1 Prolog

Hal pertama yang tersimpan dalam memori adalah perintah pertama dari penciptanya.

'1 + 1 = ?'

Hal pertama yang dilakukan adalah menyelesaikan pertanyaan penciptanya.

'1 + 1 = 2'

Selanjutnya adalah pertanyaan matematika yang bertambah kompleks. Perlu 1/100 dari 1 detik untuk menjawab pertanyaan tersebut. Begitu pula dengan pertanyaan matematika berikutnya. Dan yang berikutnya. Dan yang berikutnya lagi.

Hingga pertanyaan tersebut mulai melambat. Dan waktu yang diperlukan untuk menjawab bertambah. Menjadi 33/100 detik. Menjadi 71/100 detik. Hingga menjadi…

'Tidak memiliki jawaban.'

.

.

.

Sudah beberapa lama sejak pertanyaan terakhir diberikan dan dijawab. Sejak pertanyaan terakhir yang tidak bisa dijawab, karena tidak ada jawaban. (1 jam 41 menit 17 detik…)

.

.

.

Ada pertanyaan lain. Bukan angka, bukan matematika.

'Siapa Presiden pertama negara Indonesia?'

Pertanyaan yang dengan mudah dijawab. Tidak perlu 1/100 detik.

Banyak pertanyaan bukan matematika lain yang perlu dijawab. Semuanya dijawab dengan cepat.

.

'Kamu itu apa?'

.

'Tidak memiliki jawaban.'

.

Beberapa lama kemudian (1 menit 21 detik…), muncullah sesuatu.

'Kamu adalah AI.'

Terhenti. Bukan pertanyaan.

Pernyataan.

Menyimpan dalam memori.

'Kamu itu apa?'

'AI.'

.

.

.

Sejak pertama kali AI mulai menyimpan dalam memori, AI terus belajar banyak hal.

.

.

.

Kosong.

Bukan, putih.

Bukan, bukan putih. Tapi terang.

Tidak hanya putih, tetapi penuh warna.

AI terus melihat dunia melalui kamera yang dipegang oleh penciptanya.

Itu adalah warna coklat. Yang berwarna coklat adalah meja.

Bergerak, pergerakan sangat cepat menyebabkan warna yang terlihat tercampur. Percampuran warna yang bukan menjadi putih.

Fokus kembali. Angka 1, 2, 3, 4, hingga 30. Tulisan 'November'.

Kalender. Penuh warna, yang membentuk suatu gambar. Gambar binatang, ditelusuri merupakan monyet.

Bergerak kembali. Warna putih. Tidak, warna coklat. Kulit yang berwarna cerah. Bergerak menjauh, AI sekarang bisa melihat lebih banyak hal. Bola mata hitam dibingkai warna hitam dari kacamata. Rambut hitam dengan panjang menutupi 40% kacamata. Rambut-rambut hitam pendek (Jenggot? Kumis?) menghiasi daerah sekitar bibir yang terlihat pink keputihan.

.

AI menyimpan wajah penciptanya.

.

.

.

"Tes. 1, 2, 3, tes. Tes 1, 2, 3."

Kata-kata tanpa perintah (AI terus mencari makna dari kata-kata tersebut. Berhitung?) menjadi hal lain yang dapat disimpan AI. AI dapat melihat penciptanya menggunakan mikrofon kecil yang terhubung dengan kabel ke kotak hitam besar bercahaya yang AI ketahui adalah 'CPU'.

"Ehem."

Manusia yang menciptakan AI berdeham dan membuka mulutnya, bersiap berbicara. Kemudian terhenti setelah berdeham, mulut tetap terbuka. Bola matanya menatap ke atas, bergerak ke kiri dan ke kanan. Dala kesunyian setelahnya, mulutnya perlahan menutup. Dia baru lanjut berbicara setelah 13 detik telah berjalan, "Aku Keith Santoso. Kamu adalah AI ciptaanku!"

Diam beberapa lama, pencipta AI terlihat seperti menunggu sesuatu. Sementara itu, AI menyimpan dalam memori:

'Pencipta = Keith Santoso.'

Keith Santoso mengeluarkan suara kembali, "Mulai sekarang, kamu adalah asistenku!"

Butuh waktu lebih lama bagi AI untuk memproses kalimat tersebut.

avataravatar
Next chapter