14 Apa kau sedang mencoba menghancurkan karakterku?

Wajah Abiseka yang cerah berubah suram melihat sikap siaga yang ditujukan Putri Retno terhadapnya.

"Setidaknya Anda tidak perlu memusuhi saya. Bukankah pernah sekali saya menyelamatkan nyawa Anda? menurut ingatan Anda saat ini?"

"Apa tujuanmu sebenarnya? Kenapa kau selalu muncul begini?" keluh Gisell kesal. Saat Pria itu bersiap menjawab,

"Jangan katakan kau ingin segera membawaku ke tempatmu. Itu alasan yang sudah basi. Seperti yang pernah ku katakan juga, kau jangan kahwatir. Aku pasti akan segera ditendang dari tempat ini oleh Romoku sendiri" tegas Gisell.

Di telinga Abiseka, ucapan Putri Retno terdengar sangat putus asa.

"Bolehkah saya tahu, alasan sebenarnya kenapa Anda tetap memilih berada di sini? padahal saya tahu betul, hanya penderitaan dan air mata yang diberikan tempat ini kepada Anda" kini Abiseka terdengar jauh lebih lembut dari bulu seekor domba.

"Abiseka. Sudah terlalu lama aku kehilangan kasih sayang Romoku. Bukankah sekarang sudah waktunya aku mendapatkan kembali kasih sayangnya?" kalimat yang dilontarkan Putri Retno membuat Abiseka terdiam sejenak.

"Hanya itu?"

"Ratu Galuh, Putri Selaras... datang kemari lalu menghasut Reswani dan Romo. Mereka mengambil kasih sayang Romo dan Reswani. Lalu menurutmu, kenapa harus aku yang pergi dari tempat ini?" Gisell menatap wajah Abiseka dengan sorotan mata tajam.

"Seharusnya mereka yang pergi. Ratu Galuh dan Selaras lah yang harus meninggalkan Istana" ada nada penuh tekad kuat dari Retno kali ini. Sehingga, bagi Abiseka, akan sangat sulit untuk menjauhkan Retno dari bahaya kekejaman Ibu tiri dan saudari tirinya itu.

Gisell mencoba menyelami pikiran Abiseka dengan memperhatikan setiap perubahan sorot mata Pria tampan ini. Kalau diperhatikan... Abiseka jauh lebih tampan dan misterius dari Senopati Adi.

Gadis itu mengerutkan kening melihat ada sebuah teks yang mengambang tepat di depannya, membatasi antara Abiseka dengan Gisella.

Kau harus berpikir dirimu adalah Retno mulai sekarang. Atau karirmu sebagai Penulis dan pemeran utama wanita hangus seluruhnya!!

nampaknya Gisella mendapatkan peringatan keras. Seseorang yang mengendalikan jalan cerita di dunia antah berantah ini mulai bertingkah sok berkuasa!!

"Tapi kenapa saya berpikir bukan itu yang sebenarnya Anda risaukan Putri" suara Abiseka menyadarkan Retno dari lamunan.

"Benarkah? Kalau begitu kau tahu apa yang sedang mengganggu pikiranku?" Retno tersenyum. Isi kepalanya dipenuhi tanda tanya besar.

"Hati Anda bimbang. Antara merelakan Senopati Adi, atau tetap mempertahankannya" jawaban Abiseka membuat Retno sempat terkejut.

Ya, Retno di masa lalu akan terus mengusik Gisell dengan rasa hati yang berkecamuk setiap ada di sekitar Senopati Mahasura Adiwilaga. Dan dadanya akan segera terasa sesak, begitu matanya tak sengaja melihat kebersamaan Adi dengan saudara kembarnya Reswani.

Seharusnya aku tokoh utama dalam drama ini. Tapi kau memaksaku menjadi seorang Reswani? apa kau sedang mencoba menghancurkan karakterku? cibir Gisell dalam hati.

Teks baru muncul di depan matanya. Mungkin si pemilik naskah aslinya marah padanya. Karena warna teksnya mendadak berwarna merah.

Sebelum memerankan suatu karakter apa kau tidak membaca naskahnya dengan benar?! Jelas-jelas aku menjadikan Retno sebagai tokoh utamaku!! Dialah sosok Reswani yang sesungguhnya aku gambarkan!!

Apa?! Reswani ada di dalam sana. Dan identitasku sekarang Retno. Apa kau sangat suka membuat pemeran dramamu kebingungan? protes Gisell.

Seandainya si pemilik naskah asli ini berwujud, Gisell pasti akan langsung menjambak, atau mencakarnya sampai puas.

Nona Gisell, kamu sudah salah paham dengan maha karyaku ini. Tokoh protagonis dan pemeran utama disini adalah Retno yang menyamar menjadi Reswani. Sementara Reswani, adalah tokoh antagonisnya. si pemilik naskah asli menjelaskan panjang... lebar.

Lalu apa yang harus aku lakukan dengan Pria di depanku?

uh, kau bertanya padaku? kalau segalanya aku yang mengatur, bukankah jadi tidak seru? penulis asli sungguh tidak bertanggung jawab.

"Apa tebakan saya tepat sasaran? Anda termenung begitu lama Putri" nada tidak sabar Abiseka memutuskan pembicaraan antara Gisell dengan penulis asli.

"Kalau kau begitu sangat memahami hatiku, kenapa masih merongrong Raja Upasama untuk memboyongku ke tempatmu tinggal? Bukankah kita hanya akan saling menyakiti satu sama lain?"

deg

deg

hati Abiseka tercubit perih mendengar ramalan masa depan antara dirinya dengan Retno yang baru... saja diramalkan oleh Putri Retno sendiri.

"Tidak ada yang tahu pasti tentang masa depan kita. Bukankah Anda sudah ingin merelakan Senopati dengan saudari Anda sendiri?" Abiseka mengangkat kedua alisnya sambil menghapus jarak diantara mereka berdua.

Jelas saja sang Putri mundur beberapa langkah. Baginya, Abiseka hanyalah sekedar manusia asing yang suka mengusik ketentraman hatinya.

"Jika saya hanyalah orang asing bagi Putri Retno, kenapa hati Anda malah merasa terusik dengan keberadaan saya? Bukan begitu seharusnya menghadapi orang asing" seolah dapat membaca isi hati Putri Retno saat ini.

"Tingkah Anda justru menjelaskan bahwa beberapa kenangan tentang saya di masa lalu Anda lah, yang membuat hati Putri Retno terusik"

" Artinya, secara tidak sadar Putri Retno menyadari bahwa saya bukan sekedar orang asing. Juga bukan bayangan dari Senopati Adi" kini hidung mereka hampir bertabrakan jika Gisella tidak menahan dada Abiseka, dengan kedua tangannya.

Detak jantung Abiseka yang bertalu-talu sangat jelas terasa di permukaan tangan gadis itu.

"Jaga batasanmu!! meski Senopati Mahasura Adiwilaga adalah calon suami dari Adikku Reswani, jangan lupa bahwa masih ada dirinya di dalam hatiku!!" gertak Putri Retno sambil memalingkan wajahnya yang memerah karena panik luar biasa.

Mata Abiseka menatap tajam Putri Retno dengan pancaran mata yang terasa rumit untuk dibaca. Entah kenapa Pria ini justru tersenyum. Bukan senyuman hambar khas Pria yang tengah mengalami patah hati.

Senyum itu terasa seperti sangat misterius sekaligus hangat dalam waktu bersamaan. Bahkan kini tanpa disengaja Putri Retno menatap senyuman Abiseka itu dan entah kenapa, hatinya sungguh terpikat.

Deg

Deg

Deg

hati siapa kali ini yang telah luluh hanya karena Senyumannya? batin Gisell linglung.

Yang jelas bukan aku. Hatiku hanya untuk Adi seorang!! suara Retno asli memenuhi seluruh isi kepalanya.

"Tidak... tidak mungkin..." Gisell menjauhkan tangan sekaligus dirinya dari Abiseka sambil menggelengkan kepala panik.

Gisell langsung berlari dengan susah payah meninggalkan Abiseka sendiri yang menatap tingkah anehnya dengan kebingungan.

"Dia memang menarik tapi aku tidak boleh tertarik padanya. Tidak boleh" gumam Putri Retno sambil terus menyusuri jalan menuju jendela kediamannya.

Bruk!!

Wajah gadis itu menubruk sesuatu yang tiba-tiba muncul di depannya tanpa peringatan sedikit pun. Ia melangkah mundur dan memperhatikan penghalang jalannya.

"Abiseka"

"Kenapa Anda pergi begitu saja? kenapa Putri Retno tidak boleh tertarik pada saya?" tatapan penuh selidik Abiseka seolah berusaha melubangi isi kepala Gisella sekarang juga.

"Siapa yang bilang aku tertarik padamu?! aku tidak merasa pernah mengutarakan itu padamu"

"Tapi Anda baru saja menggumamkannya setelah meninggalkan saya. Tidak mungkin Anda menujukan kata-kata itu pada orang lain. Karena disini hanya ada Anda, dan saya" kalimat ini membuat Gisella memucat.

Apa suara gumamanku terlalu keras tadi? sampai Abiseka bisa mendengar? batin Gisella.

Bisakah bumi menelannya bulat-bulat sekarang? Apa bisa bumi melemparkannya hingga terbang ke luar angkasa saja?!

avataravatar
Next chapter