webnovel

satu

Siapa yang tidak mengenal keluarga Mahardika yang terkenal akan kesuksesannya dibanyak bidang. Perusahaan itu bernama M.A OF Grup. Panji Mahardika adalah penerus ke 3, ia dikenal sebagai sosok yang berwibawa, pantang menyerah, ramah, rendah hati, penyayang keluarga.

Tidak ada yang tau sifat asli dia. Panji memang dikenal penyayang keluarga, apa mereka tidak melihat bagaimana kejamnya ia menyiksa anaknya Azura Putri Ayana Mahardika tidak dengan Alana Putri Ayana Mahardika. Aulia Ayana Mahardika istri dari Panji pun sema kejamnya jika menyangkut putri keduanya itu.

Azura gadis malang yang harus terlahir dikeluarga biadap ini, ia bisa apa ia hanya dia diam pun seperti nya salah.

_____

"DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI!!" Bentak lelaki paruh baya

"Zura gk ngelaku.." Ucapan nya terpotong

"Gak usah bohong dehh dek!!" Potong Alana

"Kau ini zuru tidak tau diuntung. Aku susah payah menyekolahkan mu knapa didik kaan mu begini. KENAPA KAU MEREBUTNYA BASTION YANG SUDAH JELAS JELAS IA KEKASIH KAKAKMU!!" bentak ayah Azura

"Aku tidak melakukannya seharusnya kata kata itu untuk kaka.."

PLAKK...

"Bukannya meminta maaf mlah menuduh anak ku hahh!! Terima hukuman mu Zura"

Ayah Azura pun melepas ikat pinggang nya dan..

Chasss...

Chas...

Chasss..

"Ayah ampun..." ucap Zura lemah

Malam ini menjadi saksi kekejaman seorang ayah kandung yang dengan teganya menyiksa anaknya sendiri.

Alana puas akan itu bagaimana pun ia sangat membenci sangat benci adiknya itu. Ia akan selalu membuat hidup Azura sengsara itulah misinya. Ia cemburu kenapa harus Azura yang menjadi kekasih Bastion si ketos itu?kenapa bukan dirinya?kenapa?

"Bawa dia kekamar setelah itu kunci dia dan ingat jangan beri dia makanan sedikitpun!" perintah Ayah Azura kepada para maid

"Baik tuan" ucap maid itu

Maid itupun membawa Azura ke kamar yang di lantai atas, memasukannya kemar dan menidurkan nya.

"Maaf bibi non hiks.. Bibi tidak bisa membantu hiks.." ucapnya bagaimana pun saat ini Azura dalam keadaan tidak berdaya ia butuh seseorang untuk menjaga nya tapi ayahnya melarang seluruh penghuni rumah untuk membiarkan nya saja

"Bi.. Zura bisa melakukannya sendiri, aihh sekarang bibi keluar sebelum ayah marah lagi nnti bibi bisa terluka" ucap Azura lemah

"Maaf sekali lagi non hiks.. Bibi pamit" ucap maid itu sembari berjalan keluar dan menutup tak lupa ia mengunci pintu kamar itu

Setelah maid itu pergi Azura mengambil kotak PT3K yang tadi sudah diambilnya kan maid itu.

"Aku hanya bisa menyembuhkan didepan saja, kenpa ayah melarang mereka menolong ku sihh. Sial!!" ucapnya setelah mengobati luka di tubuh nya tidak seluruhnya sihh tapi ya sudah lahhh apa boleh buat.

___

Azura termenung ia tidak bisa tidur sedari tadi ia takut mimpi itu datang lagi.

"Hiks...hiks..hikss a.aa..ku takut ibu ayah Zura takut.." berat masalah yang ia pikul sedari dulu apalagi ia berdiri sendiri. Sekecil kebahagiaan yang datang pasti akan hilang dalam sekejap digantikan dengan kesengsaraan yang entah kapan akan berhenti

Saat kematian menjemput Azura?

"TIDAK!! AKRHHH HIKS.. Mereka jahat mereka jahat kenapa aku mengemis belas kekasih mereka akhrhhh.." Azura berteriak dengan lantang

Ia kemudian berlari ke kamar mandi dan...

Prang..

Azura memecahkan kaca dengan tangan nya. Darah keluarga dari tangan mulusnya itu. Kemudian ia mengambil pecahan itu lalu menggores nya dilangan nya

Srtt...

Srttt....

Srtt...

Tiga sayatan ditangan nya mampu menenangkan nya namun itu terlalu dalam, kesadaran Azura mulai menurun. Belum cukup dengan itu Azura menancap kan pecahan kaca di perut nya

Srttt.....

Darah bercucuran keluar dari belik baju Azura

Serta di tangannya

"Hahaha aku sudah gila yaa? " semuanya baginya itu tidak seberapa dengan sakit dihatinya.

"Kenapa tidak sesakit dulu apa perlu lebih? Hahaha" setelah berucap begitu Azura kembali mengambil pecahan kaca dan menancap kan lagi di kakinya, Azura menancap kan nya begitu dalam sampai ia tak melihat lagi kaca itu

Kesadaran Azura mulai hilang dan..

Brak.. Azura jatuh pingsan di atas tumpukan kaca. tak adakah yang membuka kan pintu dan menolong nya? Tak adakah yang mau menolongnya? Sungguh kejam dunia menyiksa Azura

____

Ruangan bernuansa serba putih dan bau obat obat tan itu menjadi pandangan pertama yang Azura liat. Sendiri tak ada yang menunggu nya sadar?

Cklekk..

Pintu terbuka dan nampak lelaki ber jas putih dengan satu orang mengikuti nya. Ia memeriksa Azura, Azura tak bergeming sedikit pun ia hanya menatap kosong pintu. Berharap masih ada orang yang datang namun nihil tak ada lagi seseorang yang masuk. Lamunannya buyar kala dokter itu bertanya

"Apa ada yang sakit?" dokter itu berkata dengan lembut beda dengan ayahnya yang selalu membentak nya. Azura hanya merespon dengan gelengan.

"Apa mereka tidak datang?" azura bertanya kepada sang dokter

"Tunggu aku akan menghubungi nya" ucap dokter itu sambil mengambil HP nya namun Azura menahan lengannya.

"Tidak perlu, mereka pasti sedang merayakan ulang tahun Alana" ucapnya lemah

"Baiklah aku panggil kan teman mu saja" namun Azura lagi lagi merespon dengan gelengan. Alex nama dokter muda itu pun menghela nafas, ia sudah berkali-kali melihat Azura dengan kondisi seperti ini. Ia tahu masalah keluarga Azura.

"Zura aku akan me.." ucapan alex terpotong

"Kenapa kau selalu menyelamatkan ku dari kematian!! kau tau betapa tersiksa nya aku!! Aku lelah alex!! Arhkkkk.. Pergi!!" ucap zura frustasi

"Zura.." lagi lagi ucapannya terpotong

"Pergi!!" ia diusir lagi

"Azura tolong tenangkan diri mu" alex masih belum menyerah

"Ku bilang pergi yaa pergi!!" Azura tampak kacau sekarang ia menjambak rambutnya. Alex yang melihat itu pun segera berdiri dan menahan tangan gadis malang itu.

"Cepat suntik dia" perintah alex kepada suster tadi, suster pun segera menyiapkan suntik kan dan hendak menyuntik Azura namun Azura terus saja mengamuk, suntik kan itu terjatuh.

"Hahaha kau hahh kau mau apa!!.." Azura berteriak kepada sang suster ia tidak suka seperti ini. Kenapa harus dibius ia ingin mengakhiri hidupnya kenapa ditahan.

"Lebih baik kau menyuntik racun..." Azura terkejut lehernya disuntik oleh Alex

"Kau alex.. Ke..na..pa..." Azura pun terlelap, Alex menidurkan nya dia ranjang. Azura selalu saja seperti ini pikir nya ia sangat frustasi dengan keadaan Azura yang tak kunjung membaik secara mental maupun fisik malahan bertambah buruk.

" bereskan kekacauan ini dan kembali bekerja" perintah Alex kepada suster tadi

"Baik dok" suster itupun menjawab dan kemudian ia melaksanakan tugasnya itu

Alex pergi duluan, ia nampak frustasi atas apa yang menimpa Azura. Alex Jones Gembilang ia adalah sepupu Azura ia sangat khawatir akan kondisi Azura. Ia memutuskan untuk menyelesaikan tugasnya dulu masih banyak pasien yang harus ia tanganni, ia hrus berusaha se profesional mungkin.

Pintu kamar Azura terbuka dan nampak lelaki berseragam sekolah menengah atas. Ia menghampiri Azura dan duduk dikursi yang sudah tersedia

"Merepotkan..hufhh" ucapnya dingin