4 Tiga

Delana Naomi,  siswi kelas XI Ips2 ditemukan meninggal dunia dengan kondisi memprihatinkan di gudang belakang sekolah, tubuhnya yang babak belur serta bekas cekikan dilehernya dianggap bahwa ini adalah kasus pembunuhan.

"WHAT!!" teriak Alda membaca pesan yang ada di grup angkatan mereka. Geby dan Thea yang mendengarnya kaget karena suara Alda yang besarnya bagai toa.

"kok Alda teriak sih?  Itu yang lain pada ngelihatin. " ucap Thea kesal. Yah Alda merupakan satu dari teman Thea yang baru selain Geby. Cewek dengan gaya tomboy dan suara cempreng ini dengan percaya diri mengajak Thea untul berteman. Hal itu membuat Thea tentu saja senang pasalnya hampir semua siswi menghindari nya malah ada Alda yang dengan sukarela mengajak nya berteman.

"loh harus lihat nih, kakak kelas yang sok belagu ini meninggal dunia." ucap Alda antusias lalu mengarahkan hpnya ke arah Thea dan Geby.

"Ha?  Ini kan kakak kelas yang ngehukum Thea hari itu. " yah Thea ingat kakak kelas yang menyuruhnya sit up didepan siswa siswi yang lain dan menyebabkan Thea pingsan.

Ucapan Thea itu membuat Geby dan Alda saling menatap seakan memberikan kode menyiratkan bahwa mereka tahu siapa dalang dari semua ini.

***

Sepulang sekolah, Keenan menunggu Thea di parkiran, ia menyandarkan badannya disamping mobil sambil tangan terlipat di dadanya, serta kacamata hitam yang dipakainya menjadikan Keenan bahan perhatian siswi yang lewat. Bagaimana tidak?,  pria yang digandrungi seluruh murid RIS itu nampak cuek bebek dan tidak mendengarkan bisikan bisikan kagum dari cewek cewek itu bahkan Keenan mungkin tidak menyadari bahwa sekarang ia menjadi pusat perhatian.

Setelah 15 menit, seseorang yang sedari tadi ia tunggu muncul. "keenn... " teriak Thea berlari ke arah Keenan.

"jangan lari lari nanti jatuh. " ucap Keenan mengelus kepala Thea. Sontak saja hal itu membuat cewek cewek melihatnya baper akut. Bayangkan saja, Keenan yang terkenal kejam dan dingin, mengeluarkan kata kata perhatian kepada seorang gadis cantik. Sungguh semua ingin berada di posisi Thea saat ini.

"baik boss. " ucap Thea mengambil gaya hormat kemudian tertawa. Keenan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah imut gadisnya ini. Kemudian ia membukakan pintu mobil untuk Thea.

Diperjalanan, suasana hening menghiasi mobil Keenan. Keenan yang bingung pun mengalihkan pandangannya ke samping memerhatikan Thea yang saat ini sibuk dengan hpnya.

"kenapa? " tanya Keenan. Sontak hal itu membuat Thea menengok.

"ha?? " bingung Thea.

"kenapa diam? "

Thea pun mengerti arah pembicaraan Keenan. "ahh, nggk kok. Thea cuman baca nih chat. " ucap Thea.

"ken" panggil Thea.

"hmm.. "

"ken ingatkan kakak kelas yang ngehukum Thea? " tanya Thea. Hal itu membuat Keenan sedikit menggeram pasalnya ia tidak ingin mengingat lagi muka gadis yang membuat gadisnya jatuh pingsan.

"hmm.. "

"masa kan kakak kelasnya ditemukan meninggal di gudang, ihh kasian yah ken padahal tuh kakak kelas jahat banget, belum juga bertaubat udah meninggal diluan. " ucap Thea dengan pikirannya yang mungkin membuat orang yang mendengarnya menggelengkan kepalanya.

"itu hukuman untuknya sayang. " ucap Keenan tenang.

"tapikan kasian.. " jawab Thea sedikit cemberut lalu kembali membaca chat angkatan tersebut.

Keenan hanya masa bodoh dengan pemberitaan itu, baginya ia tidak menyesal karena apapun akan ia lakukan jika ada yang berani main main dengan gadisnya.

"kok kita belok?? " tanya Thea heran karena arah rumahnya itu lurus bukannya belok dan mobil Keenan malah belok.

"mama kangen mau ketemu. " ucap Keenan membuat Thea tersenyum lebar mendengarnya.

"Thea juga kangen mama Ayana.. " ucap Thea antusias.

***

"MAMA.... " teriak Thea ketika masuk kedalam rumah mewah milik papahnya Keenan. Ia lalu menghambur ke pelukan Ayana.

"Ah calon mantu, mama kangen banget sama kamu. Kenapa jarang main? " ucap Ayana. Yah dari kecil Thea memang memanggil orang tua Keenan dengan sebutan Papa dan mama. Bagi Thea itu adalah hal menarik dimana dia mendapat dua keluarga sekalipun.

Melihat itu membuat Keenan memutar bola matanya malas melihat drama mamanya itu. "Thea capek, gak bisa sering sering kesini. " ucap Keenan. Hal itu membuat Ayana menatap tajam anaknya itu.

"bilang saja kamu yang melarangnya!!" ucap Ayana kesal. Keenan hanya mengendikkan bahunya lalu berjalan meninggalkan keduanya.

"apa benar anak itu anak mama?,  mama kayak bicara sama patung cuek banget. Kayak papahnya. " gerutu Ayana yang membuat Thea terkekeh mendengarnya. "lagian egois banget sih ngelarang kamu datang buat main, padahal kan mama cuman punya satu anak dan Keenan malah milih tinggal di apartement daripada disini. Kan mama kesepian, enakan juga kalau ada Thea kita bisa cerita Cerita kan yah. " ucap Ayana tersenyum ke arah Thea. Memang jika harus ditanyakan, Ayana lebih dekat dengan Thea daripada Keenan.

Daridulu Ayana ingin sekali memiliki anak perempuan supaya ada yang bisa ia dandan katanya namun tuhan berkata lain tapi ia tetap bersyukur karena tuhan memberikannya anak yang jenius serta tampan seperti Keenan minus sifatnya tentunya.

"Thea nanti sering sering main kok ma" ucap Thea tulus.

"gitu dong anak mama. Sekalian setiap hari supaya Keenan juga kesininya tiap hari. " ucap Ayana antusias.

"jangan cuci otak Thea, mama juga ke apartement hampir setiap hari. Gak ada bedanya. " ucap Keenan tiba tiba turun dari lantai dua, pakaiannya sudah berganti menjadi pakaian kasual yang santai.

Ia berjalan ke arah Thea lalu tanpa kata kata merangkul gadisnya itu membawanya pergi ke kamarnya..

"KEENAN KOK THEA NYA DIBAWA, MAMA KAN MASIH PENGEN CERITA SAMA THEA!! " teriak Ayana yang tidak digubris oleh Keenan.

***

Sesampainya dikamar Keenan yang didominasi dengan warna abu abu putih itu, Thea langsung melepaskan rangkulan Keenan.

"ihh Keenan gak boleh gitu sama mama, kasian mama. " ucap Thea kesal namun Keenan tidak mengubrisnya dan malah duduk di pinggiran ranjang sambil memandang Thea yang masih dengan wajah cemberutnya

Keenan pun menepuk nepuk sampingnya bermaksud agar Thea duduk disitu. Thea yang mengerti pun menghampiri Keenan. Langsung saja saat Thea duduk, Keenan membaringkan tubuhnya dan menjadikan paha Thea sebagai bantalnya.

Thea yang awalnya kesal seketika merasa kasian dan khawatir melihat Keenan saat ini. "Ken capek yah? " ucap Thea mengelus rambut Ken.

"hmm.. " dehem Ken yang saat ini menutup matanya sambil menikmati elusan tangan Thea dirambutnya.

Baginya elusan tangan Thea membantunya untuk tidur nyenyak. Hanya Thea yang mampu menghilangkan insomnia nya. Keenan memang penderita insomnia semenjak umurnya memasuki usia remaja, semenjak ia sudah dipercayakan oleh Alanzo untuk menjalankan perusahaan.

Walaupun usianya masih muda namun dengan kejeniusan yang dimiliki Keenan membuat ia ditakuti di kalangan pembisnis yang mencoba untuk meruntuhkan kekuasaannya

"Ken tadi malam tidur jam berapa? " tanya Thea.

"tidak tidur. " ucap Keenan santai.

"kok gak tidur? Nanti Ken sakit kalau nggak tidur. "

"gabisa." ucap Keenan. "kalau gak ada kamu disamping aku." ucap Keenan membuka matanya lalu menatap dalam manik mata gadisnya ini.

Yah bukan hanya Thea yang bergantung kepada Keenan namun Keenan lebih bergantung kepada Thea. Baginya Thea adalah obat tidurnya, nafasnya serta hidupnya. Tanpa Thea, Keenan tidak tahu harus berbuat apa. Walaupun ia dikenal dengan sifat kejam nya namun dibalik itu ia sangat bergantung kepada gadisnya untuk itu bagi siapa saja yang ingin mencari tahu kelemahan Keenan mungkin semua ada pada gadisnya.

Karena melukai gadisnya sama saja melukai Keenan. Ia tidak akan membiarkan siapapun itu.

Pipi Thea bersemu merah mendengar ucapan Keenan. Sebenarnya ia sudah tahu tapi ia tetap saja bertanya. "yaudah Ken tidur, kan sekarang ada Thea. Kalau misal paha Thea nanti sakit. Ken harus pijitin Thea yah. " ucap Thea.

Mendengar itu membuat Keenan langsung bangkit lalu memposisikan dirinya tidur di sisi lain ranjang membuat Thea mengernyit heran.

Namun tidak lama, Keenan langsung menarik Thea untuk ikut tidur disampingnya. "tetap disini temenin aku tidur. " ucap Keenan memeluk Thea lalu menutup kedua matanya.

Thea tersenyum mendengarnya kemudian mengelus rambut Keenan. Ia tahu jika Keenan tidak ingin membuat pahanya sakit akibat menunggunya untuk tidur. Thea pun membalas pelukan Keenan lalu ikut masuk ke alam mimpi mereka.

****

avataravatar