1 Sudah Mau Menikah

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Chi Huan menyukai Mo Xigu. Semua orang tahu bahwa Chi Huan telah menyukainya sejak ia berusia 17 tahun hingga ia berusia 20 tahun. Setelah naik status menjadi orang kaya sejak bulan lalu, Chi Huan memutuskan untuk menikahi Mo Xigu dari keluarga Shaodong, pemilik Mosh Group.

Malam ini, Chi Huan telah membuat keputusan. Selepas menghabiskan banyak uang, ia akhirnya membuat keputusan.

———

Masih berbalut piyama tidurnya, Chi Huan kini sedang menanak nasi. Hotel Wensea merupakan hotel eksekutif yang sangat mahal dan dibangun di bawah laut dengan nuansa romantis. Ketika Mo Xigu memasuki pintu, seorang wanita segera menghambur ke pelukannya. Pria itu menyambutnya dengan menangkapnya sambil menaikkan alis dan mengerutkan kening, lalu ia bertanya, "Chi Huan, apa yang kamu lakukan?"

Chi Huan mengalungkan tangannya ke leher Mo Xigu. Saat hendak berjinjit untuk menciumnya, Chi Huan memanggil dengan centil, "Xigu..."

Mo Xigu memiringkan kepalanya untuk menghindari bibir merah Chi Huan. Ciuman itu pun mengenai pipinya. Ia ingin melepaskan diri, tapi pelukan Chi Huan terlalu erat.

"Mo Xigu, aku sedang kesulitan. Tolong bantu aku," rajuk Chi Huan.

Karena Chi Huan memeluk Mo Xigu, otomatis ia bisa merasakan suhu tubuh dan telapak tangan Chi Huan yang saat ini wajahnya terlihat tidak normal. Sebab, wajah merah Chi Huan setelah minum anggur memancarkan pesona yang berbeda. Mo Xigu menelan ludah. Kemudian, masih mengerutkan kening, ia bertanya, "Apa kamu punya obat?"

Chi Huan berjinjit, mengangkat jari-jari kakinya, seperti ingin mencium Mo Xigu. Ekspresi Mo Xigu langsung berubah. Ia meraih tangan kecil Chi Huan yang lembut dan menegurnya, "Chi Huan, jangan membuat masalah!"

Chi Huan mendongak. Dengan wajah menawan, ia berkata, "Bukankah kita akan menikah? Kenapa tidak boleh?"

Mo Xigu menatapnya lekat-lekat. Memang benar, beberapa lagi hari ia akan menikahi wanita ini. Saat di rumah, Mo Xigu sudah berjanji akan menikahinya. Bagaimanapun, hal itu pasti cepat atau lambat akan terjadi. Chi Huan melihat keraguan dan kegoyahan pada diri Mo Xigu. Ia pun kemudian mengambil obat perangsang lagi.

"Jika kamu tidak tidur denganku sebelum menikah, bagaimana aku bisa tahu kalau kamu bisa bersetubuh? Jika ternyata kamu sekaku boneka, bukankah aku akan kehilangan banyak uang?"

Tidak ada laki-laki manapun yang dapat menahan provokasi dan rangsangan saat mendengar kata-kata seperti itu. Mo Xigu kemudian menatap bibir merah Chi Huan, lalu menundukkan kepalanya dan mencium gadis itu dengan ganas.

Jarak bibir keduanya sudah setipis lembaran kertas. Namun tiba-tiba saja, sebuah ponsel berdering. Sebenarnya nada dering ponsel itu tidak keras. Karena suasana begitu hening dan romantis hingga hanya terdengar hembusan napas, dering itu terdengar sangat keras.

Chi Huan mendadak gelisah, ditambah lagi reaksi obat yang ada dalam tubuhnya. Ia semakin memegang erat lengan baju Mo Xigu dan memohon, "Xigu, jangan jawab telepon itu. Aku tidak senang."

Mo Xigu sedikit tersadar lalu menatap Chi Huan. Bunyi getaran ponsel yang terus berdenging di telinganya membuatnya sedikit ragu.

"Xigu..." gumam Chi Huan.

Akhirnya, Mo Xigu mengeluarkan ponselnya. Dua karakter tertera di layar ponselnya yang berkedip. Ya Bing.

Chi Huan kemudian meraih ponsel Mo Xigu dan merajuk. "Tidak boleh menerimanya."

Setelah menyukai Mo Xigu selama bertahun-tahun, bagaimana mungkin Chi Huan tidak tahu siapa wanita itu? Su Yabing adalah mantan pacar Mo Xigu. Keluarga Mo Xigu tak tahu latar belakang Su Yabing, sehingga tiga tahun lalu mereka memaksa Mo Xigu untuk memutuskannya. Tak lama setelah pergi keluar negeri, Su Yabing menikah dengan seorang pengusaha setempat. Setelah Chi Huan menetapkan tanggal pernikahannya dengan Mo Xigu, Su Yabing malah kembali lagi.

Mo Xigu melirik Chi Huan sekilas. Menggeser layar ponsel dengan satu usapan jari, kemudian ia menjawab telepon dari Su Yabing. "Halo Su Yabing..."

"Xigu, selamatkan aku... Cepat selamatkan aku. Dia bilang dia akan membunuhku. Dia akan membunuhku. Selamatkan aku, Xigu..."

Raut wajah Xigu seketika berubah drastis. "Di mana kamu sekarang? Aku akan segera datang!"

Chi Huan menggigit bibirnya, seluruh tubuhnya terasa panas, ia bahkan tidak tahu bagian mana yang harus didinginkan. Sesaat ia tidak sempat mendengarkan apa yang dikatakan Su Yabing di telepon. Mo Xigu kemudian keburu menutup teleponnya. Dengan tenang, ia pun memberi tahu, "Chi Huan, aku harus pergi."

Chi Huan panik, ia benar-benar panik. Tak hanya karena Mo Xigu akan pergi bersama wanita lain, tapi juga karena reaksi obat yang ada dalam tubuhnya. Kalau dia pergi, lalu bagaimana denganku? batin Chi Huan. Chi Huan kemudian menahan kuat lengan Mo Xigu. "Tidak boleh! Kamu tidak boleh pergi. Kalau kamu pergi, lalu aku bagaimana?"

Mo Xigu masih dengan tenang lalu menjawab, "Kamu panggil saja ambulans, atau suruh bodyguard untuk mengantarmu ke rumah sakit."

Seketika mata Chi Huan memerah. "Mo Xigu! Aku sudah minum obat, tapi kamu malah mau meninggalkanku demi wanita lain? Aku ini orang yang akan kamu nikahi!"

Mo Xigu berhenti sejenak sebelum melepaskan tangan Chi Huan. "Suami Ya Bing memiliki kecenderungan serius untuk melakukan kekerasan pada orang lain. Jika aku tidak pergi, kemungkinan dia bisa terbunuh."

"Kenapa kamu tidak menyuruhnya lapor polisi?"

Mo Xigu melirik Chi Huan sekilas. Setelah melepaskan tangan Chi Huan, ia pergi tanpa menoleh ke belakang. Tak lama kemudian, Chi Huan mendengar suara pintu ditutup. Mo Xigu telah meninggalkannya seorang diri. Rasa panas di tubuh Chi Huan bergejolak cepat. Ruang kosong itu segera mengosongkan apa yang ada dalam dirinya. Ia merasa sangat tidak nyaman, tapi ia tidak tahu apakah perasaan tidak nyaman ini muncul dari tubuhnya atau dari dalam hatinya.

Chi Huan berjalan dan berbalik menuju meja kopi. Karena tubuhnya lemah, ia nyaris jatuh ke karpet. Kemudian, ia berusaha mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, air matanya berlinang hingga mengenai layar ponselnya. Lalu, ia bergegas menghubungi sebuah nomor dan pergi keluar.

Terdengar nada sambung dari seberang panggilan, lalu seorang pria dengan nada rendah yang dingin mengangkat panggilan itu, "Nona..."

"Kamu... Cepat kemari... Datanglah ke kamarku."

Hening sesaat sebelum ada jawaban cepat dari sana. Tak lama kemudian, telepon terputus. Orang itu bernama Mo Shiqian. Ayah Chi Huan yang merupakan seorang walikota membayar gaji tinggi untuk menyewa bodyguard itu. Mungkin, di dunia ini Chi Huan ialah perempuan yang paling membenci sekaligus paling mempercayai laki-laki. Ia benci karena laki-laki memiliki watak keras dan dingin, ia benci karena hal itu tidak berubah. Namun, ia percaya pada laki-laki karena mereka bisa ke mana-mana dan bisa melakukan segala sesuatu.

Kurang dari tiga menit, pria berperawakan ramping dengan tinggi 187 sentimeter mendorong pintu, lalu masuk. Dengan mengenakan baju dan celana serba hitam, pria itu diam dan muncul seperti orang asing. Kemudian, ia menghampiri Chi Huan yang sedang meringkuk di lantai. Kedua alisnya bertaut saat ia berjongkok dan memandang gadis itu, "Nona, di mana Tuan Mo?"

Chi Huan tidak bisa mendengar perkataan pria itu, karena yang ia tahu hanyalah ada seorang pria yang mendekatinya. Aura maskulinnya begitu terasa jelas dan kuat, membuat semua saraf Chi Huan tergoda. Chi Huan pun kemudian merangkak mengikuti sumber aroma menggoda itu.

Mo Shiqian sebenarnya hanya ingin memeriksa kondisi Chi Huan, namun setelah itu aroma sang gadis segera masuk ke hidungnya. Di detik berikutnya, tubuh panas itu jatuh ke dekapannya dengan lembut. Ia tidak mengira hal seperti ini akan terjadi, seluruh tubuhnya seakan membeku dan otot-ototnya menegang dalam sekejap. Tiba-tiba saja, bibir merah Chi Huan tercetak di bibirnya.

Sesungguhnya, pikiran Chi Huan saat itu diisi kendali obat, padahal satu pil saja seharusnya juga sudah cukup. Namun, dengan acuh tak acuh, ia meminum dua pil sekaligus hingga membuat seksualitasnya melonjak. Terlebih lagi, pria yang kini berada di hadapannya memiliki sesuatu yang ia suka, yaitu bersih dan rapi tanpa mengurangi kharisma kelelakiannya.

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.

Terimakasih atas pengertian Anda.

avataravatar
Next chapter