webnovel

Maafkan Aku

Semua orang menyaksikan kejadian tersebut terkejut setengah mati. Beberapa wanita yang kebetulan lewat, menjerit karena melihat Axton-Presiden mereka yang tampan, yaang selalu mereka puja, tak tersentuh kini tengah berciuman dengan Wenda secara tak sengaja.

Wenda menarik dirinya menjauh. Wajahnya merah padam, bibirnya yang merekah gemetaran tak tahu bilang apa. "Ma-af," ucapnya pelan. Dia mundur beberapa langkah dan berlari secepatnya meninggalkan Axton yang mengusap bibirnya.

Semburat merah tampak di wajahnya tampan, Dalton yang baru saja berhasil mendapatkan ponsel Wenda menunjukan wajah bingung begitu melihat raut wajah terkejut para karyawan dan bodyguard.

Yang lebih membingungkan lagi, wajah Axton merona sungguh dia tak mengerti dengan apa yang terjadi karena saking fokus dengan ponsel Wenda. "Sobat," panggilnya pada Axton.

Axton menoleh layaknya orang yang baru sadar karena sesuatu. "Apa yang terjadi? Kenapa mukamu merah begitu?" bukannya menjawab, mata Axton melihat pada ponsel Wenda.

"Apa ponsel itu milik Wenda?" Axton balik bertanya.

"Ya," jawab Dalton. Axton mengambil ponsel tersebut dan merubah raut wajahnya tenang kembali.

"Cari dia, bilang padanya bahwa temui aku di ruanganku."

💘💘💘💘

Wenda mencoba menenangkan dirinya setenang mungkin walau dia tahu usahanya akan sia-sia begitu memandang Axton yang menunggunya di dalam ruangan.

Memantapkan hati, Wenda membuka pintu ruangan Axton. Wenda kemudian masuk dan menutup pintu. Dia menunduk, takut melihat mata emerald Axton yang menatapnya lekat.

"Maafkan aku, Tuan. Aku tak sengaja menciummu sungguh aku tak bermaksud..." Axton tak mendengar, dia malah berdiri dan berjalan mendekati Wenda yang masih berkata-kata.

Wenda terpaku saat dirinya ditarik ke pelukan oleh Axton. Axton yang lebih tinggi membungkuk agar bisa menempatkan dagunya pada pundak Wenda. "Maafkan aku," ucap Axton.

"Aku menyesal karena sudah menggodamu, aku sudah minta maaf jangan mengabaikanku lagi." lanjutnya sambil mengeratkan pelukannya.

"Aku mengabaikanmu? Kapan? Ya mungkin aku menjauhimu tapi itu semua karena aku malu. Malu karena melihat wajahmu karena selalu teringat kejadian di Biang Lala kalau itu membuatmu tak enak, maafkan aku juga ya." balas Wenda.

"Tapi aku bahagia sekali karena aku ... dan kau..." Axton tersenyum walau tak tampak oleh Wenda karena masih dalam posisi memeluk.

"Berciuman?" Wenda tersipu malu mendengar ucapan Axton.

"Ya, itu ciuman pertama kita walau tak disengaja." sahut Wenda.

"Tidak, itu bukan ciuman pertama tapi ciuman kedua." Wenda membulatkan matanya mendengar kata tersebut.

"Hah? Kapan kau mencuri ciuman pertamaku?!" pekik Wenda. Bukannya menjawab, dia berusaha menyamankan posisinya dalam pelukan Wenda.

💘💘💘💘

"Apa?! Wenda mencium Presiden di depan banyak orang?!" pekik Brenda tak percaya mendengar kabar dari Salsa.

"Ya, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!" Brenda memukul meja dengan keras.

"Dasar! Dia ternyata diam-diam menggoda Presiden! Wajahnya saja yang kelihatan polos tapi hatinya busuk!?" kata Brenda dengan amarah meledak-ledak.

"Lalu apa kau tinggal diam, Brenda? Jika kau mendiamkan dia, dia malah akan bertindak seenaknya!" balas Salsa memanas-manasi Brenda.

"Tentu tidak..." Brenda menatap pada Salsa dengan senyum piciknya.

"Aku akan memberi dia pelajaran!" lanjutnya.

Next chapter