2 Chapter 1

'Rp 10.000'

Angka tersebut tampil di layar di depan Keith, terhubung dengan mesin capit yang saat ini memegang sebotol air minum. Merogoh telepon genggam dari dalam kantong celananya, Keith menampilkan QR ke mesin di depannya. Begitu terdengar suara, Keith memasukkan PIN dan memasukkan kembali telepon genggam ke dalam sakunya, kemudian mengambil air minum yang ditawarkan mesin capit sebelum berjalan tanpa membaca layar di depannya yang berubah menampilkan, 'Terima kasih, pembayaran selesai diproses.'

Pembeli yang mengantri di belakangnya langsung maju dan mulai mempersiapkan telepon genggamnya selagi menunggu mesin capit mengambil semua benda yang diletakkan di atas conveyor belt. Berbeda dengan transaksi Keith yang langsung mengambil botol air minum dengan tangan, mesin capit memasukkan barang belanjaannya ke dalam kantong belanja yang diberikannya ke mesin.

Berjalan keluar dari Indomarket, Keith berhenti setelah pintu tertutup secara otomatis di belakangnya.

Di sekitar Keith, mesin terlihat bekerja di semua tempat. Pada mobil yang melaju, tidak ada yang memegang setir, mobil mengganti arah dan mengubah laju tanpa disentuh. Seorang nenek berjalan dituntun oleh robot berbentuk wanita, hanya matanya yang bercahaya menjadi penanda bahwa ia adalah robot. Di dalam restoran yang berdinding kaca, terlihat mesin yang membersihkan meja ketika tamu telah membayar makanannya.

Keith berdiri diam mengamati semua hal itu.

DOR!!!

Mendengar suara itu, jantung Keith serasa mau copot. Keith kelabakan mengambil telepon genggam dari sakunya. Tersenyum meminta maaf pada pandangan orang banyak kepadanya, dia buru-buru mendesis pada telepon genggamnya.

"Suara macam apa itu! Tidak adakah suara lain yang lebih baik?"

'Pencipta yang menyuruh AI untuk mengganti nada dering sebelumnya karena tidak terdengar.'

Membaca tulisan tersebut, mulut Keith menganga, "Itu karena sebelumnya kamu hanya menggunakan suara orang meniup angin! Fiuhh... Siapa yang bisa mendengar itu di keramaian?!" Bagaimana mungkin AI yang dididiknya dengan susah payah bisa begitu tidak mengerti keinginannya?

'Karena itu AI memilih nada dering suara tembak, kemungkinan pencipta bisa mendengarnya adalah 99%! ^_^'

Melihat emoji dari AI, Keith tidak bisa berbicara apa-apa. AI sudah tumbuh banyak sejak 2 minggu lalu dia mendapatkannya. Ini adalah emoji pertama dari AI. Mungkin dia bisa mengurungkan niatnya untuk mengajari anak ini dengan keras sekali ini saja. Lain kali dia akan lebih tegas...

Memikirkan semua itu, akhirnya Keith berkata, "Ehem! Kalau menurutmu pilihan ini yang terbaik, ya sudahlah. Tetapi, kecilkan suara itu! Aku sempat berpikir benar-benar ada tembakan barusan!"

'Siap, Keith sang Pencipta!'

"Jadi, ada apa kamu tiba-tiba memanggilku?"

'Pencipta telah berdiri diam selama 5 menit 34 detik. Saatnya untuk berjalan kembali ke rumah. Jalur yang direkomendasikan ad-'

"Ah, dikira ada apa. Kalau baru 5 menit tidak perlu terlalu takut. Sekarang, jalan seperti biasa saja kan?" Memotong tulisan yang terketik di layar telepon genggamnya, Keith menyeberang jalan ketika lampu penyeberangan berwarna hijau.

'Tapi Pencipta sebelumnya meminta AI untuk mengingatkan ketika 5 menit telah berlalu dengan Pencipta diam di tempat terkecuali tidur.'

Sayang sekali, Keith telah menyimpan kembali telepon genggamnya sehingga kata-kata pembelaan AI lewat begitu saja tanpa ada yang melihat.

avataravatar