11 10

10.Meet

****

Aku menghela nafas sambil memandang kearah jendela luar.

Apakah aku egois mengacuhkan Dinasty?

Apakah aku keterlaluan dengan ucapanku kemarin?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang ada dibenakku.

Tentangmu, Dinasty.

Namun ku sadar diri.

Aku siapa dihidupmu?

Aku lancang bukan selalu memikirkanmu.

Aku lancang bukan selalu mencintaimu.

Huh, aku juga bingung mengapa aku seperti itu.

Ya namun aku berjanji padamu.

Aku akan segera melupakanmu.

Melupakan segala perasaanku untukmu.

Melupakan segala sesuatu tentangmu.

Karena hatiku,

Juga ada batas sabarnya.

****

"Kamu yakin mau nemuin dia?"ucap Alfar

"Kalo ngga kita muter balik aja ya"lanjutnya.

"Ngga papa lanjut aja ya"ucapku tersenyum menyakinkan Alfar.

Alfar tersenyum hangat membalas senyumanku.

Ia melajukan mobilnya sebelum itu ia mengacak rambutku gemas.

****

Dinasty yang melihat kedatangan Dina langsung berdiri dari mejanya niat menghampiri.

Namun setelah melihat keberadaan pria disamping Dina. Ia langsung duduk kembali.

"Hi. "sapa Dina tanpa senyuman.

"Haii Din.Apa kabar kamu? "tanya Dinasty basa-basi dengan senyum hangatnya.

Dina hanya memutar bola matanya malas.

"to the point aja gausah bertele-tele. Mau apa?"tanya Dina.

Sedari tadi Alfar hanya menyimak dan tidak berniat ikut campur.

Karena bagaimanapun juga ini bukan kendalinya untuk melawan.

Karena bukan masalahnya, dan ia tak tahu penyebabnya.

Ya walaupun ia tahu kemarin perdebatan Dina dengan Dinasty.

Dinasty memandang Dina dengan tatapan memelas.

"Sorry. "ucap Dinasty sambil memandang Dina lembut namun tatapannya redup.

Dina hanya mengangkat satu alisnya.

" For what? "tanya Dina.

"Buat kemarin.Kemarin gue lost control." Ucap Dinasty.

Dina masih diam menunggu perkataan Dinasty selanjutnya.

"Maaf kemarin kata-kata gue terlalu kasar. Gatau kemarin gue gimana yang pasti perasaan gue gak baik-baik aja pas liat lo jalan sama Alfar. "

Dina hanya tersenyum manis melihatnya. Sangat manis.

Sampai membuat Dinasty dan Alfar bingung.

"Tau inti dari semua bacotan yang barusan lo omongin? "tanya Dina kembali dengan tatapan tajam dan datarnya.

Dinasty menggelengkan kepalanya.

Begitupun Alfar menunggu penjelasan Dina.

"Cemburu. "ucap Dina.

"Lo cemburu liat gue sama cowo lain."

"Dan perlu lo tau."Dina menghentikan ucapannya sejenak lalu melanjutkannya.

"Itu yang gue rasain dulu. "

"Udah ngertikan sekarang rasanya disukai tanpa disukai balik? "

"Gue cuman pingin bilang sama lo. "

Tatapan Dina melembut.

"Ingat semua perbuatan yang lo lakukan bakal jadi karma buat lo. "

"Dulu lo sia-siain gue, sekarang gue bakal sia-siain lo. Dulu lo buang gue layaknya sampah, gue akan melakukan hal yang sama. Dulu lo anggep gue tempat buat lo cemburuin gebetan lo, maaf gue lebih berkelas gue gak gunain cara murahan itu sama lo. Dan yang penting dulu gue cinta banget sama lo dan ngejar-ngejar lo. Tapi sekarang, maaf. Itu gak sebanding sama derajat gue sekarang. "ucap Dina tajam namun dengan nada yang lembut.

Ya, dia sengaja dengan nada lembutnya agar Dinasty sadar akan sindirannya.

"Far ayo pergi"ajak Dina.

Dina menarik tangan Alfar meninggalkan Dinasty yang masih terpaku dengan ucapan Dina.

"Terlalu telat ya Din, untuk menyadari kalo gue suka sama lo? "batin Dinasty.

Sambil menatap punggung Dina nanar.

****

avataravatar
Next chapter