webnovel

PROLOGUE

Aku adalah seorang iblis yang kesepian. Mengapa aku mengatakan demikian? Saat ini aku terbelenggu di tempat yang sangat gelap dan sunyi. Tak ada setitik cahaya pun di tempat ini. Bahkan ras iblis yang notabenenya memiliki kemampuan melihat dalam gelap pun tidak dapat melihat sesuatu sama sekali di sini. Keheningan memenuhi tempat ini, bahkan melebihi heningnya tempat terdalam di lautan. Hanya suara pikiran ku yang terus ku dengar ketika aku merasakan kesadaran. Sisanya? Yah sisanya ku habiskan dengan tidur tentunya. Entah sudah berapa lama seperti ini.

Dulu aku hidup dengan nyaman di desa iblis kecilku. Tetua iblis di desa ku mengatakan bahwa aku adalah seorang iblis yang spesial. Ramalnya suatu saat aku mungkin akan menjadi seorang yang sangat kuat dan akan memimpin seluruh iblis yang ada di dunia ini. Yah meskipun sudah ada beberapa raja Iblis, namun tetua meramalkan bahwa aku akan melebihi mereka dan bahkan memimpin mereka semua. Saat aku berusia 134 tahun, ramalan tetua Iblis menjadi nyata. Aku berada di puncak kekuatan yang dimiliki oleh seluruh makhluk. Aku menjadi abadi dan tak terkalahkan. Ke 6 raja Iblis saat itu tunduk pada ku dan kemudian aku diangkat menjadi Demon Lord pertama.

Namun sesuatu yang tidak pernah ku duga terjadi. Aku di khianati oleh bangsaku sendiri. Ke 5 raja iblis bersekongkol untuk menjatuhkan ku. Hanya 1 yang setia dan berpihak pada ku. Ke 5 raja iblis tersebut merencanakan sebuah jebakan. Saat itu aku dan ke 6 raja iblis melakukan pertemuan dengan 3 pahlawan pemimpin ras lainnya yaitu ras manusia, naga dan elf.

Di tengah pertemuan yang harusnya membahas masalah perdamaian tersebut akhirnya ke 5 pengikut raja iblis ku tiba-tiba menyerang ku dengan kutukan pengikis. Itu adalah kutukan yang membuatku tidak dapat menggunakan setengah dari dari kekuatan yang kumiliki. Namun mereka juga terkena efek kutukan yang sama sebagai bayarannya. Mereka kemudian melarikan diri dengan sihir teleportasi meninggalkanku dan 1 raja iblis setia ku di hadapan tiga pahlawan pemimpin ras dan 7 pahlawan terpilih mereka. Jika ini adalah pertarungan satu lawan satu aku mungkin masih akan bisa menang walaupun dengan setengah kekuatan ku saja. Namun 10 melawan 2 rasanya itu sangat berlebihan. Meski seorang iblis namun aku tak begitu menyukai pertempuran yang tidak diperlukan. Hal ini ditanamkan oleh kedua orangtuaku terutama ibu.

Namun sepertinya kerjasama antara 4 ras ini karena disebabkan oleh rumor tentang ku yang semakin harinya semakin buruk. Seperti keinginan ku untuk memusnahkan seluruh makhluk lain kecuali iblis, memakan ras lain, dan kekejaman ku. Padahal hidupku hanya ku dedikasikan untuk keluarga dan desa ku. Namun para raja iblis terus-terusan menekan ku untuk menjadi pasukan mereka. Tentu saja aku menolak semua tawaran yang mereka ajukan. Hingga akhirnya aku melampaui mereka dan membuat mereka tunduk kemudian menjadi demon lord.

Harusnya aku sudah menduga ini bahwa suatu hari mereka pasti akan berkhianat dan merencanakan kudeta. Siapa yang tidak kesal ketika kedudukan mu tiba-tiba saja di timpa oleh seseorang yang awalnya bukan siapa-siapa. Hahahaha... Namun sepertinya aku terlena dengan kata-kata dan akting mereka yang sangat luar biasa hingga berakhir seperti ini.

Pertarungan berlangsung sengit antara kami hingga akhirnya hanya tersisa 3 pemimpin pahlawan ras yang telah sekarat. Sementara aku walaupun terluka parah dan hampir kehabisan mana, namun untuk membunuh mereka ber 3 harusnya masih sanggup. Sedangkan 1 raja iblis yang bersamaku juga kini tergeletak sekarat hampir mati. Lagi-lagi karena kecerobohan ku yang harusnya langsung membunuh mereka namun masih menawarkan perdamaian. Akhirnya sang pemimpin pahlawan elf menggunakan sisa kekuatan terakhirnya dengan mengorbankan nyawanya dan menggunakan skill terlarang pemanggil malaikat. Namun yang menjadi masalah adalah skill tersebut tidak memilih-milih korbannya dalam radius 1km semua nyawa yang ada di sana akan di segel entah berapa lama. Namun sebelum hal tersebut benar-benar terjadi aku mengampiri raja iblis setiaku dan melemparkannya sejauh mungkin ke tempat yang jauh. Sedang aku yang menjadi target utama skill ini tidak dapat melarikan diri karena efek skillnya yang tertuju fokus padaku.

Dan yah... begitulah kira-kira bagaimana flashback aku dapat terjebak di tempat ini. Seluruh tubuh ku tak dapat ku rasakan, bahkan mana ku pun sangat tipis. Aku pikir ini harusnya sudah empat atau lima ratus tahun lamanya. Jika benar maka harusnya elf dan naga itu sudah mati. Tentu saja pahlawan manusia itu menjadi yang pertama mati karena umur pendek mereka. Iblis dan elf dapat hidup hingga 500 tahun bahkan lebih. Sedangkan naga hanya 450 tahun. Namun bagi ku, aku tak sengaja mendapatkan skill yang langka yaitu immortality. Ku dapatkan setelah mengalahkan malaikat suci di reruntuhan kuil suci saat berpetualang saat umur ku 134 tahun dan baru menjadi demon lord. Setahun menjadi demon lord aku telah menjadi populer di kalangan iblis dan di takuti oleh ras lain. Ini saatnya bagi ku untuk tidur lagi. Berharap akan ada secercah harapan bagiku untuk bangkit kembali. Yah... begitulah.

PROLOGUE

END

Note :

Oke terimakasih buat semuanya yang sudah membaca chapter 1 ini yang merupakan pembukaan. Dari sini kalian mungkin sudah tahu karakter utamanya akan menjadi seperti apa. Jangan lupa dukung saya dengan cara komentar dan beri bintang kalian supaya saya semakin semangat untuk mengerjakannya. Kritik, masukan dan saran akan selalu saya terima dengan terbuka untuk menjadi pengalaman dan perbaikan bagi chapter kedepannya. Terimakasih semuanya.

Cerita ini murni buatan saya sendiri. Bukan hasil translate, plagiat apalagi copy paste. Silahkan memberikan dukungan anda dengan cara yang ada baik follow, like dan lain-lain. Bantu saya dengan mengoreksi, memberi saran, kritik dan masukan untuk perkembangan ceritanya. Saran anda akan diprrtimbangkan sebagai jalan cerita ke depannya sepertu ending, skill, character dll. Dilarang memplagiat apalagi mengcopy paste cerita ini.

Kamu dapat menghubungi tim kami di email : tiannydeewige@gmail.com

Tiannyde_Ewigecreators' thoughts
Next chapter