15 Tapi..., kenapa reaksinya hanya berekspresi terkejut, sekaligus menahan amarah?

"Saya Pria bebas tanpa adanya sebuah ikatan dengan gadis lain. Tapi beliau jelas terikat kuat dengan Putri Reswani. Seharusnya Anda tahu siapa yang pantas, dan tidak pantas untuk menjadi masa depan Anda" tegas Abiseka. Kali ini ada pancaran tidak terima dengan perlakuan Putri Retno terhadapnya.

Gisell mulai muak dengan layar mengambang yang selalu tiba-tiba muncul karena sang penulis asli selalu gatal ikut campur urusannya.

Suatu malam dengan satu bintang yang paling bersinar dilangit, Putri Retno akan memilih takdir yang mana?

a) Masuk kembali ke dalam kediamannya dan merasakan kematian paling tragis di sana.

b) Merasa Istana ini begitu kejam terhadap hidupnya hingga Putri Retno memilih pergi bersama Abiseka si pria misterius.

Bahkan disaat melelahkan begini kau masih sempat memberiku dua pilihan bodoh itu? cibir batin Gisella pada penulis.

Pilih saja. Ini menentukan masa depanmu disini. Aku hanya membuat seseorang yang ingin keluar jalur kembali pada jalur yang sesungguhnya he he he.

"Ini sudah larut. Aku butuh istirahat. Lagi pula kau juga pasti punya banyak urusan lain. Pergilah dan urus saja itu. Selamat malam" jawab Putri Retno pada Abiseka lalu berusaha masuk melompat melalui jendela kediamannya.

Melihat Putri Retno mengalami kesulitan untuk masuk, Abiseka tersenyum kecil lalu dengan sedikit jentikan jari, ia membantu Putri Retno mengangkat tubuh ramping itu hingga sukses masuk ke dalam.

Putri Retno berbalik sejenak ke arah daun pintu jendelanya yang besar. Ia masih menangkap sosok Abiseka di luar sana. Dan tanpa ragu menutup jendela dengan jengkel.

"Yang Mulia Anda tidak perlu melakukannya. Itu akan sangat menguras energi Anda nantinya" tiba-tiba entah mulai dari kapan, Mantri Dasa Prana berada tak jauh dari Abiseka berdiri. Dan kini mulai mengingatkan junjungannya itu.

"Sudah kukatakan di Kerajaan ini kau tidak boleh memanggilku seperti itu" desis Abiseka menatap marah pada Mantri Dasa Prana.

"Anda benar-benar tidak boleh melakukannya sekarang. Bukankah besok Senopati Adi akan melakukan perjalanan jauh? mohon jangan nekat" cerocos Dasa Prana tanpa ada habisnya.

"Jika ditempat ini tidak ada yang becus menjaga nyawa Putri Retno, jelas aku harus melakukannya sekarang" tegas Abiseka lalu menghilang dari tempatnya berdiri tadi.

Dasa Prana terpana sejenak. Ya, dia lalai barang sebentar saja waktu itu. Kalau junjungannya tidak datang tepat waktu, mungkin Putri Retno sudah keracunan minuman.

Jadi, saat junjungannya mengatakan bahwa dirinya tidak becus dalam menjaga Putri Retno, bukankah itu suatu kebenaran nyata? ia tak mampu berbuat apa pun lagi sekarang untuk menghalangi Abiseka menggunakan kemampuan pemecah raganya.

Kediaman Putri Retno

Malam semakin larut. Mungkin efek dari kekuatan Abiseka sudah menghilang. Buktinya, Gisell kini mendengar suara langkah para pengawal Istana yang berlalu lalang sedang patroli malam.

Aku akan baik-baik saja. Tentu saja, ada banyak pengawal ditempat ini mana mungkin ada penjahat yang dengan mudah menyusun rencana sekaligus menyerangku malam ini juga? ya, pasti penulis hanya sedang menggertakku saja. Batin Gisell merasa malamnya akan damai.

Gisell bersiap untuk tidur karena besok dia harus segera mencari cara untuk melarikan diri dari Istana. Agar ia memiliki banyak tenaga untuk berlari sekaligus bersembunyi.

Tiga jam setelah si Tuan Putri tertidur pulas, ada dua orang bercadar hitam, berterbangan di atas atap kediaman Putri Retno. Mereka mengawasi setiap pergerakan pengawal Istana di bawah sana. Setelah merasa keadaan aman, keduanya bergerak dengan lincah menuruni dinding dengan ilmu meringankan tubuh.

Tiap hentakkan kaki mereka, menapaki dinding, seolah sedang menari dengan indahnya. Bahkan salah satu dari penjahat itu, menggunakan kemampuannya membuka jendela kediaman Putri Retno tanpa sedikit pun suara yang ditimbulkan.

Alhasil, mereka masuk melalui jendela kamar Putri, dengan mulus.

Mereka sadar penuh, jika kaki mereka melangkah memasuki kediaman Putri, maka kemungkinan besar sang Putri akan terbangun dan menimbulkan banyak masalah bagi mereka. Padahal, kedua penjahat profesional ini suka bekerja dengan senyap.

Pertama-tama, yang akan mereka lakukan adalah membekap mulut korbannya, lalu memasukkannya ke dalam karung goni. Karena kejadiannya terlalu cepat, Putri Retno tidak sempat melawan. Ketika mereka memasukkan sang Putri ke dalam karung, ada hal yang aneh terjadi.

Mereka memanggul karung goni tersebut sambil terbang melayang menculik Putri Retno. Lalu merasakan beban mereka semakin ringan saja.

"Apa yang terjadi?" tanya salah satu penjahat pada rekannya penasaran.

Mereka memutuskan untuk turun ke rerumputan lalu meletakkan karung ringan itu ke atas rumput. Mata mereka terbelalak lebar menyadari sang Putri telah menghilang!!

Keringat dingin bercucuran di pelipis mereka. Kalau diperiksa, karung goni tidak mudah untuk dibuka dari dalam. Juga, bagian bawah karung goni tidak bolong sama sekali. Jadi... seharusnya Putri Retno masih tersimpan di dalamnya.

Bagaimana cara Putri tersebut melarikan diri?! Lalu, apa yang harus mereka katakan pada majikan mereka sekarang?!

Gua Suci hutan terlarang.

Pria tampan bersurai perak tersebut sedang bertapa di dalam sebuah gua yang hanya diterangi oleh dua bola api yang melayang-layang di kiri dan kanan bibir pintu masuk gua.

Kedamaiannya saat bertapa terasa terganggu oleh sesuatu yang berat tepat di sisi kanan pahanya yang sedang bersila. Tapi, ia tidak merasakan adanya ancaman berbahaya jadi dia tetap meneruskan pertapaannya hingga fajar menyingsih.

Ketika suara ayam hutan berkokok dengan lantangnya, selesailah pertapaannya. Sekarang ia baru sadar paha kanannya terasa kebas sekaligus mati rasa. Perlahan ia membuka matanya.

Di sisi lain, sang Putri tersadar dari pingsannya. Ia membuka kedua matanya dan... justru bertemu dengan sepasang mata indah, yang pernah dijumpainya semalam!

Ia ingin berteriak dan berlari melarikan diri dari Pria itu! tapi entah kenapa suaranya tiba-tiba menghilang, bahkan tubuhnya tak dapat lagi bergerak bebas!

Tampaknya Abiseka mulai tersadar dari keterkejutannya. Tentang dari mana sumber, pahanya terasa kebas sejak semalaman. Rupanya pujaan hatinya sedang tertidur lelap di pangkuannya.

Ia mulai merasa aneh. Dilihat dari sifat dan sikap baru dari Putri Retno, seharusnya Gadis ini berteriak melarikan diri atau minimal langsung menampar pipinya saat ini juga.

Tapi..., kenapa reaksinya hanya berekspresi terkejut, sekaligus menahan amarah? Abiseka baru tahu sumber dari keganjilan Putri Retno ini. Ternyata sang Putri ditotok sehingga tidak dapat bergerak sama sekali.

Abi tersenyum kecil. Ia tahu apa yang akan terjadi setelah ia membebaskan Putri tersebut. Jadi, dia lebih memilih... mengangkat tubuh tak berdaya itu, dan menyandarkannya di dinding gua.

Apa?! hey!! kenapa kau tinggalkan aku sendirian di dalam sini!! dasar Pria tak bertanggung jawab!! kembali!! pekik hati Gisell melihat Abiseka dengan santai melangkah meninggalkan Gisell sendirian di dalam gua.

Ah, apa ini akibat dari penolakannya semalam? sehingga Pria itu sekarang, berbuat hal yang jahat terhadapnya? tidak... dia ingin hidup! harus tetap hidup!! Gisell berusaha bergerak tapi tak berhasil. Kini ia hanya bisa menangis sekaligus pasrah pada takdir.

avataravatar
Next chapter