webnovel

Bisa Dibilang Begitu

"Wenda? oh wanita gila itu..."

"Tolong jangan mengatakan hal itu, dia wanita yang baik." potong Axton dengan nada yang dia usahakan setenang mungkin. Marah? Tentu saja, dia tak ingin mendengar satu kata ejekan untuk istrinya yang sangat baik itu.

"Hm, sepertinya kau sangat melindungi wanita itu. Apa kalian mempunyai suatu hubungan yang spesial?" tanya Leo tak sungkan. Sikap Axton sangat berubah drastis jika seseorang menyinggung Wenda termasuk saat dia membentak Wenda.

"Bisa dibilang begitu," jawab Axton.

"Karena kau sudah mengetahui hubunganku dengan Wenda, aku harap kau bisa menutup mulutmu. Di perusahaan ini hanya Cody, sekertarisku yang tahu hubunganku bersama Wenda dan kau adalah orang pertama yang tahu hubunganku."

"Tenang saja kawan, kau bisa mempercayaiku tapi satu hal yang kubingungkan,"

"Apa?"

"Kenapa kau menyukai wanita seperti dia? sungguh aku tak melihat suatu yang baik dari pacarmu itu!"

"Sudah kubilang, dia wanita yang baik. Kau saja yang tak mengenalnya dan tolong jangan kau memarahinya seperti itu. Jika sampai kau menyakitinya dengan kata-katamu itu, maka kau akan berhadapan denganku?! Mengerti!" Leo menelan ludahnya. Ancaman Axton sungguh tak boleh dianggap remeh.

"Jangan beritahu hubunganku pada kakekmu ataupun pada orang lain, cukup kau yang tahu." lanjutnya dengan nada datar. Axton kemudian berjalan menjauh dari Leo yang masih diam ditempat.

"Dasar posesif!" ejek Leo.

💘💘💘💘

"Aku senang bisa bertemu denganmu nak Wenda!" ucap Adam memulai pembicaraan.

"Aku juga, maaf ya kemarin belum sempat pamit karena cucu kakek itu angkuh sekali. Aku tak tahan jadi pergi." kata Wenda menyesal.

"Aku juga minta maaf ya kek karena udah tampar cucu kakek sembarangan." lanjutnya.

"Tak apa-apa nak Wenda, Leo memang sesekali butuh disadarkan oleh seseorang lewat tamparan. Terima kasih ya karena sudah menamparnya!"

Wenda tergelak mendengar ucapan Adam. Baru kali ini ada yang berterima kasih karena telah menampar seseorang terlebih jika orang itu adalah cucunya.

"Aku berterima kasih padamu sampai-sampai aku tak tahu harus berbuat apa untuk menebus rasa terima kasih padamu. Jika kau tak keberatan, apakah kau mau bekerja di perusahaan milikku?" tanya Adam tiba-tiba.

Wenda terdiam, dia tak tahu ingin menjawab apa. "Aku dengar kau hanya karyawan di sini. Tapi jika kau bekerja di perusahaan DeMonte Corporation, aku akan memberikan padamu jabatan yang lebih tinggi, bagaimana? kau tertarik?"

Wenda masih bingung dengan penawaran Adam, dia lalu menoleh pada Axton yang masuk menghampiri mereka. Axton tersenyum tipis memandang Wenda, wanita itu membalas senyuman Axton.

"Terima kasih atas penawarannya Tuan DeMonte, tapi aku memilih untuk bekerja saja di sini." putus Wenda.

"Aku masih butuh banyak belajar dengan pekerjaanku karyawan agar aku bisa memikul tanggung jawab yang lebih besar suatu saat." lanjutnya memberikan alasan.

"Baiklah jika itu keputusan nak Wenda, saya mengerti." balas Adam walau kecewa tetapi dia menghargai keputusan Wenda.

Axton dan Leo akhirnya bergabung dan dimulailah perbincangan antar kerja sama yang membosankan bagi Wenda. Dia yang tak punya urusan sebenarnya sudah meminta ijin untuk pergi tapi Axton tak memperbolehkannya.

Wenda yang malang. Dia harus mendengarkan pembicaraan tersebut. Beruntung, dia mendapat akses wi-fi di ruang kerja Axton lalu menggunakannya untuk membrowsing dan lain-lain.

Ponsel Axton bergetar menandakan ada pesan singkat yang masuk. Wenda mengambil ponsel tersebut, dia hendak memberikan ponsel itu pada Axton sebelum akhirnya melirik layar ponsel sekilas.

Dia terpaku melihat chat dari seseorang yang memiliki nama 'pacarku' dengan emoticon berbentuk hati yang lebih membuat Wenda terhenyak adalah pesan singkat yang dikirim oleh orang itu.

'Hai sayang.'

maaf semuanya ada masalah maaf ya. beberapa part tampak terlompat dan jika readers melihat ada yang salah silakan komen

LittleGirl_25creators' thoughts
Next chapter