10 9

9.Hero

****

Alfar pov.

Ting!

Dina Fredella.

Need u.

Alfarezel.

What happend?

Dina Fredella.

Nanti aku ceritaiin. Kamu jadi jemput aku?

Alfarezel.

Jadi. 5 menit lagi aku sampe.

Entah kenapa tiba-tiba Dina mengatakan itu padaku. Sepertinya ada yang tidak beres disini.

"gue harus cari tahu. "batinku.

****

Alfar keluar dari mobilnya lalu mengetuk pintu rumahku.

"Iya sebentar. "teriakku dari dalam.

Lalu berlari kecil kearah pintu dan membukanya.

Senyumku langsung mengembang mengetahui itu Alfar.

"Guten Morgen, kleiner Bär"Sapa Alfar.

Aku hanya menyerengit. Dahinya mengerut menyatukan alisnya bingung.

"Kamu ngomong apa? "tanyaku.

"Kepo ya kamu"balas Alfar sambil mencuil hidungku gemas.

"Yaudah ayo, kamu mau langsung berangkat atau gimana? "tanya Alfar.

Aku pura-pura berfikir sambil memandang wajah Alfar.

"he's cute. i can't"batinku.

Aku merasakan sentilan pelan didahiku.

Aku menatap Alfar sebal.

"Gausah sok mikir ah, kalo ujung-ujungnya kamu merhatiin terus muji-muji aku"ucap Alfar percaya diri.

"Idih sok tau kamu. "kilahku.

"padahal bener sih, tau aja lagi nih anak"batinku.

"Iya tau dong, siapa sih yang gak memikirkan seorang Alfar. "balas Alfar.

"Ih udah ah nyebelin. Ayo berangkat keburu telat. "ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Ciye mengalihkan pembicaraan haha"Jawab Alfar sambil tertawa ringan.

Aku memperhatikannya tertawa.

Manis, sangat manis dan terlihat bebas.

Dan,

Aku suka itu.

****

" so what happend to you? "tanya Alfar.

"Dinasty ngajakin aku ketemuan"ucapku langsung.

"oh."

1 detik.

2 detik.

3 detik.

"HAH!? APAA TADI? DINASTY NGAJAK KAMU KETEMUAN?DIMANA?KAPAN?KAMU POKOKNYA GABOLEH DATENG. KALO MAU DATENG HARUS SAMA AKU."ucap Alfar panjang x lebar.

Aku hanya yang tadi menutup kuping lalu membukanya.

"udah? "tanyaku.

Alfar terlihat bingung.

"Udah apanya? "tanyanya balik.

"Kamu ngoceh-ngocehnya. Udah? "tanyaku lagi.

Dia hanya mendengus pelan. Lalu memutar bola matanya malas.

"Yayaya.Terus sekarang kamu mau gimana? "tanya Alfar.

"Kamu mau ketemu sama dia? "lanjut Alfar.

Aku hanya melamun sementara, lalu menatap Alfar lekat.

Aku menghela nafas pelan, "Sebenarnya aku ragu, aku gamau ketemu dia. Aku takut"ucapku.

Alfar diam menunggu kelanjutan perkataanku.

"Tapi aku harus selesaiin permasalahan ini. Aku gamau lari dari masalah. "lanjutku.

Kulihat Alfar mengusap wajahnya kasar lalu menghadap kearahku dan menatapku.

"Kalo kamu ngga mau, jangan dipaksa ya"ucap Alfar

"Nanti aku yang bilang sama dia. "

Aku menggelengkan kepala.

"Gak, gausah far. Aku mau nyelesaiin permasalah ini dengan cepat biar aku juga bisa tenang. "ucapku.

"Lagi pula aku harus menata kembali hatiku yang dulu hancur karenanya. Maka dari itu, aku harus menyelesaikan masalahku dengannya. "

"Aku sama dia kenal baik-baik dan aku mau pisah sama dia baik-baik. Bagaimanapun juga dia sahabat aku"

Aku tersenyum meyakinkan Alfar.

Aku tau dari tatapan dan sikap Alfar menunjukan tidak setuju denganku.

Namun apa boleh buat. Aku harus menyesaikannya.

Aku menatapnya lagi. Ia masih sama membisu sedari tadi.

"Kamu ngga usah khawatir ya sama aku"ucapku.

Dia menatapku tak percaya.

"Nanti ada yang jagain aku kok disana. "lanjutku.

Alfar mengangkat satu alisnya seolah berkata "siapa?"

"Kamu. "

Alfar menyernyitkan dahi.

"Maksud kamu? "tanya Alfar membuka suara.

"Kamu yang bakalan jaga aku. "

"Kamu nanti ikut ya,temenin aku ketemu Dinasty. "

"Kamu kan pahlawan aku."Ucapku dengan senyum mengembang kearahnya.

Dia membalas senyumanku tulus.

Kemudian dia mengacak-acak rambutku.

"Gemes deh sama kamu. "ucapnya.

Aku hanya membalasnya dengan senyum terbaikku.

"aku beruntung punya kamu.Alfar"

****

avataravatar
Next chapter