webnovel

Bag. 1 Penderitaan Gadis Kecil

Sepasang kedua mata yang begitu indah juga jernih menatap ke langit- langit di dalam kamarnya dengan penuh harap.

Sesekali tetesan air mata membasahi pipinya dan tatapan mata itu seakan bercerita tentang lemahnya ia akan kehidupan ini.

Sesekali ia menengok kearah jendela kaca di sisi kanannya.

Dan sesekali pun ia tersenyum melihat kebebasan burung, juga kupu-kupu yang hinggap dan terbang kesana ke mari. Seakan hati berkata " aku ingin seperti kalian".

Senyumnya yang indah hingga menutupi bahwa betapa rapuhnya ia. Sesekali ia menarik nafas dalam-dalam dan menghelanya secara pelan.

Mencoba mensyukuri setiap nikmat yang masih melekat di hatinya.

Selly, begitulah orang-orang memanggilnya. Gadis kecil berusia 15 tahun yang hari-harinya ia lewati di atas tempat tidurnya. Dan sesekali ia di izinkan oleh sang dokter keluar dengan kursi roda. Itu pun tak lebih dari teras depan rumah,. Akan tetapi hal itu sudah cukup untuk membuatnya senang hingga meneteskan air mata.

5 tahun lalu ia masih sanggup berjalan dengan normal, bahkan tak jarang ia berlarian kesana-kesini bersama teman-temannya, bersenda gurau dan tertawa. Walau pun tak jarang ia terjatuh karena langkah kakinya yang rapuh. Dan seakan tak memperdulikannya, yaa.... iya tak peduli dengan rasa sakit di saat ia terjatuh...

Seperti ia tak mau kehilangan kesenangan bermain dan berlarian dengan teman-temannya.

Dan 5 tahun yang lalu pula, dokter bilang bahwa selly menderita kangker tulang yang menyebabkan kerapuhan dan hilangnya keseimbangan dalam mobilisasi. Dan tanpa sengaja selly pun mendengar juga tau apa yang di bicacakan dokter tentangnya.

Setelah itu tak pernah lagi ia tampakkan kesedihannya dan optimis akan kesembuhannya.

Entah sesuatu apa yang membuat hatinya tegar dan kuat.

Dan 3 tahun lalu, kondisinya semakin parah..hingga ia tak mampu lagi meraih tawa juga candanya bersama teman-temannya..ke adaan itu pun terus berlanjut.

Hari demi hari kondisinya semakin memburuk hingga saat ini ia hanya bisa tergeletak di atas tempat tidurnya.

"selly...!!", terdengar panggilan dari sesosok wanita dewasa.

"Ya maaa..!!".

Jawab selly

Itu adalah bu retno, mamanya selly yang paling sering menemaninya saat ini.

Bu retno, begitulah sapaan akrabnya, beliau adalah seorang ibu rumah tangga biasa, dan sesekali mencoba berdagang. Beliau menjual kue kering jika ada pesanan.

Sedangkan papa selly adalah seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan swasta di luar kota. Pak Hendro, begitulah sapaan akrabnya. Setiap satu bulan sekali beliau pulang dan berbagi kebahagiaan bersama keluarga. Alangkah bahagianya saat-saat mereka berkumpul dan bersenda gurau bersama.

Tak henti-hentinya papa selly mensuportnya...menyemangatinya sementara pak hendro mati-matian mengumpulkan uang untuk biaya berobat selly ke luar negri.

Selly adalah anak semata wayang dari pasangan bu retno dan pak hendro. Pasangan asal jakarta dan menetap di malang saat ini.

"ayo makan, mama suapin". Kata mama selly sambil duduk di sebelah selly.

"Iya", jawab selly lirih

Bu retno pun menyuapkan bubur untuk selly, karena selly tak cukup kuat untuk mangunyah. Dan terkadang ia pun iri saat melihat orang lain makan makanan kesukaannya, tanpa kata dan hanya menatap kenikmatan seseorang yang di lihatnya da berandai- andai seakan ia ikut merasakannya.

Tak jarang juga pipinya terbasahi oleh air matanya.

"Maa!!?" Panggil selly.

"Iya sayang..."jawab mama selly

"Pegen makan sendiri ma", katanya lirih.

Mamanya pun tiba-tiba menangis

" bagaimana caranya??? Untung mengangkat sendok saja kamu g bisa",jerit mamanya didalam hati.

"Udah, di suapin mama saja ya". Jawab mama sambil menangis tersedu-sedu.

Next chapter