webnovel

M : First

Di sebuah Kerajaan yang damai bernama GreenLeaf Kingdom. Tinggallah Elf King dan Elf Queen bersama dengan kelima anaknya.

Tapi, dari kelima anaknya, ada satu anak yang wajahnya angkuh dan tak pernah tersenyum sama sekali. Dia jarang berbicara, berbeda dengan kakak-kakaknya yag selalu tersenyum dan ramah. Saat festival kerajaan pun, dia masih diam dengan tatapan kosong dimatanya. Tanpa disadari, dia telah tumbuh menjadi gadis dewasa dan tanpa ada perubahan dari sikap dingin dan pendiamnya.

~~~

Para rakyat bersorak-sorai menyambut ulang tahun Putri kedua mereka. Di usia yang ke-17 tahun ini, banyak pria terpikat oleh pesonanya yang dingin.

Di Kerajaan semua dayang, prajurit dan para koki dikerahkan untuk membuat acara ini semakin meriah. Para rakyat pun sibuk dengan berbagai macam persiapannya.

"Yang Mulia, Kami sudah menyiapkan banyak makanan dan minuman yang sangat nikmat." Kata Koki kerajaan. Dia ditugaskan untuk membuat banyak hidangan untuk para tamu undangan.

"Yang Mulia, pakaian Putri sudah selesai saya jahit. Ada 5 gaun yang akan dikenakan oleh Putri nanti." Kata Penjahit istana sambil menyerahkan laporannya.

Berbagai persiapan telah mereka lakukan untuk menyambut usia 17 tahun sang Putri Koyla, saudara-saudara sang Putri pun juga menyiapkan kejutan-kejutan untuk sang Putri Koyla agar dia bisa tersenyum dengan tulus.

"Dayang, tolong lihat sang Putri. Sampai mana persiapan untuk dirinya." Perintah sang Raja kepada para Dayang.

Para Dayang mengangguk dan berjalan pelan ke arah kamar sang Putri Koyla.

Saat membuka kamar, para Dayang terkejut dan panik, karena Putri tak ada didalam kamarnya. Para Dayang memanggil Koyla dan mencari ke setiap sudut ruangan yang berada di Kerajaan.

"Tuan Putri! Tuan Putri!" Panggil para Dayang.

Ratu Shane yang kebetulan lewat merasa heran karena para Dayang berteriak. Ia menghampiri mereka kemudian bertanya, "Ada apa dengan kalian?Kenapa kalian panik dan berteriak?"

"Maaf Ratu, Putri Koyla tidak ada dikamarnya."

Ratu Shane yang mendengar itu terkejut, kemudian langsung memanggil prajurit kerajaan.

Jave yang kebetulan sedang latihan bersama para prajurit datang bersamaan dengan prajurit lain. Ia mendekati Ratu Shane dan bertanya, "Ibu, Ada apa ini? Kenapa Ibu begitu panik?"

"Bagaimana Ibu tidak panik? Adikmu, Koyla tidak ada di kamarnya! Jarang-jarang dia keluar dari rumah." Kata Ratu Shane yang begitu panik.

Jave melihat-lihat ke kamar Koyla.

"Ah, Aku tau kemana dia pergi, Bu. Biar aku saja yang mencarinya. Jika kita mengerahkan para prajurit, maka akan ada kepanikan untuk rakyat kita. Ibu tolong tenang dan tunggu disini." Kata Jave yang langsung berangkat mencari Koyla setelah menyelesaikan kalimatnya.

~~~

"Koyla, kenapa kau diam disitu ayo ikut denganku ke kerajaanku." Ucap seorang Elf yang berpakaian berwarna hitam kecoklatan.

Koyla yang baru saja bertemu dengan teman barunya itu, berjalan mengikutinya. Matanya tidak lepas dari pemandangan suram di jalan setapak yang dia lewati.

"Koyla, kau harus hati-hati."

Koyla hanya mengangguk. Mereka berdua terus berjalan dan berhenti tepat didepan sebuah pintu besar berbentuk bulat dan tertutup alang-alang yang lebat.

"Oparo Deorando (Open The Door)"

Pintu itu pun terbuka dan memperlihatkan isi didalamnya, sebuah perdesaan yang cukup sesak, banyak sekali Elf yang bekerja tanpa henti, terlihat dari wajah mereka yang sangat lelah.

"Camoiro (Come On), Aku akang mengajakmu ke Blayt Kingdom dan aku akan memperkenalkanmu ke saudara-saudaraku."

"Pardon?"

"Kau tak mendengarkanku ya."

"Sorayta (Sorry). Aku hanya fokus ke desa ini sedari tadi."

"Ah, lebih baik kau ikut denganku."

Mereka berdua berjalan menuju ke sebuah tempat yang jauh dari pemukiman, mereka harus melewati jembatan yang melintas disepanjang danau yang berwarna hijau lumut. Setelah eberapa kilometer, akhirnya mereka sampai didepan gerbang kerajaan yang sangat berbeda dari desa. Istana kerajaan itu benar-benar megah sekali, Istana itu berwarna coklat dengan perpaduan warna putih yang indah.

"Wonderella (Wonderfull)." Koyla tidak hentinya terpukau dengan apa yang ada di Istana itu.

"Ayo kita masuk ke dalam, aku sangat yakin kau akan lebih terpukau lagi."

Mereka masuk kedalam lagi, Elf itu menunjukkan tempat-tempat yang sangat menarik di Kerajaannya.

"Isabel. Siapa yang kamu bawa?" tanya seoarang laki-laki berbadan tegap, berdada bidang dan sangat gagah.

"Kenapa? Kau menyukainya?"

"Aku? Huh, aku saja belum mengenalnya."

"Perkenalkan ini Koyla, dia teman baruku." Isabel memperkenalkan Koyla kepada kakaknya, "Koyla, perkenalkan. dia Kakakku Ralph, Pangeran pertama di kerajaan ini."

"Hai, Koyla. Nite Moyue (Nice Too Meet You)."

Koyla memalingkan wajahnya, dia sangat tidak tertarik dengan perkenalan ini.

"Isabel, tolong bawa aku ke tempat yang lainnya lagi."

"Apa kau tidak tertarik berkenalan dengan dia kakakku?"

"Tidak."

Koyla berjalan meninggalkan mereka, dia benar-benar terpukau dengan Istana ini. Isabel lalu menyusulnya dan mengajaknya ke Taman, dimana Taman itu adalah lokasi favorite bagi saudara Isabel yang lainnya.

"Koyla, aku akan mengajakmu bertemu dengan saudaraku yang lainnya."

"Iya, tentu."

Saat mereka ingin melangkahkan kaki mereka lagi, Ralph datang menghampiri mereka.

"Nona, apakah kau yakin tidak ingin mengenalku lebih jauh."

Koyla hanya terdiam dan memasang wajah dingin. Dia mengabaikan Ralph dan terus berjalan mengikuti Isabel.

Sampai taman pun Ralph tetap mendesak Koyla untuk mau berkenalan dengannya. Tapi, sama seperti sebelumnya sikap Koyla sangat dingin.

"Sudahlah, Ralph. Dia tidak berkenan berkenalan denganmu," ucap Isabel untuk mengehentikan desakan Ralph.

"Ya.. Ya.. Aku akan berhenti mendesaknya."

Di Taman itu ada 6 saudara Isabel yang sedang bermain.

"Yallow (Hello)."

Mereka semua menoleh dan melihat Koyla, mereka menatap Koyla dengan tatapan heran, seolah-olah mata mereka bertanya Siapa dia?

***

Disisi lain....

" Aku memang wanita yang berhati dingin, tidak ada yang bisa merubah hatiku."

AngelMarscreators' thoughts
Next chapter