webnovel

Pembersihan Total ( 1 )

Indah yang sejak tadi hanya memperhatikan drama yang cukup menarik di hadapannya, hanya terdiam. pikirannya terpaku pada sosok pria yang sedari tadi hanya mengeluarkan satu kata, tapi mampu membuat orang-orang yang berada di ruangan itu menjadi ketakutan setengah mati.

Dengan langkah perlahan, dia berjalan mengikuti pelayan tua. Memperhatikan setiap desain rumah dengan agak takjub, ini bukanlah sebuah rumah, tapi istana pikirnya.

Sekarang, tak seorang pun dari para pelayan akan berani untuk mengusiknya. Setelah berjalan kurang lebih satu menit, akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan.

"Nona silahkan masuk! ini adalah kamar nona." pelayan tua itu membukakan pintu kamar dengan kepala membungkuk, memperlihatkan rasa hormatnya yang semula tak ada.

Dia tak ingin membuat perempuan yang ada di hadapannya ini, akan merasa tidak senang, hingga membuat tuan mudah menjadi geram padanya.

Indah melangkah masuk ke dalam kamar, harum semerbak menerpa penciumannya, setelah selangkah dia berada di dalam kamar.

"Nona bila butuh sesuatu silahkan panggil saya!" sang pelayan tua pun beranjak pergi, meninggalkan Indah yang masih terlihat syok. I..ini kamar untukku? ukurannya bahkan lebih besar dari rumahku.

Ti..tidak aku pasti sedang bermimpi! batin Indah berusaha menolak kenyataan yang ada saat ini. Dengan tamparan yang agak keras dari tangannya sendiri, dia menepuk pipinya.

Mencari tau kebenaran, apakah dia sedang bermimpi atau tidak. Auch.. rasanya sakit, I..ini bukan mimpi!

Indah terperangah sambil terus mengamati keadaan kamar, yang luasnya sangat tidak masuk akal bagi Indah.

Kamar mandinya saja sangat terlihat mewah, dengan berbagai peralatan mandi yang sudah lengkap, di sediakan untuk dirinya.

DEG..

Indah menyadari saat melihat ke arah kamar mandi, bagaimana jika dia dipaksa untuk membersihkan dirinya. Tidak tidak ini tidak boleh terjadi, bagaimana pun penampilannya yang sesungguhnya harus tetap di sembunyikan.

Tapi bagaimana caranya, dia tak membawa alat yang biasa dia gunakan, untuk membuat tubuhnya menjadi sangat hitam. Dia harus segera mencari akal, jika tidak dia akan terkurung di tempat ini, selamanya.

"Ibu.. Aku harus bagaimana sekarang?" tak tau bagaimana nasibnya sekarang, dia hanya bisa memanggil-manggil ibunya, yang bahkan mungkin tak tau, bahwa dirinya telah diculik semalam.

___

PRANNKK

suara pecahan piring terjatuh, hari ini Ibu Indah merasa sesuatu yang aneh dalam dadanya, perasaannya seperti berusaha menyampaikan sesuatu ke otaknya, tapi sayang dia tak tau perasaan apa itu.

___

Di depan pintu beberapa pelayan berdiri dengan perasaan cemas, bagaimana tidak gadis buruk rupa yang baru saja tiba di rumah itu, membuat masalah baru untuk mereka.

"Tidak!! aku tidak ingin melakukannya! " dengan suara teriakan keras, Indah menolak dengan kasar para pelayan yang ingin membersihkan tubuhnya.

"Nona tolonglah, kami mendapat perintah dari tuan, untuk membantu nona membersihkan diri! " salah seorang pelayan berusaha membujuknya sedari tadi.

"Tidak... tidak.. pergilah dari sini, aku tidak butuh bantuan kalian!" dengan susah payah Indah melemparkan berbagai barang ke arah pintu, membuat para pelayan terkejut dan takut.

jika mereka masuk dan membersihkan tubuhnya, maka tamatlah riwayatnya. Sekarang dia tak peduli, barang berharga yang dia lemparkan sedari tadi, telah hancur berkeping-keping.

sang bodyguar yang telah mendapat laporan, datang dengan segera. Hari ini benar-benar sial, pikirnya.

Baru saja perempuan itu datang, kerusuhan telah terjadi beberapa kali, membuat kepala bodyguard itu berdenyut sakit.

"Ada apa lagi ini?" Indah yang mendengar suara berat laki-laki dari luar sedikit terkejut. Sepertinya itu adalah suara laki-laki yang telah membawahnya.

"kami mendapat perintah dari tuan mudah untuk membantu nona membersihkan dirinya, tapi nona dengan keras menolak! " pelayan tertua berbicara dengan nada prustasi. mengingat sewaktu dia mengatakan hal itu kepada Indah, secara mengejutkan Indah mengamuk tanpa diduga.

entah dia takut dengan air atau ada sesuatu yang di sembunyikan.

Next chapter