webnovel

Menatapmu tanpa berkedip

Jika bukan karena tekanan dari ibu dan ayahnya, dia tak akan perna mengadakan pesta dirumahnya sendiri.

Sewaktu kecil, saat dirinya masih berumur sepuluh tahun, Rafael mengalami kecelakaan dalam sebuah pesta dan hampir menghilangkan nyawanya.

Kecelakaan itu merenggut segala ingatan masa kecilnya, hingga membuat dirinya tak berperilaku seperti anak-anak yang lain pada umumnya.

Pobianya pada sebuah acara pesta yang meriah, hanya diketahui oleh keluarga inti di lingkungan keluarganya.

Saat Rafael berusaha menghilangkan jejak tidak menyenangkan pada dirinya, sebuah suara terdengar dari arah pintu yang terbuka. Sosok gadis cantik yang menggemaskan terlihat, dengan mengenakan pakaian trendi yang cukup ketat, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang menggoda.

"Kakak EL, apa yang kamu lakukan disini? Pestanya sudah dimulai sejak tadi!" Dengan langkah genit, gadis itu berjalan ke arah Rafael. Memeluk lengannya dengan manja, suaranya terdengar sangat sexi, membuat pria yang mendengarnya akan merasa terangsang.

Rafael yang melihat gadis itu melekat pada lengannya mulai merengut, menatap dengan tidak suka ke wajah gadis itu tanpa bersuara. Menyadari tatapan peringatan itu, dia segera melepas pegangan tangannya. Dan dengan wajah cemberut mengeluh kepada Rafael.

"kakak EL,.. Kamu tak perlu berwajah seperti itu, itu membuatku takut ok..!" nadanya terdengar seolah sedang di aniaya secara tidak langsung.

Melihat tak ada tanggapan sama sekali dari pria itu, dia mulai memutar bola matanya karena tidak senang. Dan sekali lagi memegang tangan Rafael, kali ini hanya memegang tangannya , mencoba menariknya dan membawa keluar pria bak biarawan ini keluar untuk berpesta.

"Monic!!!" Kini Rafael tak bisa menahan, suaranya terdengar tegas dan keras.

Membuat jantung Monica berdetak ketakutan, sepertinya dia sudah bertingkah kelewatan kali ini. Dan dengan segera melepaskan pegangan tangannya.

Rafael adalah sosok pria kejam yang terkenal tak perna menjalin hubungan dengan seorang wanita sekalipun. Monica adalah sepupu jauh Rafael dan merupakan satu-satunya wanita yang berani dekat dengannya.

Meskipun hanya seorang sepupu jauh, tapi kasih sayang yang diberikan oleh kedua orang tua Rafael kepada Monica, sangat besar. Itulah yang membuat Monica berani berbuat semaunya kepada Rafael, meskipun masih dalam batasan. Tapi dia sudah bisa menjadi sangat bangga dengan hal itu, membuat ribuan gadis di belakangnya memandang dengan iri.

"Baiklah..baiklah... Aku akan berhenti mengganggumu, tapi ingat pesan paman! Paman ingin kakak EL menyambut para tamu penting di luar, karena jika tidak..!" Monic sengaja menggantung ucapannya, menunggu tanggapan dari Rafael.

Dan pada akhirnya, wajah Rafael menjadi semakin suram, membuat Monic bergidik ngeri dan berlari keluar pintu sambil berteriak. "Aku akan melaporkannya kepada Paman dan bibi..!" dan akhirnya dia menghilang dari balik pintu.

___Di bagian ujung tepatnya paling sudut di pesta, seorang pelayan dan seorang berpakaian aneh yang menutupi seluruh tubuhnya, duduk dengan tenang mengamati keadaan di sekitar. Tempat mereka mendapat pencahayaan yang remang-remang, sehingga tak seorang pun yang menyadari keberadaan mereka disitu.

"Indah, sebaiknya kita berkeliling saja! Pemandangan disini kurang menarik!" Nadin merasa sedikit kesal, mengapa mereka hanya bisa duduk di pojokan, dan melihat punggung-punggung orang yang sedang berpesta itu.

"Kamu pergi saja sendiri, aku lebih suka berada disini!" Indah menggerakan tangannya, memberi isyarat kepada Nadin untuk pergi sendirian.

"Tapi, apa kamu tidak masalah berada disini sendirian?"

"Tidak apa-apa pergilah, disini masih lumayan dibanding berdiam diri dalam kamar."

"Baiklah, tapi ingat aku akan datang lagi kesini sejam kemudian. Ok!" Nadin pun berjalan menjauh, wajahnya seakan menyiratkan sebuah kalimat seperti pemburuan akan dimulai sekarang. Meskipun Nadin hanya seorang pelayan, tapi wajahnya lumayan cantik, mungkin bisa menarik beberapa perhatian pria-pria berjas di hadapannya, dan membuat perubahan yang lebih baik di masa depannya.

saat Indah mengamati kerumunan, tatapannya terhenti pada sosok pria yang menuruni tangga. Melangkah dengan membawah keagungan tersendiri, wajahnya disinari oleh lampu tepat di atasnya. Memberikan kesempatan pada ribuan mata untuk memandangnya dengan takjub.

Pemandangan itu membuat Indah tak berkedip, benar-benar tampan. Baru kali ini Indah memperhatikan Rafael dengan jelas, meskipun wajahnya terlihat dingin, namun itu hanya menambah kesan luar biasa pada kehadirannya.

Saat Rafael berjalan, semua orang mulai melihat ke arahnya. Namun mereka hanya bisa melihat, tak seorangpun berani untuk mendekatinya. Rafael terkenal dengan sifatnya yang menyendiri dan dingin, setiap orang yang datang untuk mulai menjilat padanya, akan berakhir dengan tragis.

Hanya orang-orang tertentu yang bergaul dengannya, dan tentu saja keseluruhan dari orang-orang itu, bukanlah orang biasa. Rafael berjalan ke kursi bar miliknya, membuat orang di sekitarnya mundur beberapa meter darinya. Wajahnya terlihat tidak senang, seolah menahan sesuatu.

Dari arah pintu masuk, mulai terdengar suara kerusuhan. Dan suara itu berasal dari para setiap wanita yang hadir.

"Aaaaaaaa... pangeranku, pangeranku yang tampan hadir disini."

"Oh suami masa depanku, mungkinkah dia datang mencariku..?"

"Jangan bermimpi, tentu saja dia datang untukku, hari ini benar-benar hari keberuntungan. Bukan hanya kita bisa hadir dalam pesta Tuan Besar Pradianata Rafael yang sangat langka, bahkan pangeran idaman seribu wanita juga hadir di sini."

"Oh tidak... Jantungku.. Jantungku serasa ingin meledak, sungguh tak dapat menahan debaran kuat ini."

Next chapter