webnovel

Pembersihan total ( 2 )

"kami mendapat perintah dari tuan mudah untuk membantu nona membersihkan dirinya, tapi nona dengan keras menolak! " pelayan tertua berbicara dengan nada prustasi. Mengingat sewaktu dia mengatakan hal itu kepada Indah, secara mengejutkan Indah mengamuk tanpa diduga.

bodyguard itu mulai memijit pelipisnya dengan kasar, jika perempuan itu tak ingin bekerja sama, maka tidak ada cara lain selain menggunakan cara kasar.

Tapi keraguan masih bersarang di hatinya, bagaimana jika dia melakukan kekerasan dan membuat tuannya menjadi marah.

BUG...

ditengah pemikirannya tiba-tiba sebuah suara benturan keras terdengar, bodyguard itu pun membuka pintu dan mendapati pecahan guci di lantai.

guci itu mungkin terlihat seperti guci biasa, namun bagi seorang pecinta guci dapat mengetahui dengan pasti, guci itu merupakan salah satu guci legendaris yang sangat langka.

dan sekarang guci itu kini berubah menjadi serpihan yang tidak bernilai, dengan sekali hentakan Indah menghancurkan guci yang tak ternilai harganya itu.

"Kamu!" beberapa garis urat membentuk di kepala bodyguard, menandakan dia sangat marah sekarang, dengan nada suara yang kasar membentak Indah.

"Kamu pikir apa yang telah kamu lakukan!?" sontak Indah terkejut dengan kemarahan bodyguard padanya. Dari awal mereka bertemu, bodyguard itu tak perna memberikan kesan yang tidak baik padanya, bahkan dia tak perna memandang Indah dengan tatapan yang jijik seperti orang lain.

Indah hanya terdiam dan mundur selangkah untuk membuat jarak yang lebih jauh dari bodyguard yang sedang marah.

saat bodyguard itu ingin melanjutkan ucapannya, hawa seseorang yang tidak asing terasa dari arah belakangnya.

"Tuan!" ucap para pelayan bersamaan sambil membungkukkan kepala mereka. Kehadiran lelaki ini tak dapat diluputkan, kehadiran yang begitu memberikan tekanan pada setiap yang berada di dekatnya.

Dengan tatapan dingin, matanya menyapu setiap isi kamar, tepat pada saat dia melihat benda yang sangat berharga hancur lebur di lantai, alisnya mengkerut dengan tidak senang, guci yang dengan susah payah dia dapatkan itu, kini menjadi beberapa bagian yang tak berguna.

bodyguard yang berbalik dan melihat tuannya, merasakan jantungnya seakan berhenti berdetak, pandangan tuannya terarah pada guci di lantai yang telah pecah.

dia dapat memastikan bahwa suasana hati tuannya saat ini sangat tidak baik, bagaimana tidak, dia sangat tau usaha apa yang dilakukan oleh tuannya untuk mendapatkan guci tersebut, beberapa hektar tanah dan sejumlah uang yang besar, telah dia keluarkan hanya untuk mendapatkan guci itu.

"Tu..tuan.." bodyguard itu berusaha berbicara, namun suaranya seakan tertahan oleh sesuatu, dengan susah payah dia berusaha melanjutkan ucapannya.

"No..nona menolak dengan keras untuk membersihkan dirinya, para pelayan tak berani untuk memaksanya!" ya, termasuk dirinya sendiri.

bukan takut pada wanita itu tapi takut apa bila tuannya menjadi marah, jika dia bersikap demikian kepada Indah.

lelaki itu kini mengalihkan pandangannya ke arah Indah, memandangnya dari atas kebawah dengan seksama, seakan sedang meneliti dan mencari sesuatu pada tubuhnya.

Indah yang melihat pandangan menyelidik dari laki-laki itu, merasa tidak nyaman sedikitpun, pandangannya seakan membuat dirinya di telanjangi bulat-bulat.

"Ja..jangan salahkan aku!" Indah berusaha menyembunyikan rasa takutnya. Dia tak boleh terlihat lemah di hadapan orang-orang ini.

jika dia ingin di bunuh, maka dia tak akan terbunuh dengan mudah pikirnya.

"Perempuan-perempuan itu berusaha menyentuhku, aku tak suka bila di sentuh!" Indah semakin memberikan tatapan permusuhan kepada lelaki yang berada di hadapannya itu.

"No..nona kami hanya ingin membantu nona membersihkan diri nona, dan kami hanya mengikuti perintah dari tuan besar!" ucap pelayan tua yang berdiri paling dekat dengan lelaki itu.

"Kalian tak perlu membantuku, aku tak ingin orang asing membersihkan tubuhku!" Indah masih menolak dengan tegas.

bodyguard yang sedari tadi berdiri disamping tuannya, merasakan aura dingin dari tuannya. Ini akan berakhir tidak baik pikirnya, mengetahui dengan pasti watak dari tuannya itu, dia yakin Indah akan menyesali perbuatannya sekarang.

"Lalu kau akan berpenampilan seperti itu selamanya?" suara lelaki itu kini terdengar, membuat semua orang yang berada di dekatnya terkejut.

Meskipun tuan besar merupakan orang yang disegani dan di takuti, dia merupakan tipe orang yang paling pendiam, dia tidak biasa mengeluarkan pendapatnya secara langsung.

orang yang biasanya akan mewakilinya berbicara tidak lain adalah si bodyguard yang tengah berdiri di sampingnya itu.

bodyguard itu tidak begitu saja menjadi orang kepercayaan, dengan sikap yang kejam dan bagaikan iblis, namun bodyguard itu memiliki kemampuan pemahaman yang besar dengan tuannya.

Hanya dengan sebuah tatapan dan beberapa bahasa tubuh dari tuannya, dia akan mengerti hal apa yang di inginkan oleh tuannya.

para pelayan yang mendengar satu kalimat penuh dari tuannya, melongo tak percaya. Di antara mereka hanya pelayan tertua dan pelayan yang sudah bertahun-tahun mengabdi telah mendengar suara dari tuannya.

bahkan mereka semua paling banyak hanya mendengar satu atau dua kata dari lelaki itu. Dan sekarang mendengarkan satu kalimat penuh secara tak terduga, benar-benar suatu yang sangat langka.

Haruska mereka menetapkan hari itu sebagai hari yang sakral?

Indah yang mendengar ucapan dari lelaki itu tersentak kaget, apa maksudnya dengan perpenampilan seperti ini selamaya? tidak mungkin lelaki itu mengetahui wujud aslinya.

"Biarkan saja aku seperti ini, aku tak ingin para perempuan itu menyentuh tubuhku!"

"Apakah kamu telah menyembunyikan sesuatu?" lelaki itu memberikan tatapan menyelidik.

DEG..

Indah kehabisan kata-katanya, bagaimana dia harus menjawab pertanyaan itu!

"Te..tentu saja tidak ada!"

"Lalu apa yang membuatmu begitu gelisa?"

"Aku..aku tidak gelisa sedikitpun! aku hanya.."

"Kamu hanya apa?"

atmosfir di ruangan semakin menggebu, setiap kata yang keluar dari mulut lelaki itu, membuat tekanan dan beban yang begitu berat di sekitarnya.

Hari ini benar-benar harus di tetapkan sebagai hari yang sangat sakral, pikir semua orang yang berada di sana.

"Aku hanya tak ingin para perempuan itu yang membersihkan tubuhku! itu saja!" suara Indah kini terdengar sangat kecil, hingga pelayan yang berada di luar tidak dapat mendengat suaranya dengan jelas.

Mendengar ucapan dari perempuan di hadapannya, lelaki itu terdiam sejenak, dan setelah sekian detik dia mengalihkan pandangannya ke arah bodyguard yang berdiri di sampingnya.

Bodyguard itu yang mendapati tatapan dari tuannya merasa bingung, baru kali ini dia tak mengerti apa yang di inginkan oleh tuannya itu.

bodyguard itu hanya memandang tuannya dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, wajahnya sedikit memerah, bagaimana tidak, tuannya berusaha menyampaikan sesuatu padanya, namun dia tak memahami apa yang di maksud dari tuannya.

melihat tak ada reaksi dari bodyguardnya, lelaki itu memjamkan matanya dengan frustasi, setelah sekian detik dia pun bersuara dengan nada yang sangat mengerikan, membuat para pelayan yang berdiri di belakangnya, hampir terjatuh karena ketakutan.

"KALIAN PERGI!!!"

setelah mendengar ucapannya, bodyguard dan para pelayan, bergegas meninggalkan ruangan itu dan menutup pintu. Mereka tak ingin menjadi korban dari seekor singa yang sedang mengamuk.

Indah yang mendengar suara menakutkan dari arah pria itu, membuat lututnya bergetar dengan hebat, hampir membuatnya terjatuh.

sedari tadi dia berusaha menahan getaran itu, agar tak terlihat oleh mereka, namun rasa takutnya kini meningkat ketingkat yang tak bisa dia kendalikan.

setelah melihat kepergian para bawahannya, lelaki itu pun memandang Indah dengan lekat, dan secara perlahan berjalan ke arah Indah.

Indah yang menyadari gerakan pria itu, tersentak kaget dan secara perlahan, mencoba mengangkat kakinya yang bergetar dengan susah payah kebelakang, mundur secara perlahan, berirama dengan langkah kaki lelaki yang telah berjalan ke arahnya.

"Ka..kamu apa yang ingin kamu lakukan?" suara Indah bergetar ketika berucap, dia takut lelaki itu akan melakukan hal yang buruk padanya.

seringai kecil muncul di wajah lelaki itu, seringai itu tak membuatnya terlihat menakutkan dan buruk, bahkan menambahkan kesan yang sangat menggoda.

jika para gadis-gadis melihat seringai itu, mereka akan menjerit histeris, memohon untuk di mangsa olehnya.

wajah lelaki itu sangat sempurna, kharisma yang terpancar dari kedua matanya membuat para gadis bertekuk lutut, namun sayang, Indah tak berpikir demikian.

"Jangan mendekatiku, pergi!!" Indah berteriak histeris berusaha melindungi tubuhnya dari pandangan pria itu.

dengan suara yang dalam lelaki itu berucap.

"Bukankah kau tak ingin para pelayan membersihkan tubuhmu?"

"Tentu saja aku tak ingin!"

tubuh mereka kini semakin dekat dan semakin dekat, Indah tertahan oleh tembok yang berada di belakangnya, membuatnya tak mampu untuk mundur selangkah lagi.

Lelaki itu mulai mendekatkan wajahnya di hadapan Indah, dengan posisi kedua tangannya melekat pada dinding, mengunci tubuh Indah di antara kedua tangannya.

Dengan jarak yang hanya tersisa beberapa inci dari wajah Indah, sehingga hanya dengan gerakan kecil saja dia akan menyentuh bibir hitam pekat yang berada di hadapannya.

dan dengan suara yang menggoda pria itu berucap.

"Kalau begitu aku yang akan melakukannya untukmu!"

author mengucapakan maaf yg sebesar"x untk para pembaca setia, karna author nggak bs up date seperti biasax..

author berharap para pembaca setia bersabar hingga bulan ramadhan berakhir, dan akhirx author bakal up date lebih sering lg...

(*∩_∩*)

Great_Goddess03creators' thoughts
Next chapter