webnovel

Permintaan Tolong Yang Tidak Diduga 

Sepuluh menit kemudian, Dina Baskoro sampai di kantor Teddy Permana.

Dina Baskoro masuk dengan tas di punggungnya, dan Rahmi melihat Dina datang.

Rahmi berkata dalam hati, "Mengapa orang ini ada di sini lagi? Apakah dia akan kesini untuk mengganggu pimpinan lagi? Cari masalah saja!"

Kemudian, Rahmi bergegas ke depan dan bertanya sambil tersenyum, "Bu Dina selamat pagi, apa anda sedang libur hari ini?"

"Aku..."

"Oh, apakah Anda di sini untuk bertemu dengan pak Teddy?" Dina Baskoro baru saja menyiapkan jawaban tapi Rahmi sudah memotongnya sambil tersenyum.

"Bu Dina, meskipun Pak Teddy memang sudah kembali dari perjalanan bisnis, dia sekarang masih sibuk dengan pekerjaannya dan tidak ada yang bisa bertemu dengannya."

Kata Rahmi, menunjukkan senyum yang sopan. Tapi dalam hati, Rahmi masih mengeluh, "aku tidak tahu apakah orang ini akan marah."

Tapi karena Teddy Permana telah memerintahkan, dan Teddy juga tidak bertemu dengan Dina Baskoro dalam beberapa hari terakhir, sebagai asisten, Rahmi hanya bisa menuruti perintah dan berusaha agar Dina Baskoro tidak sampai masuk ke kantor.

Dina Baskoro merasa sedikit bingung saat mendengar itu. Namun, Dina tahu di dalam hatinya bahwa Teddy Permana baru saja menolaknya pagi tadi dan pasti tidak ingin bertemu dengannya sekarang.

Meskipun Dina Baskoro tidak tahu alasan kenapa Teddy tidak mau bertemu dengannya, tapi apa lagi yang bisa dilakukan Dina Baskoro.

Dina Baskoro lalu hanya tersenyum pada Rahmi dan berkata, "Tidak masalah, aku memang kesini tidak untuk mendatanginya."

"Hah?" Rahmi terkejut.

Dina Baskoro memandang Rahmi dengan serius dan berkata, "Aku ke sini untuk mencarimu."

"Mencariku?" Ketika Rahmi mendengar itu, keningnya berkerut bingung dan bertanya dalam hati, "Ada apa orang ini mencariku sekarang? Mungkinkah ada kesalahan yang aku lakukan dan membuatnya tidak senang?"

Jadi Rahmi dengan bingung bertanya, "Bu Dina, apa yang dapat saya untuk anda?"

Melihat reaksinya yang kebingungan, Dina Baskoro terkekeh, "Jangan takut, aku hanya ingin minta tolong padamu dengan sesuatu."

Setelah berbicara, Dina Baskoro kemudian mengeluarkan rekaman video yang telah diberikan Widodo dari dalam tasnya.

"Rahmi, aku ingat kamu lulusan Universitas Sains dan Teknologi. Dan kamu adalah seorang ahli komputer bukan? Aku ingin kamu membantuku untuk mengembalikan video rekaman CCTV yang telah dibersihkan, bisakah kamu membantuku?"

Ketika Rahmi mendengar permintaan itu, dia terkejut karena mengira pada awalnya wanita ini akan mempermalukannya, tapi ternyata tidak.

Kemudian Rahmi terdiam untuk beberapa saat, lalu menerima rekaman video dan bertanya-tanya, "Bu Dina, rekaman video apa ini?"

Dina Baskoro merasa tidak perlu memberi tahu Rahmi tentang hal itu. Kemudian Dina Baskoro hanya berkata, "Oh, tidak ada, ini rekaman CCTV dari kampusku. Ngomong-ngomong, jika ini bisa dipulihkan, berapa lama waktu yang akan dibutuhkan?"

Rahmi berpikir sejenak dan berkata," Dalam keadaan normal tidak akan lama, tapi akan saya cek dulu rekaman ini."

Dina Baskoro mengangguk, "Oke, kalau begitu kamu bisa membantuku untuk melihatnya sekarang, aku akan menunggu di sini."

Kemudian Dina Baskoro mengambil salah satu kursi dan membawanya ke meja di samping Rahmi duduk.

Sangat jarang Rahmi melihat bahwa Dina Baskoro sedang tidak mengacau dan Rahmi tidak bisa menahan perasaan aneh, "Wanita ini terlihat sangat aneh hari ini dan bahkan dia tidak kesini untuk mencari pimpinan dan apa sih rekaman video ini?"

Kemudian Rahmi segera memeriksa rekaman video yang diberikan Dina Baskoro. Rahmi telah mengutak-atik sesuatu di komputer. Setelah beberapa saat, dia berbalik dan berkata, "Bu Dina, rekaman video ini benar-benar telah dihapus di satu bagian...."

Rahmi berkata kemudian berhenti sejenak, "Dan sepertinya rekaman itu dihapus dengan tergesa-gesa."

Dina Baskoro mencibir di dalam hatinya, mengatakan bahwa Renata Sanjaya pasti tidak mengerti tentang hal ini dan melakukannya secara diam-diam yang membuatnya menjadi tergesa-gesa.

"Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikannya?" Dina Baskoro bertanya.

Untungnya, tidak sulit bagi Rahmi untuk memulihkan rekaman itu. Nada bicara Rahmi juga terdengar percaya diri, "Sekitar setengah jam, seharusnya bisa pulih sepenuhnya."

Dina Baskoro mendengar ini dan langsung senang, "Wah itu bagus, terima kasih banyak."

Rahmi sangat terkejut sampai dia hampir berlutut, "Bagaimana wanita ini bisa berterima kasih sekarang?"

Jadi Rahmi buru-buru membalas, "Oh tidak masalah Bu Dina, terima kasih kembali."

Saat itu tiba-tiba pintu ruangan Teddy Permana terbuka.

Begitu pintu terbuka, Teddy Permana melihat Dina Baskoro duduk di samping Rahmi, dan melihat keduanya sedang tertawa sangat riang.

Teddy Permana mengangkat alisnya karena bingung dan bertanya dengan suara dingin, "Apa yang kamu lakukan?"

Dina Baskoro terkejut mendengar suara itu lalu menoleh dan melihat wajah Teddy Permana dengan ekspresi yang tidak nyaman.

Rahmi lalu buru-buru menjawab pertanyaan itu, "Pak Teddy, saya sedang membantu Bu Dina dengan sesuatu."

"Apa yang kamu lakukan?" Wajah Teddy Permana menjadi semakin tidak nyaman.

Dina Baskoro tidak ingin membuat Rahmi dalam masalah, jadi dia dengan cepat menjelaskan, "Oh, aku hanya meminta Rahmi untuk membantuku sedikit urusan. Tidak lama lagi akan selesai dan aku akan pulang.."

Kemudian, Dina Baskoro mendekati Teddy Permana dan bertanya dengan ramah, "Teddy, apa kamu sudah makan? Apakah kamu ingin makan bersama siang ini? Aku belum makan dan aku sangat lapar."

Teddy Permana melirik Dina Baskoro, dan menjawab cuek, "Tidak."

Wajah Dina Baskoro kemudian terlihat sedih dan berkata, "Oh, oke, kalau begitu."

Setelah berbicara, Dina Baskoro lalu berbalik dan memandang Rahmi sambil tersenyum, "Rahmi, apakah kamu sudah makan? Bolehkah aku mengajakmu makan setelah ini."

Mendengar permintaan itu, Rahmi menggigil, keringat dingin turun. Rahmi berpikir bahwa wanita ini memiliki temperamen yang lebih baik sekarang, tetapi pada akhirnya dia masih sangat konyol dan tidak layak untuk hidupnya.

Rahmi tidak menjawab karena merasa tidak nyaman dan tiba-tiba suara Teddy Permana terdengar dingin, "Makan apa?"

Dina Baskoro tersenyum licik, "he he, aku tahu trik ini akan berguna."

Jadi, Dina Baskoro menoleh ke belakang sambil tersenyum dan meletakkan tangannya di lengan Teddy Permana, "Aku ingin makan…. Yang terakhir kali."

Berbicara tentang restoran waktu itu, Dina Baskoro teringat saat sedang makan dan Teddy Permana kemudian meninggalkannya.

Dina Baskoro menoleh ke belakang dengan tersenyum dan berkata kepada Rahmi, "Rahmi, aku akan membawakanmu makanan nanti, sebagai rasa terima kasih karena sudah membantuku."

Dalam perjalanan ke restoran. Teddy Permana memikirkan senyum Dina Baskoro dan Rahmi tadi, membuatnya merasa tidak nyaman. Lalu bertanya dengan suara yang dalam, "Apa yang kamu minta Rahmi lakukan untukmu?"

Dina Baskoro menoleh dan menatap Teddy dengan rasa ingin tahu, "Kenapa, apakah kamu peduli?"

Teddy Permana mendengus dingin ketika mendengar jawaban itu, "Lupakan."

Dina Baskoro tersenyum, menunjukkan bahwa ternyata Teddy Permana peduli padanya dan hanya berpura-pura.

Jadi Dina Baskoro hanya berkata, "Bukan masalah apa-apa, aku hanya minta Rahmi untuk membantuku memulihkan rekaman video CCTV."

Teddy Permana tidak bertanya lagi.

Tak lama kemudian mereka sampai di restoran itu dan mulai makan.

Dina Baskoro merasa sangat kelaparan siang itu dan memesan banyak makanan enak.

Sedangkan Teddy Permana saat itu tidak memiliki nafsu makan dan hanya makan secukupnya.

Melihat mulut Dina Baskoro menggembung saat makan, Teddy Permana merasa itu sangat lucu.

Setelah makan dan kembali ke kantor, Rahmi mendekat dan memberi tahu Dina Baskoro, "Bu Dina, rekaman video pengawasan yang Anda inginkan sudah diperbaiki."

Next chapter