webnovel

Prolog :

Sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku lakukan. Mungkin yang terkuat di antara semuanya. Tapi bukan sebagai pejuang keadilan atau raja iblis yang menaklukkan dunia, sebaliknya aku ingin menjadi seseorang yang bebas. Aku ingin melakukan semua yang ingin aku lakukan tanpa ada yang menghentikan aku. Melawan orang kuat atau menyelamatkan seseorang dalam situasi kritis. Ini bukan impian anak-anak. Tapi sebagai tujuan yang ingin aku capai dengan tanganku sendiri. Namun saat ini aku hanyalah Rein Kasumi, seorang dokter. Ini mungkin salah satu pekerjaan yang aku inginkan karena aku dapat memahami semua sistem atau struktur internal dan eksternal manusia. Memahami hal ini sangat membantuku karena aku dapat memperkirakan apa yang ingin dilakukan seseorang hanya dengan melihat gerakan ototnya. Ini membuatku bisa melawan siapa pun.

Tiba-tiba malam ini aku mendapat panggilan telepon karena ada pasien yang ingin berobat dariku. Oleh karena itu, aku masuk ke dalam mobil dan pergi ke tempat kerjaku.

"Mah... hal ini pernah terjadi sebelumnya.."

"Hmm..?"

Di malam yang gelap aku melihat sebuah mobil melewatiku.Aku melihat di dalam ada seorang perempuan di jok belakang mobil yang sedang meronta-ronta karena dipaksa oleh empat laki-laki untuk mengikuti mereka seperti korban pemerasan. Melihat situasi itu membuatku tersenyum lebar karena memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya saja sudah membuat jantungku berdebar kencang.

Aku dengan antusias mengikuti mereka secara diam-diam dan hati-hati. Setelah mereka sampai di tempat tujuan, aku memarkir mobilku agak jauh sambil menyiapkan perlengkapan yang diperlukan.

""_ ""

Hehe, kita mendapat tangkapan besar hari ini! Pria berkemeja hitam itu merasa senang bisa menculik wanita tak berdosa.

Wanita itu sangat ketakutan.

"Oi jangan terlalu menakuti dia" ucap seorang laki-laki berjaket hitam kepada laki-laki berkemeja hitam.

"Ehh.... baiklah" jawab laki-laki berkemeja hitam itu.

"Jadi beritahu kami rahasia ayahmu!" Pria berjaket merah itu mengancam wanita tersebut dengan pisau di tangannya.

"Heh, sehingga mati aku tidak akan mengatakannya!" wanita itu berusaha menunjukkan perlawanannya.

"Oi gadis, Ini bukan permainan! Jika kamu tidak ingin mengatakannya sekarang, bersiaplah untuk kehilangan satu atau dua jari atau kehilangan keperawananmu" Pria berkemeja putih itu dengan serius mengancam wanita itu.

Tiga pria lainnya menjadi bersemangat seolah ingin melakukan sesuatu pada wanita itu. Wanita itu sekali lagi berada dalam ketakutan.

"Malam ini cukup panas," kata pria yang tiba-tiba muncul di balik bayangan area tersebut. Pria itu berpakaian serba hitam dan menutupi kepalanya sehingga sulit melihat wajahnya apalagi di malam hari.

"Siapa kau?" kata pria berkemeja hitam.

"Kamu ingin berpura-pura menjadi pejuang di sini? Tapi betapa malangnya kamu karena kami berempat adalah mantan tentara!" Kata pria berjaket merah.

"Tapi kamu hanya manusia jadi pasti mudah," ucap pria berbaju hitam itu.

"Apa?" kata pria berjaket hitam.

"Dunia ini sangat keras, jadi pergilah nak, aku tidak ingin ada orang yang mati sia-sia di sini."

Namun pria berbaju hitam tidak mendengarkan peringatan mereka, malah maju ke arah mereka selangkah demi selangkah.

"Taunt.... Taunt.." suara sepatu pria berpakaian hitam itu bergema di seluruh area.

"Saksikan pesta yang mendebarkan ini!" pria berpakaian serba hitam itu berlari ke arah keempat pria itu.

Keempat pria itu mengeluarkan

senjata mereka seperti pisau, tonfa dan beberapa menghasilkan senjata.

Pistol ditembakkan ke arah pria yang menyerang mereka berempat. Empat peluru ditembakkan tetapi berhasil dihindari oleh pria berbaju hitam. Pria berkemeja hitam menyerang menggunakan sepasang tonfa. Ia menyerang dengan segala tekniknya namun semuanya dapat dihindari dengan mudah dan akhirnya serangan terakhirnya mengenai pria berbaju hitam tersebut meskipun ia mampu menahannya dengan tangannya.

"Hmm, mantan tentara itu hebat sekali. Serangan yang lumayan hebat. Baiklah, waktu bermainnya sudah habis" lelaki berbaju hitam itu mengeluarkan katana dari tas yang dibawanya tadi.

"Kamu ingin membunuh kami menggunakan pedang itu? Apa kau gila?!" kata pria berjaket hitam.

"Kamu belum tahu betapa hampanya suatu malam." Pria berbaju hitam itu memegang katananya dan menunjuk ke arah mereka berempat.

Pria yang memakai tonfa itu menyerang dengan cepat namun ditangkis oleh katana sehingga terlempar dari tangannya. Tonfa yang masih ada di sisi lain digunakan untuk menyerang kepala pria berbaju hitam itu. Sementara serangan itu hampir mengenai kepalanya, serangan itu diblokir di ujung mata katana.

"Apa? Tidak mungkin!" Pria yang mengenakan Tonfa terkejut dengan hal yang tidak terduga.

"Berakhirlah. " pria berbaju hitam itu memotongnya tanpa pria yang mengenakan tonfa mampu untuk bereaksi terhadap ayunan pedang itu. Banyak darah yang keluar dari tubuh pria itu.

Pria yang mengenakan tonfa jatuh ke tanah dengan banyak darah keluar dari tubuhnya.

"Namaku Xeno, ingat nama ini di ingatan kalian." kata pria berbaju hitam itu.

"Arghhh ..." Pria berjaket merah itu mencoba menyerang Xeno dengan pisau. Setelah Xeno berhasil menghindarinya, pria berjaket merah mencoba untuk menendang dan memukul Xeno mengunakan seni bela dirinya.

"Apakah kau tahu bahwa bentuk tubuh bukanlah cara untuk menjadi kuat tetapi cara penggunaan otot yang benar membuatkan kita kuat." Kata Xeno yang sedang menghindari serangan pria itu.

Xeno menanggapi serangan pria itu dengan tendangan sederhana tetapi efeknya cukup untuk membuat tubuh korbannya menerima pukulan yang kuat.

"Tahukah kamu bahwa jika kamu bisa memanipulasi otot dengan benar, anak-anak berumur 10 tahun bisa mengangkat beban bahkan 1 ton." kata Xeno.

"Jangan katakan perkara yang konyol! Uhuk... uhuk! kata pria yang ditendang itu dan batuknya mengeluarkan darah.

Ketika Xeno ingin memotong pria di depannya tiba -tiba terdapat tembakan yang diarahkan ke Xeno. Xeno melangkah mundur untuk menghindari serangan itu. Pria berjaket hitam itu menembak Xeno tanpa henti. Xeno hanya bisa menghindar. Wanita yang melihat kejadian itu menjadi terkejut melihat tindakan yang ditunjukkan oleh Xeno. Setelah kehabisan peluru, Xeno melemparkan pisau kecil ke tangan pria berjaket hitam itu. Setelah senjatanya jatuh, Xeno menyerangnya dengan cepat dan memotongnya. Xeno melihat pria berkemeja putih dengan pandangan tajam.

"Tidak mungkin! Kaulah yang menyerang di malam hari yang sering muncul dalam beberapa bulan terakhir!" Kata pria itu ketika dia mencoba melarikan diri.

"Kamu tahu banyak ya?" Xeno dengan cepat melemparkan pisau kecil ke kaki pria itu. Setelah pria itu kehilangan upayanya untuk berlari atau berjalan, Xeno menyerang punggung lehernya dengan punggung Katana. Pria itu jatuh karena pingsan. Xeno datang ke wanita yang diculik dan melepaskan ikatannya.

"Berhati -hatilah untuk selanjutnya." Kata Xeno.

"Tunggu! Apa yang kamu ..?!"

Tidak sampai wanita itu menyelesaikan kata -katanya Xeno menghilang dari pandangannya.

Kemudian Xeno pergi ke mobilnya dan melepas pakaiannya. Pria itu adalah Rein Kasumi.

"Ha ... menyedihkan sekali kerna aku menerima beberapa serangan dari mereka." Rein mengeluh kerna mendapat beberapa peluru dan sejumlah kecil tusukkan dari empat orang itu.

"" "_" "

Setelah itu aku pergi menaiki mobil dan pergi bekerja. Setelah tiba di ruang perawatan, aku melihat beberapa polisi menunggu di daerah itu.

"Rein Kasumi kamu ditangkap dengan tuduhan mencoba menyerang politisi dan membunuh beberapa orang secara rahasia, silakan ikuti kami." Polisi berkata kepada saya.

Pada akhirnya, aku ditangkap oleh mereka dan dijatuhi hukuman mati dengan tuduhan menggulingkan negara itu. Aku tidak mampu melawan hukum. Meskipun aku melarikan diri, kehidupanku tidak lagi menjadi bebas. Tadi malam adalah penyerangan di antara para politisi untuk mendapatkan kekuatan, pangkat, dan kekayaan yang lebih tinggi. Karena itu, mereka mempekerjakan mereka yang mampu memenuhi keinginan mereka kerna jika mereka menunjukkan rahasia yang buruk kepada saingan mereka. Itu adalah tindakan yang tidak ku sukai. Itu sebabnya aku tidak ingin terlibat dengan politisi. Karena aku memblokir semua kegiatan mereka, mereka tidak boleh hanya duduk dengan hangat. Mereka pasti merencanakan sesuatu untuk menjebakku. Mereka adalah politisi, tentu saja tidak ada yang mau menyalahkan mereka. Selama Anda memiliki kekuatan dan kekayaan, Anda dapat melakukan apa saja. Tapi aku tidak suka konsep seperti itu.

Aku akhirnya dibawa ke ruang akhir iaitu ruang kematian. Ini adalah kehidupan terakhirku.

("Kenapa? Kenapa seperti ini? Beri aku kebebasan! Mengapa aku harus berakhir di sini. Aku tidak ingin mati seperti ini!") Jeritan kecil di hatiku menjadi lebih kuat.

Akhirnya hidupku sudah berakhir .... itu seharusnya terjadi.

("Tetapi mengapa secara tiba-tiba aku berada di tengah hutan? "). Akhirnya aku terdampar di dunia yang tidak ku ketahui dan dalam masa yang sama, aku terselamat dari kematianku.