webnovel

MOS

Udara malam yang dingin menyelimuti Kota S, dengan kesunyian yang membawa siapapun akan hanyut dalam suasananya. Begitupun dengan susana hati Sukma, dia hanyut dalam suasana itu. Menarik nafas panjang untuk menenangkan semua fikirannya.

***

Sukma adalah gadis biasa, keluarganya termasuk dalam kalangan ekonomi menengah. Dia sangat memimpikan hidup yang indah, tenang dan damai. Dia tinggal di pinggiran Kota B, di sebuah pedesaan yang berada di pesisir pantai dan dikelilingi banyak area persawahan. Semenjak lulus dari SMA, dia memilih merantau ke Kota S melanjutkan sekolahnya di salah satu Universitas ternama disana. Dia memiliki cita-cita yang sederhana, namun dia adalah orang yang sangat berambisi.

Dia diterima di Universitas itu dengan prestasinya sendiri, tanpa menggunakan latar blakang apapun. Sukma mengambil jurusan pendidikan kimia, karena dia memiliki cita-cita menjadi seorang guru. Sukma termasuk salah satu murid yang pintar di kelas nya sewaktu SMA, tak hanya di bidang akademis, dia juga berprestasi dalam bidang non akademis. Setiap ada lomba olahraga tahunan yang diselenggarakan oleh Kota B, dia selalu berhasil membawa mendali pulang. Namun itu tidak membuat sedikitpun orang tuanya bangga.

Jauh di dalam lubuk hati Sukma, dia sebenarnya sangat sedih namun dia selalu berusaha untuk menutupinya. Dia memiliki beban yang sangat berat, karena sering sekali di rendahkan oleh orang lain. Namun Sukma selalu tersenyum di depan mereka, dan akan menangis disaat dia sendirian.

***

Sekarang adalah awal dimana dia akan merubah segalanya.

Masa orientasi siswa pun dimulai. Universitas G adalah universitas yang ternama, maka dari itu mereka sangat mengutamakan kedisiplinan pada mahasiswanya. Pagi-pagi sekali semua mahasiswa sudah membawa semua perlengkapan yang sudah mereka siapkan untuk hari pertama. Hari itu dilaksanakan apel pagi sebagai pembuka, dan rentetan acara lainnya. dilanjutkan dengan memeriksa kelengkapan dan tugas yang diberikan kepada semua mahasiswa.

Sukma mengikuti kegiatan dengan bersemangat, senyum percaya diri terlihat diwajahnya. Dia tidak mengenal siapapun disana. Dia hanya mengenal satu orang, yatu Dama

Hari sudah mulai gelap, pertanda acara di hari pertama akan segera selesai. Sukma memeriksa kembali barang bawaannya dan catatan tugas yang harus siap untuk besok pagi. Dia kembali ke kamar kost nya, setelah mandi dan mengganti pakaiannya Sukma pergi ke toko serbaguna untuk membeli bahan perlengkapannya untuk hari esok. Karena baru pindah, dia tidak terlalu mengetahui jalan disekitaran sana. Pada akhirnya dia berhenti dipinggir jalan untuk membuka maps.

tiba-tiba ada seseorang yang naik ke motornya, "cepat bantu aku pergi dari sini". Sukma yang melihat orang itu datang secara tiba-tiba hanya diam terpaku. melihat wanita yang ada didepannya hanya diam, laki-laki itu berteriak kembali "apakah kau bodoh ?! kita bisa mati di tempat ini jika tidak segera pergi !"

seketika Sukma tersadar, dan langsung mengendari motornya menjauh dari tempat itu. setelah cukup jauh, dia pun tiba-tiba berhenti.

(ciittttt)

"kau bisa turun sekarang, aku harus pergi. aku tidak bisa membantu mu lebih jauh lagi" ucap sukma pada laki-laki itu. Laki-laki itu lalu tersenyum pada Sukma "Bukankah kau yang harusnya berterimakasih kepada ku ? aku sudah menyelamatkan nyawa mu" kata laki-laki itu dengan percaya dirinya.

"apakah kau bodoh ? kau yang tiba-tiba naik ke motor ku dan membentak ku untuk membantu mu segera pergi dari sana" jawab Sukma ketus. "Kau mengatakan aku apa ?!!" jawab laki-laki itu kepada Sukma dengan tatapan yang tajam. Sukma tidak mempedulikan hal itu, langsung saja mendorong tubuh laki-laki itu agar turun dari motornya lalu pergi meninggalkannya sendiri.

"Sungguh manis dan berbeda" sebuah senyum indah dan hangat tiba-tiba yang terlukis diwajah tampan pria itu. Dia mengusap layar ponselnya dan menghubungi seseorang "jemput aku di tempat biasa" lalu pergi.

***

setelah membeli perlengkapan untuk besok, Sukma segera kembali ke kost nya dan langsung membuat semua tugas-tugas untum besok. Dia terlalu sibuk sehingga lupa dengan waktu. dia baru sadar saat tetangga kamar kost nya mengetuk pintu untuk meminjam sesuatu. dia melihat sudah hampir jam dua pagi, dan dia belum makan sejak pulang dari kampus. Untungnya dia memiliki beberapa makanan ringan, (sepertinya ini cukup untuk mengganjal perutku sampai besok pagi) gumam Sukma dalam hati.

Next chapter