webnovel

Laki-laki Brengsek

"Aaaaaaaa... pangeranku, pangeranku yang tampan hadir disini."

"Oh suami masa depanku, mungkinkah dia datang mencariku..?"

"Tentu saja dia datang untukku, hari ini benar-benar hari keberuntungan. Bukan hanya kita bisa hadir dalam pesta Tuan Besar Pradianata Rafael yang sangat langka, bahkan pangeran idaman seribu wanita juga hadir di sini."

"Oh tidak... Jantungku.. Jantungku serasa ingin meledak, sungguh tak dapat menahan debaran kuat ini."

Begitula para gadis yang berangan-angan dengan kehadiran sosok yang sangat memukau itu.

Riko yang masih dalam keadaan setengah sadar, melangkah masuk kedalam sebuah bangunan yang sangat megah. Seperti yang telah diketahui sebagai sosok berkuasa yang kaya raya, kediamannya begitu luas dan mewah, dengan berbagai macam perabotan mahal dan antik.

Teriakan demi teriakan gadis dari seluruh penjuru pesta, tak dapat mengalihkan perhatian Riko, baginya selama dia bekerja sebagai manager Demian selama hampir tiga tahun, itu adalah hal yang biasa dan lumrah di sekitar Demian.

Tak bisa dipungkiri, kharismatik demian dapat menarik perhatian banyak orang hanya dalam hitungan detik. Itulah titik puncak keunggulan Demian sendiri, di luar dari bakatnya yang baik dalam berakting.

Riko masih saja melongo', tak percaya dengan dirinya yang menghadiri pesta dari orang yang sangat dia kagumi. Saat Demian tiba-tiba menarik lengannya secara tiba-tiba.

"Apa yang kau lakukan?" Riko berusaha melepas dirinya dari Demian, itu sedikit memalukan untuk dilihat oleh banyak orang. Dengan opini publik yang sangat liar dan ganas, mereka bisa saja berakhir dalam sebuah skandal, hubungan antar sesama jenis. Memikirkan hal itu membuat Riko bergidik ngeri.

"Diamlah! Dan ikuti aku!" Demian tetap menarik Riko dengan paksa, mengabaikan penolakan dari pria itu dan berjalan kesebuah meja bar. Saat Riko melihat sosok pria yang tidak asing baginya, matanya berbinar tanpak takjub dengan apa yang dia lihat.

"Setelah sekian lama tak berjumpa, kamu masih tetap sama." Demian duduk di sebuah kursi, berbicara pada Rafael dengan nada yang sangat akrab.

Hanya segelintir orang yang tau tentang persahabatannya dengan Rafael, bisa dikatakan persahabatan mereka sedikit aneh. pertemuan pertama mereka adalah saat mereka berada di bangku smp.

Demian bisa mengingat dengan jelas, bagaimana dirinya yang merupakan seorang idola di sekolahnya, segera tergantikan oleh sosok murid baru yang sekelas dengannya. Rafael seorang anak baru pendiam yang terlihat sangat dingin, mampu menarik perhatian wanita lebih besar darinya.

Awalnya mereka berpikir bahwa Rafael adalah orang yang bisu, karena dia tak sekalipun perna berbicara kepada siapa pun, bahkan guru. Namun tak di sangka dia adalah anak yang sangat jenius, mengalahkan para murid terbaik dalam setiap bidang di sekolah itu.

Membuat popularitasnya meningkat bahkan sampai ke guru-guru. Hingga akhirnya Demian berusaha mencari masalah dengannya, namun setiap usaha yang dia lakukan tak ada yang berhasil, membuat Demian sangat frustasi dan menyerah dengan sendirinya.

Dan pada suatu kejadian tertentu, dimana Demian menghadapi sebuah masalah yang besar di keluarganya, membuatnya berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Namun tak di sangka, seorang Rafael yang secara tak sengaja menemukannya berbicara padanya.

Dan dengan satu kalimat dari mulutnya, membuat wajah Demian memerah karena malu, dan akhirnya berpikir dua kali untuk mengakhiri hidupnya. Mengingat hal itu, akan membuat Demian merasa rendah diri, dan setelah kejadian itu Demian berusaha mendekati Rafael.

Rafael hanya berbalik ke arahnya, lalu mengalihkan pandangannya pada pria yang berdiri di samping Demian. Menyadari arah tatapan Rafael, Demian segera melihat ke arah Riko dan seketika alisnya berkerut.

"Berhentilah menatap seperti itu! Jika orang lain melihatmu menatap Rafael dengan wajah itu, mereka akan berpikir kamu memiliki kelainan pada kehidupan seksualmu!" Demian tau bahwa Riko sangat mengagumi Rafael, sebagai pengusaha mudah yang sangat berbakat. Namun dia tak perna menyangka, rasa kagum Riko di luar batas kewajaran menurutnya.

Ada apa dengan ekspresi wajahnya itu, yang sangat terpesona saat memandang Rafael secara langsung. Bahkan Riko tak perna memandang dirinya, yang sebagai seorang aktor terkenal dan berwajah bak pangeran surga seperti itu. Demian tersadar dengan pikirannya sendiri, apa dia merasa cemburu?

Tanpa sadar Demian menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan pikirannya yang menjijikan itu.

"Rafael perkenalkan, ini adalah managerku Riko, dia sudah sangat mengagumi dirimu sejak lama!" Demian memperkenalkan mereka, namun sepertinya keadaan sedikit canggung, saat Rafael tak memberikan tanggapan sedikitpun pada Riko.

Benar-benar tak berubah sedikitpun, pria ini masih sangat pendiam dan dingin. Apakah lidahnya telah hilang sebelumnya selama ini, bahkan untuk mengucapkan sepatah katapun, dia sangat enggan pikir Demian.

"Ehem, Riko kamu duduklah dulu, aku akan memesan minuman untukmu!" Demian berusaha mencairkan suasana, takut jika Riko akan mengalami patah hati.

Namun sepertinya hal itu tak akan terjadi, Riko yang terkenal galak dan kadang suka membentak, tiba-tiba berubah seperti seekor kucing yang baik, duduk dengan tenang di atas kursi, dan memperlihatkan ekspresi layaknya seekor kucing yang menunggu tuannya untuk membelainya.

Melihat hal itu, bibir Demian sedikit berkedut. Sepertinya mataku sudah rusak sekarang.

Dari sudut ruangan, saat Indah memperhatikan Rafael yang berjalan ke arah meja bar, alisnya sedikit mengerut, mengapa semua orang seolah-olah menjaga jarak dari pria itu. Namun di wajah mereka terlihat jelas, ingin melakukan pendekatan dengannya.

Tapi terhalang seolah sebuah tulisan WARNING terlihat pada setiap sudut tubuh pria itu, sangat menarik namun juga mematikan, begitulah Indah menggambarkannya.

Tapi tiba-tiba dua orang pria menghampirinya dan mengajaknya berbicara, tapi Rafael masih terlihat enggan untuk berbicara. Sampai Indah merasa tidak asing dengan wajah salah seorang pria yang menghampiri Rafael.

Pria itu bukankah seorang aktor terkenal? Indah sudah banyak menyaksikan film yang biasa dimainkan olehnya. Indah sedikit terkejut, saat melihat Demian seorang aktor terkenal secara langsung.

Wajahnya bahkan terlihat lebih tampan dilihat secara langsung.

"Laki-laki itu..."

Saat Indah memperhatikan ketiga lelaki itu, Nadin secara mendadak muncul di sampingnya, memegang kedua bahunya dan mengguncang tubuh Indah. Berkata dengan sedikit histeris namun masih dengan nada yang sediki rendah dari para gadis-gadis lain di dekatnya.

"Itu... Itu adalah pangeran pujaan seribu wanita, apakah kamu sudah melihatnya!" Nadin melepaskan pegangannya di pundak Indah dan mengarahkan pandangan Indah ke arah pria yang duduk di samping Tuannya. Menunjuk dengan sangat bersemangat.

Indah hanya memandang sekilas dan kembali duduk dengan tenang di kursinya, bersandar pada sandaran kursi dengan sedikit malas, tanpa ada rasa tertarik sedikitpun.

"Bagaimana ini, pangeranku yang sangat tampan, sekarang aku benar-benar mencintaimu lebih besar dari sebelumnya!" Nadin terus mengoceh di samping Indah, dia sangat ingin berada lebih dekat dengan idolanya. Namun itu tak akan mudah, sama halnya dengan gadis-gadis yang lain.

Saat mereka ingin mendekati Demian, pria itu malah berjalan ke arah sosok dingin namun agung di meja bar, membuat para gadis memilih mundur untuk sejenak. Siapa yang akan berani mengejar sebuah harta karun di dalam sarang naga yang sangat liar dan buas, dengan keberhasilan 0,01 persen.

Nadin kembali berbalik ke arah Indah, dan masih berucap dengan nada semangat.

"Bukankah dia sangat tampan, dia juga banyak mendapatkan penghargaan yang bergengsi. Bukankah menurutmu dia adalah calon suami yang sangat sempurna?"

Namun tak disangka satu kalimat dari mulut Indah membuat Nadin membeku.

"Hanya seorang laki-laki brengsek!"

Nadin : "...."

Indah mengucapknya dengan ekspresi yang biasa saja, bahkan ada sedikit rasa jijik di matanya.

Next chapter