1 1. Keluarga bahagia

Satu keluarga yang terdiri dari Ibu dan anak, yaitu Ibu Fatma dan kedua anaknya yaitu Rehan dan Zihan, mereka hidup bahagia walaupun mereka hidup sederhana. Semenjak kematian ayahnya, Rehan dan Zihan hidup bahagia bersama Ibunya. Rehan hanya sekolah sampai SMA, sedangkan Zihan sekarang baru duduk di kelas 2 SMA, Rehan dan Zihan hanya selisih dua tahun.

Bagi mereka, tidak ada yang lebih penting dari Ibu. Karena tanpa Ibu, mereka tidak mungkin ada hingga sekarang. Mereka hidup di pedesaan, semenjak ayah mereka meninggal, mereka pergi ke Bandung dan pergi meninggalkan Jakarta untuk selamanya.

Siang itu....

Rehan : "Bu..? "

Ibu : "Ada apa Han?" jawab ibu yang sedang menjahit baju Zihan

Rehan : "Ibu sedang apa?"

Ibu : "Kau tidak lihat Ibu sedang menjahit?"

Rehan : "Seragam Zihan sudah robek ya?" tanya nya sedih

Ibu : "Heeyyy, kenapa kau sedih?"

Rehan : "Maaf Ibu, sampai sekarang aku belum bisa mendapatkan pekerjaan"

Ibu : "Dengar, semua ini salah ibu"

Rehan : "Maksud ibu?"

Ibu : "Jika ibu sanggup menguliahkanmu, mungkin kau..."

Rehan : "Ssssttt, sudah bu, jangan di teruskan lagi, aku tidak ingin kita sedih sedihan seperti ini, walaupun kita hidup sederhana, kita selalu hidup bahagia kan?"

Ibu tersenyum dan mengangguk.

Rehan : "Sebentar lagi Zihan pulang, aku akan memasak nasi goreng kesukaannya"

Ibu : "Hmmm, lalu kau ingin memasakkan apa untuk Ibu? "

Rehan : "Untuk ibu? Hmmm, rahasiaaaa" ucapnya sambil pergi ke dapur

Ibu : "Hahaa, dasar anak itu"

Beberapa menit kemudian, Zihan datang.

Zihan : "Assalamu'alaikum?"

Ibu : "Waalaikumsalam, kau sudah pulang?"

Zihan : "Iya Bu" Ujarnya sambil mencium tangan Ibu

Ibu : "Ganti baju dulu sana, setelah itu kita makan bersama"

Zihan : "Kemana Kak Rehan?"

Ibu : "Dia sedang memasak di dapur"

Zihan : "Hmm, kebiasaan nya memang memasak untukku ya, haha"

Ibu : "Kau adalah adik kesayangannya, tentu saja dia selalu ingin memasak makanan untukmu"

Zihan : "Iya iya, aku ganti baju dulu"

Ibu mengangguk.

Rehan : "Ini Bu, nasi goreng nya sudah siap, Zihan sudah datang kan?"

Ibu : "Belum, Zihan belum datang"

Rehan : "Hah? tadi aku dengar suara Zihan kok"

Ibu : "Kau salah dengar kali"

Rehan : "Ya ampun Bu, kenapa jam segini Zihan belum datang juga? ini kan sudah jam dua Bu"

Ibu : "Tenang saja, sebentar lagi Zihan pasti datang"

Rehan : "Iya tapi tidak seperti biasanya jam segini dia belum pulang"

Ibu : "Kau sangat mengkhawatirkan adikmu ya?"

Rehan : "Tentu saja aku mengkhawatirkan dia bu, ibu ini bagaimana"

Zihan : "Ada apa ribut ribut? aku sudah pulang kok"

Rehan : "Zihan? ya ampuuunn kakak pikir kau belum pulang"

Zihan : "Kakak kena tipu lagi sama Ibu, haha"

Rehan : "Ibuuu, kebiasaan deh"

Ibu : "Hahah iya maafkan ibu, ibu hanya ingin melihat ekspresi kekhawatiran kamu sama Zihan, ibu senang melihatnya"

Rehan : "Kenapa?"

Ibu : "Ibu senang karena dari dulu kau dan Zihan selalu saling menjaga, dan selalu ada buat Ibu"

Zihan : "Tentu saja kami akan saling menjaga Bu, apalagi menjaga ibu, itu adalah kewajiban kami kan?"

Ibu mengangguk lalu memeluk mereka.

Rehan : "Ya ampun kok malah pada sedih begini, ayo makan, nasi goreng nya keburu dingin"

Setelah itu merekapun makan.

avataravatar
Next chapter