webnovel

Lelaki Aneh ( 1 )

semua orang yang mendengar teriakan itu, berhenti dalam aktifitas mereka dan melihat ke arah pintu masuk.

"Ha...hantu...!" seorang pelayan wanita yang telah berteriak itu, segera berlari menjauh dari pintu masuk.

"siapa kamu? mengapa kamu bisa masuk ke rumah ini?" seorang pelayan yang sedikit lebih tua mendekat ke arah Indah. Tatapan matanya menyiratkan sebuah rasa jijik dan merendahkan.

Indah yang mendengar teriakan dari pelayan wanita mudah mengerutkan alisnya. Teriakan seperti itu sudah biasa baginya, orang yang pertama kali melihatnya akan memberikan ekspresi yang sama, rasa takut dan jijik secara bersamaan.

melihat tak ada jawaban dari gadis buruk rupa di hadapannya, dia segera berteriak memanggil penjaga keamanan.

"Security...security.. security...!" tidak lama kemudian dua orang yang berpakaian lengkap datang ke arah mereka, dengan langkah cepat mereka menghampiri sang pelayan tua yang memanggil.

"Ada apa Bi ijah?" tanya salah seorang dari mereka.

"Usir perempuan ini dari sini! dia telah masuk tanpa izin!" perintahnya sambil menunjuk ke arah Indah.

kedua security yang menyadari kehadiran Indah terkejut saat melihatnya. Salah seorang dari mereka hampir memuntahkan seluruh makan siangnya yang telah dia makan beberapa menit yang lalu, saat dia melihat sebagian dari balik kain selimut bulu-bulu panjang yang bertengger di paha Indah menjadi suatu pemandangan yang sangat mengerikan.

Benar-benar pemandangan yang sangat menjijikan, dia tak bisa disebut sebagai manusia, lebih tepatnya istri genderuwo. Seluruh tubuhnya berwarna hitam, bahkan giginya terlihat menakutkan.

Rambutnya tergerai dengan berantakan menambah kesan mengerikan pada dirinya.

Indah hanya terdiam mendengar ucapan pelayan tua itu dengan wajah merengut, dan berallih ke arah dua keamanan di depannya.

melihat tatapan seorang manusia jadi-jadian membuat jantung kedua lelaki itu berdecak kaget, dengan menggunakan tongkat pendek yang berada di pinggangnya, mereka mendorong Indah dengan sedikit kasar.

Mengarahkan tongkat itu tanpa menyentuh tubuhnya yang membuat mereka jiijik, seolah perempuan itu merupakan kuman yang harus segera di hilangkan.

Indah merasa sedikit merasa kesakitan ketika pentungan itu mendarat di tubuhnya dengan kasar. Dia hanya bisa pasrah dan mengikuti perlakuan kedua pria itu dengan wajah yang merengut.

Apa ini? jadi mereka membawaku kesini, hanya untuk mengusirku kembali! Cih.. Indah merasa seolah-olah dipermainkan sejak awal.

mengangkat dirinya ketingkat yang cukup tinggi dari hidupnya selama ini setelah itu menghempaskannya kembali ke tanah secara tak terduga.

tapi itu bukanlah hal yang dapat membuatnya kecewa, bisa di bilang dia sudah memprediksikan beberapa situasi di kepalanya ketika dalam perjalanan tadi, dan hal ini sudah salah satu darinya.

sekarang apa yang harus dilakukannya? berada dalam sebuah kota yang untuk pertama kalinya dia berpijak, tanpa seorang pun kenalan tanpa mengetahui kemana dia harus pergi.

Indah merasa sedikit merinding mengingat sebuah kejadian buruk yang terjadi di dalam sebuah sinetron yang sering dia tonton, dimana pemeran utama yang biasanya tersesat seperti dirinya akan mengalami nasib yang buruk.

Alih-alih menghilangkan pikiran buruk itu, dia hanya berusaha memikirkan cara bagaimana dia harus pulang sekarang.

"BERHENTI!!!"

tepat tiga langkah sebelum dia diseret keluar dari pintu, sebuah suara yang tajam terdengar dari atas tangga, membuat semua yang berada di sana terhenti dan melihat ke asal suara itu.

sebelum mereka sempat berbalik, aura dingin yang mencekam menyelimuti seluruh ruangan. Seolah sebuah balok es di lemparkan ke arah tubuh mereka, menciptakan sensasi dingin namun bersamaan terasa menyakitkan.

Sebuah pukulan yang tak nampak membuat tubuh mereka menerima suatu serangan yang sesungguhnya tak nyata. Hanya otak mereka yang memprediksikan kejadian itu akibat dari tekanan yang terlalu kuat dari dalam ruangan.

Indah yang mendengar suara itu juga mendadak terhenti dan memalingkan wajahnya.

DEG... pandangan Indah terpaku pada sosok laki-laki yang berdiri di atas tangga, pandangannya menyiratkan suatu kemarahan yang tak terbendung.

matanya yang membuat wajah tegasnya semakin membuat orang yang menatapnya seakan menerima suatu tekanan yang luar biasa

"Tu..tuan i..itu.." mendapatkan sebuah tekanan yang tiba-tiba seperti itu membuat Bi Ijah sedikit merinding. Dia paham dengan pasti jika tuannya mulai menatap seperti itu, maka sesuatu yang tidak dia senangi telah terjadi dan jelas dia benar-benar murka saat ini.

Dia berjalan dengan langka yang biasa namun bagi yang melihatnya seolah setiap langkahnya itu seakan membawa sebuah kematian lebih dekat pada setiap langkahnya.

dia terus berjalan melewati sang pelayan tua dan mendekat ke arah dua securyti itu, mereka yang asalnya dari kemiliteran dan merupakan salah satu pasukan elit tak perna membayangkan akan mendapat tekanan seperti itu, biasanya tekanan itu hanya dimiliki oleh pimpinan mereka yang terkenal sangat kejam, bahkan sekarang mereka ditugaskan untuk menjaga keamanan di kediaman seorang CEO yang ditugaskan oleh pimpinan mereka.

hanya dalam kurun waktu satu bulan, mereka sudah memahami bahwa CEO tersebut bukanlah orang sembarangan. Hampir setiap perusahaan besar berada di bawah naungannya, dia juga terkenal sangat kejam dalam melakukan bisnis, membuat tak seorangpun berani untuk melakukan hal yang dapat memicu kemarahannya.

dan sekarang hanya dengan sekali pandang yang mematikan, membuat suhu di ruangan itu menjadi sangat berat hingga ke tulang persendian mereka.

saat CEO itu berdiri di hadapan mereka, dengan segera mereka membungkuk hormat.

"Maafkan kelalaian kami tuan, yang membuat perempuan ini masuk dengan mudah ke kediaman tuan!" mereka tak berani untuk memandang ke arah matanya secara langsung.

Next chapter