam Nara lihat Hana belajar sampai malam. biar aku bangunin ya Ma." Nara berbohong, karna takut si Mama curiga.

Nara memakluminya, karna kejadian semalam, mungkin Hana masih kecapean dan trauma.

"Hana, bangun, udah siang," Tangan Nara menggoyang tubuh Hana pelan.

Perlahan Hana membuka kelopak mata nya, dengan pandangan kosong, ia berdiri dan menuju kamar mandi. dengan perasaan tidak enak Nara pun melangkah keluar kamar menuju meja makan "Ada apa dengan Hana? Kenapa dia aneh sekali dari semalam" batin nya.

Beberapa menit kemudian, Hanapun keluar dari kamar dan mendekati meja makan, dan saat itupun Bibi dan Nara terheran-heran dengan penampilan Hana, Hana yang biasa nya tampil sederhana, wajah polos tanpa make up, rambut biasa di ikat atau biasa di kepang, kini telah berubah.

kini Hana memoles wajah nya , dengan Lipstik berwarna pink, rambut di biarkan ter urai rapi, dan saat itu Hana terlihat sangat cantik menawan.

Setelah selesai sarapan, kedua gadis itupun berjalan menuju halte bus.

Sambil menunggu bus datang, Nara pun memulai membuka mulutnya yang memang dari tadi tak ada satu patah katapun yg keluar dari mulut mereka.

"Hana, kamu gak apa-apa kan?,"

"Emang aku kenapa?," jawab nya ketus.

"Soal nya dari tadi malam kamu berubah."

"Berubah?,"

"Iya, kamu dingin banget, dan jadi pendiam gini."

"Dari dulu aku juga begini"

"Enggak, kamu kemarin ramah banget orang nya, dan kamu juga bukan tipe orang yang suka pake make up."

"EMANG CUMA KAMU AJA YANG BOLEH PAKE MAKE UP HAH!!!," tiba-tiba Hana marah, dan itu membuat Nara kaget bukan main.

"Enggak, bukan gitu Han, aku cuma_"

"Udah deh, gak usah banyak ngomong." Hana marah ber api2, dia benar2 sangat berbeda dari biasa nya, kini Hana yang dulu penurut, ramah, sopan, dan baik sudah hilang

Semenjak kejadian tadi malam, Hana kini menjadi gadis yg dingin, jutek dan mudah emosi.

_________________

Hari berganti hari, dan satu bulan pun berlalu, Hana masih dengan sifat dingin nya, semua teman sekelas nya yang dulu sangat menyukai nya kini semua berubah membenci nya, dan hampir semua anak di sekolah membencinya.

Kini Hana lebih sering menyendiri. Nara yang masih setia, selalu mengawasi Hana dari kejauhan.

"Han, besok hari libur, gimana kalo kita ke pantai bareng," Nara membuka percakapan di tengah-tengah kesunyian di antara mereka yg kini sama- sama di sibukkan oleh ponsel masing- masing.

"Males." jawab Hana singkat.

"Kok gitu sih, kita lama loh gak liburan bareng-bareng," bujuk Nara, dan Hana hanya diam acuh tak acuh.

"Han pliiissss,"lanjut Nara

"Aku sibuk." Hana tetap pada layar ponsel nya.

"Kok gitu sih Han,"

"Aku mau pergi kerja."

"Han, kok gitu, plis besok ya,"

Tanpa menjawab nya Hana Melangkah meninggalkan sepupu nya itu.

Seperti biasa, Hana duduk dengan pandangan kosong memakai seragam toserba nya menunggu pelanggan datang.

Beberapa jam berlalu, dan kini pelanggan sudah pergi berlalu lalang, disaat jam sudah menunjukkan bahwa Sif nya telah berakhir. Tiba-tiba seseorang datang memgambil barang dan menuju kasir tempat Hana duduk standbye menunggu pembeli. dia adalah seorang pria muda tampan, dengan kulit putih, dan bertubuh tinggi.

"Semua 265.500 ribu Rupiah" Hana dengan nada datar nya.

Kemudian pria itu pun membayar dengan uang tunai di sertai dengan senyum manis di bibir nya. pria itu menatap Hana. Namun Hana tak menyadari hal itu.

"Apa ada hal lain lagi?," Tanya Hana

"Ah, tidak, terima kasih!"

"Pintu keluar nya ada disana!" Hana menunjuk pintu keluar yang terbuat dari kaca anti pecah yang bertuliskan, Tarik Dorong.

_______________

Di suatu pagi yang cerah, terlihat sosok pemuda tampan dengan seragam SMA sedang melihat keluar jendela mobil nya.

Alex Alfino, pemuda tampan yg terlahir dari keluarga kaya raya, orang tua nya adalah seorang Presdir dari sebuah perusahaan produk kecantikan yang sudah terkenal karna telah terbukti khasiatnya dan sudah teruji klinis. ibunya mendirikan sebuah butik dimana yang harga baju dan aksesoris di sana sampai berpuluh-puluh juta.

Alex Alfino, yang biasa di panggil dengan Alex, pemuda yg baik hati, lemah lembut, dan ceria. Hari ini dia akan sekolah di SMA Tunas bangsa, dia di pindahkan dari Jogyakarta ke Jakarta karna orang tua nya mendirikan cabang bisnis di Jakarta.

Beberapa saat kemudian, Alex, yg mendengar nama nya dipanggil oleh guru, mulai melangkahkan kaki masuk di sebuah kelas elit khusus siswa- siswi dengan IQ tinggi, karna Alex termasuk murid dengan otak komputer.

Alex pun berdiri tegap di depan para murid-murid di dalam kelas tersebut.

"Hai semuanya, nama ku Alex Alfino, kalian bisa panggil Alex, aku pindahan dari Jogjakarta, mohon bantuan nya," Alex dengan senyum cerah nya, membuat seluruh gadis-gadis di sana berteriak histeris, kagum dengan murid baru yang super tampan itu.

"Alex, kamu bisa duduk di dekat Hana," perintah guru, karna memang hanya Hana lah yg duduk sendirian.

Alex memandang Hana yg fokus pada buku-buku di tangan nya, kemudian melangkah menuju bangku dimana Hana berada.

"Hai, aku akan duduk di sebelah mu," sapa nya.

"Ya." sahut Hana cuek, dan tetap fokus pada buku-buku nya.

Setelah selesai jam pelajaran, Alex mencoba membuka percakapan dengan gadis yang duduk di sebelah nya.

"Kamu Hana ya, kenalin aku Alex," Sembari mengulurkan tangan nya.

Hana diam tak menanggapi.

"Emmm bukan kah tadi malam kita sudah bertemu, seharus nya kita bisa lebih akrab." lanjut nya.

"Entah, aku tidak ingat."

"Toserba, coba lihat aku," dengan senyum ceria.

Hana sedikit melirik. "Benarkah? Maaf aku lupa," kemudian Hana beranjak melangkah meninggal kan Alex yang terheran- heran dengan sifat si gadis.

"Hai Alex," panggil seorang gadis yang kini tepat duduk di bangku belakang nya.

"Iya, ada apa?,"

"Pasti sulit kan?,"

"Sulit? Maksud nya?,"

"Sulit lah sebangku dengan Hana, dia itu cewek teraneh di kelas ini!"

"Maksud nya?,"

"Mau gak aku ceritain?,"

"Ya boleh,"

"Dulu nih ya, awal-awal dia masuk sekolah ini, dia gak kayak sekarang, dia dulu ramah banget, ceria, sopan, dan baik banget orang nya, tapi semenjak malam itu dia berubah banget huuuuffff," gadis bernama Rara itu menghela nafas panjang

"Emang kenapa malam itu?,"

"Aku dengar-dengar sih, malam itu si Hana sama si Nara sepupu nya baru pulang dari mencari kerja paruh waktu, terus mereka melewati Lorong kecil dan gelap yg gk boleh di lewati saat bulan purnama. Namun mereka lewat sana pas bulan purnama, dan pada saat itulah Hana jadi berubah,"

"Lalu bagaimana dengan sepupunya?,"

"Sepupunya baik-baik aja,"

"Hahahaha,,,," Alex tertawa lepas

"Kok ketawa?,"

"Lucu aja, jaman moderen kayak gini masih percaya begituan,"

"Lah, beneran loh,dulu Hana orang nya baik banget, sekarang dia jadi psychopath gitu gara-gara malam itu,"

"Hah? Psychopath? Gak usah berlebihan deh,"

"Beneran nih, beberapa minggu lalu, semua anak di sekolah ini liat sendiri kalo dia memukul Ronald pakai sapu sampek Ronald pingsang, padahal Ronald adalah preman sekolah yang terkenal ganas nya. pokok nya jangan Sampek buat dia kesal, dia selalu main pukul-pukul aja tanpa pikir panjang,"

"Gak usah ngarang,"

"Ya udah kalo gak percaya, nanti kamu juga bakalan tau sendiri kok," gadis itu pun pergi dengan kesal karna Alex tak mempercayai cerita nya.

Bersambung...

avataravatar
Next chapter