5 Memberikanmu Kesempatan Untuk Membalas Budi

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Huo Yao tersenyum, wajah yang segar dan dingin itu memunculkan ekspresi kehangatan yang sangat susah didapatkan. Ia dengan pelan memegang rambut putih dari nenek itu seperti sedang menghibur seorang anak kecil. 

Dengan suara yang pelan, Huo Yao pun berkata, "Formulir untukku pindah sekolah sudah selesai. Aku sudah seharusnya bersiap untuk pergi. Nenek harus menjaga kesehatan dengan baik, ya! Ingat, harus minum obat dengan teratur. Nanti saat ada waktu kembali ke kota S, aku akan bertemu dengan Nenek lagi, ya?"

Yang Qiuhua merasakan kehangatan itu. Tenggorakan yang awalnya kering pun tidak lama kemudian menjadi lega. Ia memegang tangan Huo Yao dengan erat, "Baik, nenek akan mendengarkan perkataanmu."

"Baguslah." Huo Yao dengan sangat senang menganggukan kepala.

He Xiaoman yang ada di samping saat melihat adegan itu malah membuat hatinya sangat tidak senang. Sebelumnya, ia sudah mengajak ibunya untuk kembali ke sana sampai mulutnya kering, hal itu bahkan tidak membuat ibunya mau ikut kembali bersamanya. 

Namun sekarang, dengan beberapa perkataan dari putri liar yang sangat sederhana ini, ibunya langsung bersedia?

Sepertinya He Xiaoman terlalu merendahkan kemampuan putri liar ini untuk menghibur dan membohongi orang lain!

*****

Pada saat ini, ambulan datang dan sudah berhenti di luar rumah.

Tidak lama kemudian, nenek menuruti keinginan yang dipaksa oleh He Xiaoman agar staf medis bisa segera membawanya dengan tandu ke mobil ambulan. 

Sebelum ke rumah sakit, He Xiaoman tidak lupa untuk memberikan peringatan kepada Huo Yao untuk segera pergi dari kehidupan mereka.

Setelah He Xiaoman pergi, Huo Yao langsung kembali ke kamar dan menarik keluar koper yang sudah disiapkan di bawah ranjang.

Kalaupun hari ini He Xiaoman tidak datang dan mengatakan perkataan itu, Huo Yao juga akan segera meninggalkan tempat ini.

Dari Lu Yao berganti ke Huo Yao hanya dalam beberapa bulan ini saja. Alasannya tidak segera kembali ke keluarga Huo karena memiliki beberapa alasan. 

Pertama, Huo Yao masih khawatir dengan kondisi kesehatan tubuh Yang Qiuhua. Kedua, saat itu ia juga sedang masuk ke semester dua tingkat SMA. Jadi, ia sudah mengabari ayah dan ibu kandungnya agar menunggu sampai akhir semester. Saat kelas tiga SMA, Huo Yao baru akan pindah sekolah.

Huo Yao pun mengambil sepucuk surat dari laci meja tua. Dengan jari-jemarinya yang lentik, ia dengan ringan memasukkan surat itu ke dalam tas.

******

Setelah menarik kopernya sejenak, Huo Yao baru ingin menutup pintu rumah. Namun seketika terdengar suara klakson dan membuatnya mengangkat kepala. Sambil menyipitkan mata, ia melihat ada sebuah mobil tidak jauh dari rumah ini dan mengeluarkan suara itu.

Walaupun menggunakan mobil merek Volkswagen yang biasa, tetapi design badan mobil itu terlihat sangat keren dan indah. Tampilan mobil itu tampak sederhana, tetapi tidak juga terlalu murahan.

Tidak lama kemudian, seseorang turun dari mobil. Orang tersebut tampak mengenakan topi lidah bebek berwarna hitam. Setelah turun dari mobil, ia terlihat dengan santainya bersandar di pintu mobil dan melihat ke arah Huo Yao.

Huo Yao mengangkat alisnya, wajahnya yang cantik pun sedikit meredup melihat sikap orang itu. Kemudian, ia menarik koper dan berjalan ke arah orang itu. Sambil tersenyum, ia berkata, "Khusus menungguku?"

Sepasang tangan pria itu terlipat di depan dadanya. Dagunya yang cerah itu pun menunduk ke bawah dan melihat ke arah Huo Yao. Saat selesai melihat ke arah koper Huo Yao, dengan bercanda ia berkata, "Jadi kamu diusir keluar rumah?"

Huo Yao pun melirik pria itu, "Menguping percakapan orang lain itu bukan tindakan yang dilakukan seorang pria terhormat."

Min Yu terbatuk ringan, "Apakah kamu lupa bahwa rumah kita berdua hanya setengah terpisah oleh dinding?"

"Jadi, kakak tetangga, apakah kamu sengaja menunggu di sini demi menertawakan orang yang pernah menyelamatkanmu?" Kedua tangan Huo Yao terlipat ke dada dan menunjukkan senyuman menyindir.

Setelah saling mengenal hampir setahun ini, Huo Yao yang tidak penah memanggil namanya membuat Min Yu harus menerima dipanggil sebagai kakak tetangga. Sekarang, panggilan itu sudah melekat pada dirinya dan membuatnya mengetahui semua informasi tentang latar belakang keluarga Huo Yao yang menyedihkan.

"Apa rencanamu sekarang?" Tanya Min Yu. Di bawah topi lidah bebek itu memang memancarkan wajah seorang pria yang memiliki fitur yang sangat tampan. Terutama sepasang matanya, keduanya menatap sangat dalam dan mengagumkan.

Setelah memikirkan beberapa lama, Min Yu seketika berkata lagi, "Tentu, kalau kamu tidak ada tempat tinggal, aku juga bisa memberimu tempat tinggal sementara."

Huo Yao melihat wajah Min Yu, dalam hatinya merasa tidak senang. Ia pun menarik kopernya yang berat itu dan meletakkannya di depan Min Yu. "Begini, aku kasih kamu satu kesempatan untuk membalas budi." Ucap Huo Yao.

avataravatar
Next chapter