4 Penculikan

Dalam sebuah rumah yang sederhana, suara bising dari barang-barang yang telah di banting terdengar sangat jelas. Ayah tiri Indah mengamuk sejak dia pulang ke rumah, di wajahnya terdapat luka lebam, sepertinya dia habis berkelahi.

"Ayah berhentilah! semua barang-barang kita sudah hancur! ada apa lagi denganmu kali ini?" Ibu Indah tak habis pikir dengan kelakuan suaminya yang hampir setiap hari seperti itu.

"Diam kamu! dan enyahlah dari hadapanku sebelum aku memukulmu!" ancamnya dengan sebuah kayu di tangannya.

satu bulan sebelumnya ayah tiri Indah yaitu Bimo telah meminjam uang dengan nilai yang cukup besar pada seorang rentenir yang terkenal licik dan jahat, untuk dia gunakan berjudi dan mabuk-mabukkan. Dan sekarang sudah lewat tiga hari masa tenggak yang dia janjikan untuk mengembalikan uang itu beserta dengan bunganya 30 persen. Itulah yang membuat dirinya dihajar oleh anak buah rentenir itu tadi siang, si rentenir memberikan waktu tiga hari dari sekarang untuknya melunaskan semua hutangnya itu, jika tidak rumah dan motor tuanya akan di ambil paksa oleh si rentenir.

Indah yang hanya memperhatikan kelakuan Bimo dari tadi segera berdiri saat melihat Ibunya akan di pukuli.

"Hentikan! jangan sekali-kali kau menyentuh ibuku!" Ancam Indah dengan tatapan membunuh yang ditujukan ke arah Bimo.

Melihat Indah yang seperti itu membuatnya segera berhenti. Jika Bimo memukuli Indah maka dia akan diam saja, tapi jika Bimo memukuli ibunya maka Indah akan balik menyerangnya seperti seseorang yang telah kerasukan. Amarahnya tak dapat dibendung jika itu menyangkut Ibunya, membuat Bimo melemparkan balok kayu itu kesembarang arah.

Perna sekali dirinya memukuli istrinya sampai pingsan dan pada saat Indah melihatnya, matanya berubah merah dengan kedua tangannya yang gemetar akibat emosinya yang telah memuncak, Bimo yang melihat hal itu tiba-tiba merasa ngeri membuat tubuhnya sedikit bergetar ketakutan. Ditambah lagi dengan penampilannya yang sudah seperti nenek sihir jahat, sungguh terlihat sangat menakutkan. Secara tidak sadar Indah mengambil sebilah pisau yang berada tidak jauh darinya dan segera menyerang ke arah Bimo dengan membabi buta, melihat hal itu sontak bimo berlari terbirit-birit menghindari serangan Indah. Jika bukan karena bujukan Istrinya, Indah tak akan menghilangkan rasa ingin membunuhnya pada Bimo. Dan jika dirinya mengingat kejadian itu, masih terasa jelas perasaan yang membuat Bimo bergidik ngeri.

Awalnya Bimo adalah sosok suami dan ayah yang baik, tetapi ketika dia dipecat secara tidak terhormat dan secara terang-terangan dipermalukan di depan umum, membuatnya begitu frustasi. Semua itu hanya karena dia memiliki seorang putri yang tampilannya tidak seperti dengan anak normal yang lain. Dia masih mampu menahannya namun lambat laun sikapnya pada Indah berubah, akibat dari caci maki dan hinaan yang selalu dia terima karena Indah. Hingga dia terjerumus dalam dunia judi dan alkohol yang memabukkan sampai sekarang.

Tepat tengah malam, Indah yang tertidur pulas di atas kasur tak menyadari dua orang telah masuk ke dalam kamarnya, salah seorang dari mereka membawa sebuah kain yang telah diberi obat bius. Mereka melangkah secara perlahan-lahan dan berusaha untuk tidak mengeluarkan suara, saat mereka berada di samping tempat tidurnya merekapun langsung meletakkan kain yang telah di beri obat bius ke wajah Indah.

Indah yang menyadari seseorang membekap mulutnya segera terbangun dari tidurnya, tapi sebelum dia sempat melawan penglihatannya tiba-tiba memudar, dia merasakan lemas pada setiap bagian tubuhnya hingga akhirnya dia tak sadarkan diri.

keesokan paginya, ayah maupun ibu Indah tak mengetahui bahwa putrinya itu telah diculik semalam. Indah adalah anak yang rajin, pagi-pagi sebelum semua orang terbangun dia telah keluar dari rumah untuk mengumpulkaan barang-barang bekas. Menurutnya mencari pada waktu dini hari akan menghindarkannya dari warga desa yang tidak menyukainya. Jadi ketika mereka terbangun dan tak mendapati keberadaan Indah maka mereka tak akan merasa curiga sedikitpun.

--Dalam ruangan yang yang remang-remang, Indah terbaring lemah dengan kondisi kaki dan tangannya terikat sedangkan mulutnya telah di bekap dengan menggunakan sebuah kain. Dan bukan hanya itu saja, di sisi kanan dan kiri nya beberapa gadis remaja juga terikat sama sepertinya.

Indah berusaha melepaskan dirinya, dengan susah payah mengerahkan seluruh kekuatannya, namun sayang ikatan tali pada lengan dan kakinya begitu erat. Salah seorang gadis yang juga ikut terikat di sampingnya melihat ke arah Indah dengan posisi tangannya terikat di belakang. Saat indah melihat kearah gadis itu, dia dapat mengerti arti dari pandangan itu yang mengatakan seolah-olah semua tindakannya itu hanyalah sia-sia saja.

Jarak antara mereka tidak terlalu dekat membuat mereka sulit untuk saling meraih satu sama lain, dengan tali panjang yang terhubung dari balok kayu ke ikatan tali di tangan dan kaki mereka. Para penculik sangat berhati-hati, mereka tak memberikan sedikitpun kesempatan pada para sandera untuk meloloskan diri.

sekarang dalam ruangan itu sepuluh gadis terikat termasuk dengan Indah, atmosfir dalam ruangan itu memperlihatkan dengan jelas bahwa mereka sudah tidak memiliki harapan lagi untuk bebas dari sini. Tak ada perlawanan tak ada suara yang ada hanya kesunyian yang mencekam.

suara langkah kaki terdengar dari luar ruangan, semakin lama langkah itu semakin mendekat. Pintu yang semula tertutup kini terbuka dan menampilkan dua sosok laki-laki kekar yang bertampang seram. Dari tempat indah terikat, dia dapat melihat dengan jelas bahwa kedua orang itu adalah preman, dilihat dari cara mereka berpakaian dan beberapa tato seram yang menempel pada bagian leher dan tangannya.

Saat mereka berjalan mendekat Indah menyadari kedua orang itu adalah preman kampung yang berasal dari desanya. Perna sekali Azra mendengar pembicaraan beberapa warga desa yang mengatakan bahwa kedua orang itu merupakan penjahat yang bersindikat melakukan penjualan manusia, dan target mereka adalah gadis-gadis cantik yang masih belia.

Mengingat hal itu membuat Indah berfikir, untuk apa mereka menculiknya? dengan tampilannya yang mengerikan tak akan ada satupun orang yang akan membelinya, bahkan jika ingin dijadikan sebagai budak sekalipun.

"Hai gadis-gadis cantik, sebentar lagi kalian akan menemui tuan kalian!" kata salah seorang dari preman itu dengan memegang dagu seorang sandera yang terikat.

"Gus.. bagaimana dengan perempuan yang satu ini? menurutku dia tak layak untuk dijual!" preman yang lain berjalan ke arah Indah dan dengan tatapan rasa jijik memberitahu temannya.

Agus segera berbalik dan melihat ke arah Indah, dia berfikir sejenak sebelum menjawab.

"Kita sudah tidak punya waktu lagi untuk mencari gadis yang lain! hari ini kita harus menyerahkan sepuluh orang! jika tidak bos akan marah besar!"

"Tapi bagaimana jika gara-gara perempuan jelek ini kita mendapatkan masalah?"

"tenang saja selama kita bisa memberikan banyak gadis-gadis cantik yang masih belia, maka perempuan ini akan menjadi pengecualian. Bisa saja dia dijadikan bahan eksperimen Ha..ha..ha!"

"Ha..ha..ha..Bener juga, perempuan ini terlalu jelek dan mungkin hasil perkawinan silang antara manusia dan genderuwo!"

tawa mereka begitu menakutka, membuat Indah dan sandera yang lain bergidik ngeri. Semua tatapan para sandera tertuju pada Indah, mereka merasa iba untuk hal yang terjadi pada Indah meskipun yang akan mereka hadapi juga tak lebih baik dari Indah.

Mereka pun dipindahkan satu persatu, dibawah kesuatu tempat yang tidak perna mereka datangi, dengan kepala mereka yang ditutup menggunakan kain hitam. Saat mereka tiba diruangan yang lain penutup kepala mereka pun dibuka.

DEG..

Mata mereka membulat sempurna saat melihat seisi ruangan, dalam ruangan itu ada sekitar 50 gadis sandera yang terikat seperti mereka. Dan hal yang paling membuat mereka syok adalah sebagian besar dari sandera itu dalam keadaan bugil dan masih terikat. Benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuh mereka. Sepertinya mereka akan mendapat giliran untuk di telanjangi seperti sandera yang lain.

Benar saja kelompok gadis yang berada di depan mereka telah di panggil, dan beberapa laki-laki mesum membuka seluruh pakaian mereka, dengan sekali-kali menyentuh dan mempermainkan tubuh mereka. Membuat kelompok indah menjadi semakin histeris, sampai akhirnya tiba waktunya untuk mereka yang ditelanjangi.

avataravatar
Next chapter