3 Dua

Di sebuah ruangan gelap tidak berpenghuni dengan banyaknya debu dan sarang laba laba menghiasi setiap dindingnya, terdengar suara jeritan memilukan menggema diruangan itu.

Bughh...

"akhh.." rintih gadis itu akibat tendangan yang ia dapatkan diperutnya. Tidak dihitung berapa banyak orang itu melukainya, namun ini membuatnya seperti ingin mati saja.

"a.. ampuni saya. " pinta gadi itu memohon dengan suara yang sudah tertahan di tenggorokan.

Laki laki itu seakan menulikan telinganya dan tetap lanjut untuk memukuli gadis dibawahnya yang sudah terkapar dilantai.

Namun, ditengah kesadarannya yang hampir terenggut. Gadis itu melihat sebuah jacket menggantung di kursi bergambarkan seekor burung Elang..

Cit..

Suara pintu terdengar bergesek diantara lantai berdebu itu. Seseorang masuk dengan kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celananya. Dengan ekspresi yang datar namun terkesan tajam, seseorang itu dengan santai nya berjalan ke arah dua orang itu.

Sontak saja orang yang memukul gadis itu tadi langsung menggeser badannya membiarkan lelaki tersebut melihat mainannya.

Lelaki itu mensejajarkan badannya ke gadis itu. Seketika Delana kaget melihat wajah lelaki itu.

"ke...keenan" ucapnya pilu. Keenan hanya memandang wajah Delana dengan tatapan seakan apa yang ia lihat sekarang adalah sesuatu yang menjijikkan. Ia pun berdecih.

"to.. tolong sa..ya" pinta Delana. Yah Delana sangat mengharapkan Keenan menolongnya. Ia seakan melupakan fakta jika ternyata malaikat mautnya berada tepat didepannya.

"apa yang kau rasakan? " ucap Keenan tenang namun seakan menusuk.

"sa..kit. " jawab Delana, ia sungguh tidak bisa untuk berbicara panjang lagi seakan akan ada yang menahan suaranya.

"aku akan tolong.. " ucap Keenan.

Seketika membuat Delana memiliki harapan untuk hidup namun hal yang dilakukan Keenan setelahnya membuat ia benar benar sadar kalau dihadapannya adalah malaikat mautnya.

"menolong Thea untuk tidak melihat mu lagi... " ucap Keenan tajam diiringi dengan cekikan kuat berada pada leher Delana yang membuat Delana meronta berusaha untuk melepaskan tangan Keenan sampai tangan itu lemas dan tidak bergerak lagi.

***

Setelah insiden kemarin, Thea belum melihat tanda tanda adanya Keenan. Bahkan sekarang ia sibuk mengelilingi sekolah hanya untuk mencari kekasihnya itu.

Sepanjang koridor sekolah, Thea juga mendapat tatapan berbeda dari siswa siswi disana. Ada yang menatapnya kagum karena kecantikan yang dimiliki Thea yang merupakan blasteran Rusia dengan warna kulit seputih susu dan lesung pipi di sebelah kirinya menjadikan Thea sangat cantik dan imut.

Namun tidak sedikit juga yang menatapnya seperti takut. Hal itu tidak dipermasalahkan oleh Thea mengingat Sebelumnya banyak orang yang mengatakan jika Keenan adalah pria berwajah malaikat berhati iblis Dan dia merupakan pacar dari Keenan.

"Keenan mana yah? " tanya Thea pada dirinya sendiri. Ia pun memilih untuk duduk disalah satu bangku taman menyaksikan para angkatan baru sedang istirahat. Yah memang hari ini masih hari MOS.

Brukk...

Thea kaget bukan main melihat seorang gadis dengan kacamata besarnya tengah terduduk di rumput dengan wajah seperti menahan kesakitan.

"auhh... " ucap gadis itu. Thea pun dengan sigap ingin membantunya berdiri.

"hey kamu tidak apa apa? " tanya Thea khawatir sedangkan gadis itu mencoba untuk menolak bantuan Thea dan memilih untuk berdiri sendiri.

"a.. aku tidak apa apa. " jawab gadis itu gugup. Thea memandang lekat wajah gadis itu. Jika dilihat gadis ini juga cantik namun dihalangi oleh kacamata besarnya.

Lama mereka saling diam, akhirnya Thea berinisiatif untuk berkenalan. Diulurkannya tangan Thea ke gadis itu.

"hay namaku Thea, kamu?" tanya Thea. Hal itu membuat gadis itu seketika kaget bercampur dengan senang, ia sungguh tidak menyangka ada seseorang yang ingin berkenalan dengannya terlebih lagi itu Thea.

Thea yang merasakan kebas ditangannya akibat tidak direspon oleh gadis itu menunduk sedih. "kamu nggak mau yah kenalan sama aku? " tanya Thea yang berangsur angsur menurunkan tangannya. Hal itu membuat gadis itu dengan sigap membalas uluran tangan itu.

"tidak bukan begitu. " jawab gadis itu yang langsung disambut senyuman lebar oleh Thea. "namaku Geby. " ucapnya juga ikut tersenyum

"hay Geby, kuharap kita bisa jadi teman. Aku tidak memiliki teman disini jadi kamu teman pertama ku. " ucap Thea antusias. Yang membuat Geby terpana dengan kecantikan gadis itu.

"dia perempuan yang sangat cantik. " batin Geby.

"a... apa tidak apa apa jika kita berteman? " yah wajar saja jika Geby berpikiran seperti itu karena yang mengajaknya berteman adalah pacar dari ketua geng EAGLE yang ditakuti oleh semua orang. Tentu saja, Keenan tidak akan membiarkan Thea bergaul sembarang orang.

"yah tentu, emang siapa yang mau ngelarang?"

"Thea... "

Panggilan itu membuat Thea dan Gaby menoleh. Thea dengan senyumannya sedangkan Geby dengan ketakutannya. Thea pun menghampiri orang tersebut.

"ken dari mana? " tanya Thea manja memeluk Keenan yang dibalas oleh Keenan.

"tadi ada urusan. " ucap Keenan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Thea menghirup aroma bayi yang berasal dari tubuh gadisnya ini.

Thea pun melepaskan pelukannya "isshh, tadikan Thea nyariin Ken. Sampai mutarin nih gedung sekolah tapi Thea gak ngelihat Ken." adu Thea dengan wajah yang dibuat se menggemaskan mungkin. Hal itu menjadi hiburan tersendiri bagi Ken.

"siapa yang suruh mutar? " tanya Keenan mengelus rambut panjang Thea.

"yah gak ada sih. " ucap Thea sambil bergaya seolah memikir. "Tapi kan Thea sebel, Ken gak ngabarin Thea." ucap Thea lagi.

Keenan yang melihat ekspresi gadisnya ini hanya tersenyum simpul lalu ia mengecup dahi gadisnya. "iya maaf sayang, kamu gak capek kan mutarin gedung sekolah? "

"capek sih tapi pas lihat Ken, capek Thea hilang. " ucap Thea disertai kekehan ringan yang membuat Keenan tersenyum melihatnya.

Hal itu tidak luput dari penglihatan Geby yang tepat berada dibelakang Thea. Walaupun wajah Keenan masih terlihat kaku dan menakutkan namun, ucapan yang ia lontarkan pada Thea membuat ia tahu kalau Keenan sangat mencintai Thea.

"ohiya, Ken tadi Thea ketemu teman baru. " ucap Thea lalu membalikkan badannya menyuruh Geby untuk mendekat, tentu saja Geby sangat gugup berhadapan langsung dengan Keenan. "ihh Geby deket deket sini, Ken mau kenalan. " ucap Thea. WHAT?? Keenan? mau kenalan?. Ada ada saja Thea ini. Mau tidak mau Geby menghampiri mereka dengan menunduk.

"Ken ini teman barunya Thea, namanya Geby. " ucap Thea tersenyum memandang keduanya. Geby hanya menunduk takut apalagi sekarang dirasanya Keenan menatapnya intens.

"Ge..geby. " ucap Geby takut takut. Lama tidak terdengar suara dari depan membuat Geby memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya, sungguh ciptaan tuhan ini sangat sempurna. Selain dari wajah datarnya, semuanya dipahat dengan indah dan sempurna. Pantas saja Keenan memiliki banyak pengagum.

"hm, temenin Thea. " singkat Keenan bahkan suaranya saja terdengar tajam yang membuat Geby spontan menganggukan kepalanya.

"Ken, Thea mau satu kelas sama Geby yah. "

"hm." yah walaupun sama Thea sifat Keenan yang memang dingin tidak bisa 100 persen diubah. Walau begitu, Keenan tidak pernah sama sekali mengabaikan gadisnya.

Thea tersenyum mendengar Keenan, walaupun hanya dibalas dengan deheman saja namun itu sudah lebih dari cukup karena Thea tahu Keenan akan melakukan keinginannya.

Thea mengendus ngendus pakaian yang dipakai Keenan sambil mengernyitkan dahinya.

"kok bau Ken kayak bau besi? "

****

avataravatar
Next chapter