6 Awal pertemuan

Tak terasa sudah 1 tahun aku ikut hani mengajar ngaji di mushalla.Ternyata berinteraksi dengan anak-anak kecil membuat kesenangan tersendiri di hatiku.Tingkah para anak-anak santri itu terkadang bisa menghibur diriku melupakan masalah hidup yang ada.Sore itu setelah selesai mengajar anak-anak mengaji,aku bergegas untuk pulang ke rumah.

"ayo, kita pulang han sudah sore nih"kataku sambil membawa tas menuju pintu keluar.

"kau duluan saja,ada yang harus kukerjakan setelah ini"jawabnya sambil memasukkan berkas kedalam tasnya.

"ok.Kalo gitu aku duluan ya han,assalamu'alaikum".

"waalaikumsalam,hati-hati ya mei".jawabnya.

Ditengah perjalanan aku merasa haus,aku memutuskan untuk membeli air mineral di mini market dekat mushalla.Ketika aku ingin membayar dikasir,tiba-tiba ada menyentuh pundakku sambil berkata.

"maaf mba, boleh ya saya duluan?soalnya saya buru-buru".

Aku terkejut dan menoleh kearah sumber suara.Sekilas aku memperhatikannya,ya dia seorang pemuda yang tampan dengan hidung mancung namun kulitnya tak terlalu putih, berperawakan tinggi sekilas seperti keturunan arab.Aku menganggukkan kepala tanda setuju dan bergeser mundur sambil mempersilahkan pemuda itu kearah kasir lebih dulu.

Dari belakang punggungnya aku terus memperhatikan tingkahnya.Sekilas aku mendengar dia mengatakan bahwa dompetnya tertinggal,aku pun maju menghampirinya.

"mas,pake aja uang ini" kataku sambil menyodorkan uang seratus ribu rupiah kepadanya.

"tidak usah mba,saya gak mau merepotkan mba,apalagi kita tidak saling kenal" jawabnya.

"gak papa mas saya ikhlas kok,pake saja menolong kan tidak harus saling kenal dulu"jawabku sambil tersenyum kepadanya.

"baiklah kalo mba memaksa,tapi saya anggap ini hutang ya mba.Saya pasti akan mengembalikannya nanti.Kata pemuda dihadapanku.

"terserah mas saja,tak dikembalikan juga gak papa.Saya sudah ikhlas kok mas"jawabku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.

avataravatar
Next chapter