webnovel

Jebakan

Namun tak disangka satu kalimat dari mulut Indah membuat Nadin membeku.

"Hanya seorang laki-laki brengsek!"

Nadin : "...."

Indah mengucapknya dengan ekspresi yang biasa saja, bahkan ada sedikit rasa jijik di matanya.

Awalnya Indah juga merupakan penggemar berat dari Demian, namun lambat laun saat dia mengetahui, bagaimana kehidupan dari laki-laki yang suka mengganti pasangannya hanya dalam seminggu itu, membuat Indah merasa jijik.

Akhirnya dia memutuskan untuk berhenti menyukainya, pria yang tak bisa menghargai dan hanya mempermainkan seorang wanita, baginya hanyalah seonggok sampah yang memuakkan.

Meskipun dia memiliki wajah yang rupawan, namun itu tak bisa dia jadikan sebagai alat untuk seenaknya mempermainkan hati wanita.

Akhirnya Indah memutuskan untuk kembali kekamarnya, meninggalkan Nadin yang masih melongok tak percaya, saat mendengar ucapan Indah. Berada disitu hanya akan membuat pandangannya kotor dengan keberadaan Demian.

Namun sebelum langkah ketiganya, seseorang secara sengaja mendorong Indah terjatuh ke lantai.

BUG.. Suaranya terjatuh cukup keras, untuk di dengar oleh beberapa orang yang berada di dekatnya. Gadis yang mendorongnya terlihat sangat puas.

Saat Indah mengucapkan kalimat "Hanya seorang laki-laki brengsek." ternyata terdengar oleh telinganya dan dengan sengaja mendorong Indah hingga terjatuh. Siapa dia yang berani mengucapkan kalimat kasar kepada pangerannya.

Orang-orang yang memperhatikan dirinya mulai tertawa, memandang dengan tatapan aneh di mata mereka. Tampilan Indah memang terlihat sangat aneh, seolah dia mengenakan puluhan meter kain hitam untuk membalut seluruh tubuhnya.

"Hei perempuan jalang, kamu pikir siapa kamu berani mengatakan hal seperti itu pada pangeranku? Kamu pikir kamu lebih berharga darinya?" suara gadis itu cukup keras untuk mengambil perhatian orang lebih banyak di pesta itu.

Nadin yang melihat Indah terjatuh, segera berlari dan membantu Indah untuk berdiri.

"Nona, sepertinya ada kesalah pahaman disini, anda mungkin salah mendengar ucapan teman saya. Yang dimaksud olehnya bukanlah Tuan Demian tapi seseorang yang lain." Nadin berucap dengan nada yang cukup meyakinkan, agar wanita di depannya tidak mengatahui bahwa dia telah berbohong, jika tidak Indah akan benar-benar dalam masala.

Wanita itu menyeringai dan memandang rendah kedua perempuan di hadapannya, melihat tampilan seorang pelayan dan seorang lagi yang berpakaian aneh. Menutupi seluruh tubuhnya dengan lusinan kain hitam, benar-benar aneh. Tatapannya semakin memandang remeh, hanya seorang pelayan dan mereka berani mencari masalah?

"Apa kamu bilang? Kamu pikir aku tuli? Sangat jelas terdengar di telingaku saat perempuan aneh ini menghina pangeranku!" gadis itu berbicara dengan nada yang masih keras, sambil menunjuk ke arah Indah.

"Itu..itu tidak mungkin nona, ma..mana berani temanku mengatakan hal seperti itu.?" Nadin berucap dengan terbata-bata, tak bisa menghilangkan rasa gugup pada suaranya.

"Apa kamu ingin aku mengulang perkataannya!" gadis itu semakin marah, karena mereka menolak untuk mengakui perkataan buruk mereka terhadap Demian.

Orang-orang di sekitar terus memperhatikan mereka bertiga, ini seperti tontonan yang sedikit menarik. Dan merasa sedikit penasaran, apa yang dimaksud oleh dengan menghina Demian? Di antara mereka, tak ada seorang pun yang tak tau dengan kepopuleran dan kekuasaan Demian yang luar biasa.

Merasa sangat penasaran, mereka mencoba mengambil langkah yang lebih dekat, agar suara gadis itu dapat terdengar lebih jelas saat berkata.

"Kamu bilang, pangeranku hanyalah seorang laki-laki yang tak tau malu yang bermodalkan tampang saja, bahkan tak pantas untuk di pandang oleh matamu!! dan tidak hanya itu, pangeran akan senang hati tidur dengan siapapun, yang penting dia adalah seorang wanita" Intinya Demian akan tidur dengan semua gadis, bahkan jika gadis itu buruk rupa atau memiliki kelainan.

BUM...!!

Kerumunan segera meledak setelah mendengar perkataan gadis itu. Membuat mereka menatap kedua orang yang sedang berhadapan dengan gadis itu.

Bahkan Nadin tampak lebih syok setelah mendengar perkataannya, bukankah Indah hanya mengatakan bahwa Demian hanyalah seorang laki-laki brengsek, itu saja. Sejak kapan versinya berubah secepat itu?

Gadis itu terus mengeluarkan seringaian yang lebih jahat setiap detiknya, memang kamu pikir aku bodoh. Memang kamu hanya mengatakan bahwa pangeranku adalah laki-laki brengsek, tapi aku tak akan membiarkanmu lolos begitu saja.

Pernyataan Indah tentang Demian adalah benar, Demian adalah sosok laki-laki yang suka bersenang-senang dengan banyak perempuan. Jadi julukan dirinya sebagai laki-laki brengsek tidaklah salah. Namun demi mendapat sensasi yang lebih besar, dan perhatian dari tuan rumah dan pangerannya sendiri, dia sengaja merencakannya dengan sangat bersemangat.

"Bukankah mereka sedikit keterlaluan?"

"Seorang pelayan hanyalah seorang pelayan, mengapa mereka terlalu menganggap tinggi diri mereka, bahkan untuk menuangkan sebuah minuman ke gelas pangeran, itu tak akan cukup jika mereka hanya seorang pelayan biasa!"

"Aku pikir, aku telah bertemu dengan banyak perempuan bodoh, tapi sepertinya mereka terlihat lebih bodoh dan angkuh dari banyak wanita kebanyakan!"

Cibiran demi cibiran terus bergema dalam ruangan itu, pesta itu seakan berubah menjadi sebuah sidang neraka. Bahkan suara musik yang terdengar perlahan-lahan mulai menghilang.

Semua perhatian tertuju pada mereka, Nadin mengepalkan kedua tangannya, dia tak menyadari luka pada tangannya akibat dari kukunya yang menancap dengan keras.

"Nona kamu sudah mengatakan sesuatu yang tidak benar!!" kini rasa gugup Nadin menghilang dan tergantikan dengan amarah. Jelas Nadin dapat mengetahui niat terselubung dari gadis di depannya. Mencoba mencari perhatian dan membuat dirinya terlihat baik.

Mendengar ucapan Nadin, wajah gadis itu berubah dari putih ke hijau dan menjadi sangat geram. Yang dimaksudkan Nadin adalah dirinya mencoba memfitnah mereka.

Namun sebelum gadis itu berucap, salah seorang dari kerumunan mulai berbicara dengan nada sinis dan mencemoh.

"Sudahlah, kalian perempuan yang tak tau malu hanya akan bisa berangan-angan, dan setelah tak bisa menerima kenyataan maka kalian hanya bisa menghina hal yang tak bisa kalian gapai, cih..hanya seorang pelayan dan berani bersikap begitu arogan seperti itu!"

"Benar sekali, wanita jalang hanya akan terus menggong pada majikan yang lebih tinggi derajatnya, dan berusaha membuat diri mereka yang menjijikan terlihat sangat berharga!" komentar lain terus terdengar, dan semakin lama semakin menyakitkan.

Nadin bergetar karena amarah, apa hak mereka mengatakan hal yang tidak bertanggung jawab seperti itu, menghina tanpa melihat bukti yang jelas. Namun tanpa Nadin sadari, disebelahnya, Indah hanya berdiri dengan ekspresi yang tenang, sangat tenang bagaikan sebuah kolam air yang jernih.

Penghinaan semacam itu seperti makanan ringan untuknya, merasakannya setiap hari saat dia berada di desa, membuatnya sudah terbiasa dan kebal.

"Kamu lihat pelayan dan perempuan yang aneh disana? Mereka mengatakan dengan bangga bahwa pangeran seribu wanita Demian, tak layak untuk dipandang oleh mata mereka."

Seseorang yang berada tidak jauh dari Rafel dan Demian duduk, berbicara dengan nada sedikit keras, membuat mereka dengan jelas mendengar ucapannya.

Bahkan Riko yang duduk dengan patuh sejak tadi, terkejut mendengar kalimat itu. Bagaimana mungkin ada seorang wanita yang tidak bisa di taklukkan oleh Demian?

Next chapter