1 Ulang tahun Bilian

Devor merupakan anak yang sangat miskin. Dia juga anak yatim piatu. Orang tuanya meninggalkan dia saat baru lahir. Satu-satu peninggalan dari orang tuanya adalah kalung dengan liontin putih berbentuk belah ketupat. Liontin tersebut tidak pernah terlepas dari lehernya. Devor pun bingung mengapa ia tidak pernah mencabutnya, seakan Niat yang kuat ada di dalam liontin tersebut.

Meskipun dia hidup miskin, dia tetap terlihat sangat bahagia.

Satu-satunya orang yang merawatnya adalah kakeknya. Kakek Devor merawat Devor dengan penuh kasih sayang. Dia selalu tersenyum saat melihat wajah Devor, meskipun ada saat dimana Devor melihat kakeknya yang kelelahan karena bekerja banting tulang untuk menghidupi Devor.

Devor pun bertekad untuk menjadi kaya agar kakeknya dapat hidup bahagia.

Devor saat ini berusia 16 tahun. Satu bulan lagi, umurnya genap 17.

"Devor!!", terdengar sebuah panggilan. Devor yang mendengar panggilan itu, langsung menoleh dan tersenyum. Ternyata itu adalah sahabatnya, Bilian. "Oi", Devor bergegas menuju Bilian.

"Selamat ulang tahun, Bilian.", ya, hari ini adalah ulang tahun Bilian yang ke-17.

"Terima kasih.", Bilian tersenyum tulus.

"Gilakk. kamu sudah memasuki umur puncak ketampanan remajamu. Bersiaplah untuk mencari wanita.", Devor tersenyum jahil.

"Kau pun sebentar lagi memasuki umur ketampananmu."

"Ya. Aku pun tidak sabar."

Mereka berdua tertawa bersama-sama.

"Selamat ulang tahun, Bilian.", dari dalam rumah keluar seorang yang sudah tua, dan ternyata itu adalah kakek Devor, Dekor.

"Terima kasih, kek.", Bilian membalas dengan tersenyum.

"Kek, aku izin keluar untuk merayakan ulang tahun Bilian.", Devor tiba-tiba berkata.

"Baiklah. Hati-hati.", Dekor memberikan izin.

Devor dan Bilian bergegas keluar.

"Dimana kamu merayakan ulang tahunmu?", Devor bertanya sambil berjalan. "Oh, aku akan merayakannya di restoran termahal di desa ini, Restoran Kirin. "Apakah kau yakin? Tidakkah di sana terlalu mahal?", Devor bertanya dengan ragu-ragu. "Tidak apa-apa. Lagian ini adalah umur puncak ketampananku, harus dirayakan dengan mewah. Apakah kau mengejekku tidak memiliki uang?", mereka tertawa.

Setelah sampai di depan restoran, mereka tanpa ragu-ragu memasukinya. Dan setelah mereka masuk, sudah banyak orang yang duduk di masing-masing meja. Mereka semua adalah orang yang sangat kaya. Hanya dilihat dari outfit dan aksesorisnya, orang-orang sudah tahu.

Seorang wanita datang ke mereka berdua dengan senyuman yang ramah. "Untuk berapa orang?", tanya pelayan tersebut. "2 orang.", jawab Bilian. Baiklah ikuti saya.

Devor dan Bilian dibawa sebuah meja. Tetapi, meja tersebut sudah ditempati oleh banyak orang. Bilian bertanya, "Mengapa aku ditempatkan di meja sesak ini? Hari ini adalah ulang tahunku. Aku ingin tempat yang mewah."

"Apakah kau yakin mampu menyewa ruang vip kami? Harganya 1 koin emas."

Bilian tertegun dalam hatinya, "MAHAL SEKALIIIIIII!!!😳😳😳😱"

1 koin perak seharga 100 koin perunggu. 1 koin emas seharga 100 koin perak, atau setara dengan 10.000 koin perunggu.

Total uang yang dimiliki Bilian saat ini tidak mencapai 1 koin perak pun.

Merasa ia harus menerima takdirnya, maka ia dengan ikhlas duduk di meja yang sesak itu.

Disampingnya persis terdapat orang barbar yang sedang minum-minum. Para barbar tersebut terlihat senang.

"HEI, LIHAT. Siapa yang datang!", teriak barbar itu.

"Oh ternyata hanya anak kecil yang miskin. HAHAHA!"

Bilian merasa kesal. Tapi Devor mengingatkannya untuk tenang.

Untuk menutupi rasa kesalnya. Mereka ingin berpesta.

"UNTUK BILIAN!!"

"UNTUK AKU"

Mereka berdua bersulang dan minum. Suasana hati mereka sedang bagus.

Tapi tiba-tiba, orang barbar itu menoleh ke mereka. Barbar itu dengan tidak senang, berteriak "Berani sekalii kamu berteriak di depan kita!"

"Kau merusak suasana hati kita!"

"Apakah kau ingin dihajar?!"

"Hanya orang miskin tapi sudah merasa bahagia!!"

Saat ini, muka Bilian tidak sedap dipandang. Dia menunjukkan kemarahannya dengan jelas. "Gawat!", dalam hati Devor.

"Mengapa? Kau ingin memukulku? HAHAHA. Ayo sini pukul aku. Atau aku yang memukulmu!", barbar itu berdiri.

Para pelanggan disekitar melihat adegan tersebut. "Tamatlah anak itu.", kata pelanggan dalam hati.

Devor berusaha menenangkan Bilian. Tetapi Bilian tetap tidak berani menghadapi barbar ini.

"Kau tidak ingin maju? MAKA AKULAH YANG AKAN MEMUKULMU!!!", baru sampai selangkah barbar itu berjalan, tiba-tiba terbating dengan keras pintu masuk restoran."

"AKU LAPAR. BERIKAN AKU MAKANAN ENAK."

avataravatar