1 Bab 1: Masuk ke sekolah bergengsi

Sekolah Menengah Atas Hopevale, sekolah bergengsi yang berada di kota Havenbrook. Orang-orang mengatakan "Jika bersekolah di sini, maka masa depanmu terjamin akan cerah."

Sekolah yang bergengsi ini memiliki kurikulum yang berbeda dengan sekolah pada umumnya. "Hopevale Specialized Education" adalah nama spesial yang diberikan kepada sistem pendidikan di sini.

Tidak hanya itu saja, staf-staf dan tenaga pengajar di sekolah ini adalah orang-orang yang sangat kompeten dan berpengalaman di bidangnya masing-masing.

Ditambah dengan fasilitas-fasilitas lengkap yang disediakan, menjadikan sekolah ini sebagai sekolah impian bagi siswa-siswi yang ingin menempuh pendidikan SMA-nya. Sekolah ini juga menyandang akreditas "S" yang diberikan langsung oleh Kementerian Pendidikan Nasional.

Setiap tahun ajaran baru, SMA Hopevale memiliki kuota siswa baru sebanyak 300 orang. Di sisi lain, data menunjukkan bahwa jumlah pendaftar di sekolah ini mencapai 3000 ribu peserta dan terus meningkat setiap tahunnya.

Tingkat persaingan yang tinggi, ditambah dengan tes masuk yang sulit membuat banyak siswa-siswi berjuang keras untuk mewujudkan cita-cita mereka menempuh pendidikan di sini.

Alexander "Alex" Wiliams Alex adalah seorang siswa lelaki dengan kulit cokelat terang, rambut hitam lebat dengan gaya belah tengah dan hidung yang tidak begitu mancung.

Dia adalah salah satu dari mereka yang berjuang keras dan berhasil. Dia berhasil lolos tes seleksi dan dinyatakan sebagai siswa resmi Hopevale. Alex sama sekali tak menyangka kalau dirinya yang hanyalah siswa biasa mampu untuk lulus di sekolah yang sangat bergengsi ini.

Perasaannya pun bercampur aduk, terdapat perasaan senang karena lulus tes masuk namun juga perasaan bimbang karena khawatir dirinya tidak dapat memenuhi harapan sekolah kedepannya.

Hari demi hari pun berlalu. Setelah penantian yang panjang, hari pertama sekolah dibuka telah pun tiba. Hari ini Alex akan pergi menginjakkan kakinya di atas tanah sekolah Hopevale, resmi sebagai seorang siswa.

Pagi harinya, Alex bersiap-siap di hadapan sebuah cermin. Dia mengenakan seragam sekolahnya, menyisir rambut hitamnya dengan rapi dan menyemprotkan wewangian keseluruh tubuhnya.

Yosh, ayo kita berangkat!

Di sisi lain, dia masih merasa gelisah. Di dalam hatinya terdapat berbagai macam emosi yang bercampur aduk. Semua perasaan dalam hatinya ini akan dia bawa dalam perjalanannya menuju Hopevale.

Alex menggiring sepedanya ke tengah jalan lalu menaikinya. Dia mengayuh sepedanya dengan penuh semangat dan harapan. Berharap, hari-harinya akan berlangsung dengan damai.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, dia telah tiba di gerbang sekolahnya. Dia masuk melewati gerbang sekolah dan tiba di halaman sekolah. Halaman sekolah ini sangatlah luas, mungkin seluas lapangan sepak bola. Alex merasa takjub melihat halaman sekolah seluas ini.

Wahhh ... He-hebat!!!

Alex melihat sekeliling sembari menggiring sepedanya, tampak pohon-pohon rindang yang tertiup angin dan bunga-bunga indah yang sedang bermekaran di taman. Sekolah ini terasa sangat damai dan asri. Suasana yang tenang di sekolah ini menenangkan hati Alex yang sedang gelisah.

Di halaman sekolah ini juga dia melihat banyak siswa-siswi yang berlalu lalang, gedung-gedung sekolah dengan warna putih elegan, serta patung-patung dan monumen sekolah.

Setelah meletakkan sepedanya di parkiran sepeda milik sekolah, Alex menuju ke sebuah pohon rindang. Dia berteduh dan duduk di bawahnya. Angin sejuk bertiup dari arah barat. Dengan hawa yang menenangkan, membuat kerindangan pohon semakin terasa. Alex merasa sangat tenang di bawah pohon ini, dia tidak ingin bergerak dari sini.

Ahhh tenangnya... Rasanya aku dibawa melayang-layang di udara...

"Selamat pagi, siswa-siswi pilihan! Selamat atas kelulusan kalian di SMA Hopevale! Silahkan lihat di papan pengumuman sekolah untuk mengetahui kelas kalian! Jangan lupa untuk cek bagian kelas "S" ya! Siapa tau kalian manjadi siswa unggulan, huhu. Jika kalian memiliki pertanyaan, maka kalian bisa bertanya kepada staff sekolah yang berada di sekitar kalian! Baiklah, sampai jumpa lagi semuanya!"

Terdengar suara wanita yang terdengar lembut namun penuh semangat dari pengeras suara. Alex yang saat ini sedang menikmati ketenangan dengan berteduh di bawah pohon rindang merasa benar-benar malas untuk bergerak. Namun, Alex harus beranjak pergi dari sini. Jika tidak, Alex tidak akan menjadi orang yang maju.

Dengan perasaan berat hati, Alex bangkit dari tempat duduknya. Tiba-tiba seorang lelaki datang menghampiri Alex. Seorang lelaki yang tampak misterius dan memancarkan aura hitam.

Rambut hitamnya tampak acak-acakan. Wajahnya menggambarkan kepribadian yang misterius dan juga menakutkan. Dia senantiasa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya.

Saat ini, lelaki itu menatap Alex. "Aku tunggu kejutan darimu, jangan sampai kau mengecewakanku." Ucap siswa misterius itu lalu dia pergi begitu saja meninggalkan Alex dengan tanda tanya di kepalanya.

Apa-apaan orang itu? Menakutkan sekali ...

Alex mati kutu, dia berdiri termenung di tempatnya berdiri selama beberapa saat. Hingga dedaunan pohon yang tersapu angin menghempas wajahnya dan membuatnya tersadar dari lamunannya. Alex langsung bergegas menuju lokasi papan pemberitahuan sekolah berada.

Setelah dia tiba di lokasi, terlihat banyak siswa-siswi berkumpul bagaikan lautan manusia berada di setiap papan pengumuman, mencari nama dan kelas mereka masing-masing. Alex bingung bagaimana caranya agar dia juga bisa mencari nama dan kelasnya.

Di bagian kanan, terdapat papan pengumuman yang lebih besar dari papan lainnya. Di dalam papan besar itu tertera nama-nama dari siswa yang masuk ke dalam kelas S, kelas unggulan dan terbaik di sekolah ini.

Hmm ... Sepertinya aku tidak perlu memeriksa di sana.

Alex merasa sangat yakin kalau namanya tidak akan ada di sana, mengingat dia hanyalah siswa biasa yang tidak memiliki keahlian khusus. Jadi, dia tidak akan mencari namanya di papan besar tu.

Setelah menunggu keramaian mereda, Alex memulai pencariannya. Namun, setelah mengecek semua papan pemberitahuan dia tidak menemukan namanya berada di papan manapun. Dia juga mengecek beberapa kali untuk memastikannya, namun dia masih tidak menemukan namanya. Sekarang, dia ragu apakah dia benar-benar lulus tes di sekolah ini?

Mungkin... Lebih baik jika aku tanyakan langsung kali, ya?

Setelah lelah mencari, Alex memutuskan untuk menanyakannya secara langsung kepada salah satu staff sekolah. Alex mendatangi seorang wanita yang terlihat seperti guru dan menanyakan penempatan kelasnya kepada wanita tersebut.

"Pe-permisi, bu, saya ingin bertanya. Saya sudah mencari nama saya di mading-mading sekolah, namun saya tidak menemukan nama saya di mading manapun. Apakah ibu tahu di kelas mana saya ditempatkan?" Alex bertanya dengan tersenyum gugup.

"Ahh, lagi? Ya ampun, seharusnya kalian melakukan tes penglihatan terlebih dahulu sebelum masuk ke sekolah ini deh. Ya sudah, sini, siapa namamu?" Guru itu membalas dengan ekspresi dan nada yang sedikit kesal sembari memegang kertas yang berisikan nama-nama siswa baru SMA Hopevale.

Sepertinya sudah banyak siswa yang bertanya kepada guru itu tentang kelas mereka. Alex merasa bersalah karena dia merepotkan wanita itu.

"Ahh-ha-ha, maaf, bu, merepotkan. Nama saya Alexander Williams, bu." Alex terlihat segan, merasa merepotkan bu guru itu.

"Hah? Apa? Alexander Williams?" secara tiba-tiba nada bicara ibu itu naik dan dia terlihat heran.

"Kamu tidak terlihat seperti apa yang orang-orang bicarakan, apakah kamu benar-benar Alex?" ibu guru itu tampaknya meragukan kebenaran dari pengakuan Alex.

"Eh? Saya Alex kok, bu."

"Astaga, sudah jelas kamu berada di kelas S. Seharusnya kamu sudah tidak perlu bertanya lagi. Hadeh ada-ada saja, udah deh saya mau pergi." Bu guru itu terdengar kesal lalu pergi meninggalkan Alex.

Ehhhhh!?

Alex yang mendengar hal itu merasa sangat kaget. Lulus tes masuk di sekolah ini saja sudah merupakan keajaiban bagi dirinya. Sekarang, dia juga masuk di kelas S, kelas unggulan di sekolah bergengsi ini.

Tidak mungkin terjadi kesalahan dalam penempatan kelas. Semuanya sudah diperhitungkan dengan baik oleh pihak sekolah dengan memperhatikan berbagai aspek.

Kemungkinannya hanya satu, sekolah memang menganggap Alex layak dan menempatkannya di kelas S.

avataravatar