22 Putri Kita Adalah Orang yang Kuat?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Hari minggu ini, barang kiriman Huo Yao sudah sampai di rumahnya. Kotak yang dikirimkan sebenarnya juga tidak terlalu besar, tetapi bobotnya tetap berat. Huo Jinyan menggunakan semua tenaganya ditambah dengan bantuan istrinya untuk memindahkan kotak itu dari pintu ke dalam ruangan tamu.

Song Ning melihat suaminya yang ngos-gosan itu hanya mengejeknya dengan berkata, "Botol obat yang Yaoyao kasih itu jangan lupa diminum, ya!"

Wajah Huo Jinyan langsung berubah tidak senang. Ditambah dengan rasa lelahnya, ia jadi tidak ingin membalas cibiran istrinya.

Huo Yao yang sedang turun untuk mengambil air seketika melihat kotak kiriman di dalam ruang tamu.

"Yaoyao, kirimanmu datang." Song Ning berteriak kepadanya.

Huo Yao hanya mengatakan, "iya..." sambil meletakan gelasnya dan berjalan ke arah Song Ning.

"Apa barang yang dikirimkan oleh temanmu? Sangat berat!" Song Ning penasaran. 

Huo Yao menyipitkan matanya dan menaikkan lengan bajunya. Ia pun menjawabnya dengan santai, "Hanya barang-barang yang tidak penting."

Kemudian Huo Yao menundukkan badan dan merangkul kotak kiriman tersebut. Walau barangnya tampak berat, namun tubuh yang kecil dan ramping itu terlihat memiliki tenaga yang kuat untuk mengangkatnya.

"Aku naik dulu, ya!" Ujar Huo Yao dengan susah payah. Dari suaranya itu, gadis ini sepertinya juga sedang mengeluarkan banyak tenaga untuk memindahkannya.

Huo Jinyan yang ada di samping tadi hanya bisa melihat sikap putrinya dengan perasaan terkejut. Apalagi, ia sadar bahwa dirinya sendiri juga tidak bisa memindahkan kotak seberat itu sendirian tadi.

Apakah putrinya orang yang kuat?

Kotak ini paling tidak memiliki berat diatas lima kilogram. Huo Jinyan tentu heran bagaimana putri kecilnya ini bisa dengan santai mengangkat kotak seberat itu?

Song Ning juga sangat terkejut, dalam sekejap isi hatinya yang membayangkan bahwa putrinya memiliki sikap yang lemah lembut dan imut itu, langsung hilang dari pikirannya.

Huo Yao sama sekali tidak menyadari bahwa kedua orang tuanya menerima kesan lain dari sikapnya yang mengangkat kotak itu sendirian. Ia hanya fokus mengangkat satu kotak ini ke kamarnya saja.

Huo Yao sebenarnya memang memiliki kekuatan lebih sebelum masuk ke dalam tubuh ini. Setelah masuk kedalam tubuh ini, ia pun merasa bahwa tubuhnya tidaklah kuat. 

Walaupun merasa sangat lemah seperti seekor ayam, tetapi ia sudah melatih tubuh dan mentalnya selama satu tahun ini. Sekarang, tubuhnya bisa dikatakan lebih kuat dari sebelumnya.

Berat kota yang dibawa Huo Yao ini sebenarnya mencapai sepuluh kilogram. Akan tetapi,.bobot kotak itu sama sekali bukan masalah besar untuknya.

Setelah mengangkat kotak itu ke kamarnya, Huo Yao hanya menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam kamar. Ia sama sekali tidak keluar dari kamar.

Hal ini membuat Song Ning khawatir dan membuatnya beberapa kali mendekati pintu kamar Huo Yao. Saat sudah sampai, ia selalu ingin mengetuk pintu itu, namun pada akhirnya tidak melakukan apa-apa.

Ketika makan malam, Huo Yao baru turun dari kamarnya. Wajah yang indahnya itu kelihatan sangat lelah.

Hari ini kakak pertamanya, Huo Yanxi, kebetulan ada di rumah. Saat melihat Huo Yao ada di rumah ini, Huo Yanxi melihatnya dengan ekspresi terkejut. Maklum, sejak menjemputnya pulang dari bandara, ia tidak pernah di rumah dan belum terbiasa dengan keberadaan Huo Yao.

Sikap Huo Yanxi yang tidak pulang ke rumah juga bukan karena dirinya disibukkan oleh pekerjaannya. Ia hanya belum bisa menerima kenyataan bahwa Huo Yao adalah adik kandungnya.

Walau menerima atau tidak, Huo Yao sama sekali tidak memperdulikan hal itu.

Keluarga ini pun berkumpul di meja makan. Pada kesempatan ini, Huo Yanxi bertanya dengan penuh kebingungan. "Adik, aku mendengar dari ibu bahwa kamu ingin pindah ke SMA Yi Zhong?" 

Seingatnya saat di dalam mobil waktu itu, Huo Yanxi sudah mendengar bahwa Huo Yao akan memilih SMA Yi Zhong. Namun, waktu itu ia hanya mengira bahwa adik kandungnya ini memang punya kepercayaan diri yang terlalu tinggi. Sejujurnya, ia sudah merendahkannya dalam hati. 

Alhasil, saat mengantar Lu Xia kembali ke rumah keluarga Lu, ia juga tidak lagi pulang ke rumah. 

Kalau bukan karena ibunya yang menghubunginya beberapa kali, ia juga tidak akan pulang.

Tidak lama sebelum ini, ibunya juga sudah menyerahkan surat dari SMA Yi Zhong yang diberikan Huo Yao kemarin. Melihat itu, hati Huo Yanxi tentu sangat terkejut.

Ketika sedang makan, Huo Yao sangat fokus pada makanannya. Tidak lama kemudian, ia mengangkat kepalanya dan menatap Huo Yanxi sambil menjawab, "Iya…. benar. Besok aku akan ke sana untuk melaporkannya."

Sambil mendengar jawaban Huo Yao itu, Huo Yanxi juga memperhatikan sepasang mata adiknya yang jernih dan bersih itu. Sungguh, hatinya seakan sedang terganjal sesuatu dan ia pun segera mengatakan, "Kalau begitu… besok aku mengantarmu ke sekolah."

"Ah, tidak perlu, Kak. Aku bisa naik mobil ke sana. Kamu cukup menyibukkan diri dengan pekerjaanmu saja." Huo Yao menjawab dengan penuh pengertian.

Huo Yanxi yang mendengarnya merasa sangat tidak nyaman.

avataravatar
Next chapter