6 BAB 6

Malam ini Rizka diajak keluar oleh Leon. Teman SMP nya, Rizka percaya saja waktu itu karena Leon bercerita tentang temen-temen smpnya yang berkumpul dicafe teratai. Rafka, Zaky, Bagus dan Althar tahu betul siapa Leon sebenernya.  Leon Mahardika seorang playboy di SMP bangsa,  sudah banyak cewe yang dibuat nangis dengan sikap semena-menanya Leon bisa dibilang sedikit brengsek. Leon yang menyukai Rizka terus mencoba mendekati. Namun karena keempat sahabat cowonya yang selalu ada di samping Rizka mebuat Leon susah mendapatkannya . Hingga sesudah UN tiba rasa penasaran Leon memuncak terhadap Rizka. Dia mempunyai rencana licik untuk Rizka. 

Line

Leon Mahardika : lo gak ikut kumpul ka? hari ini temen-temen smp yang lain ngadain acara kumpul-kumpul di cafe teratai. 

Rizka Azzahra : ko sahabat-sahabat gue gak bilang ke gue kalo ada acara kumpul smp hari ini? 

Leon Mahardika : lupa kali. Kalau mau ke cafe sekarang aja gue tunggu sama yang lain.

Rizka Azzahra : yaudh gue prepare dulu le. 

Rizka sempat ngeline ke Althar menanyakan tentang kumpul dengan temen Smpnya tetapi tidak ada jawaban. Karena Rizka penasaran dia pun ganti baju,  dia menggunakan baju lengan pendek, celana jeans biru laut dan cardingan serta tas kecilnya. Rizka melajukan mobilnya ke arah cafe teratai. Saat sudah disana di mencoba menelpon Leon tapi tidak diangkat. Tiba-tiba ada yang menarik tangan Rizka,mencengkeram tangannya dengan kuat. Saat dia melihat orang yang mencengkeram tangannya adalah Leon dia panik. Rizka sedikit melupakan bahwa Leon sangat terobsesi oleh dirinya. 

Rizka dibawa ke gudang belakang cafe teratai. Rizka takut, Rizka panas dingin, Rizka terus mencoba melepas cengkraman tangan Leon dari pergelangan tangannya. Percuma, karena memang dasarnya tenaga lelaki lebih kuat dari wanita. Gudang itu gelap , sumpek , dan hawanya menyeramkan. 

Rizka Azzahra : Al hari ini emangnya temen-temen smp ngajakin ngumpul ya di cafe teratai? Ko gue gak diajak si. Malah Leon yang ngajak gue kesana.  Gue otw kesana nih, lo disana juga kan? 

Saat Althar membaca pesan itu tubuhnya menegang, dia tahu maksud Leon. Segera dia mengabari Rafka,  Zaky dan Bagus untuk segera ke cafe terarai. Mereka berempat panik dan khawatir. Mereka tahu sekarang Rizka salam keadaan tidak baik-baik saja. Tibanya di cafe terarai disana sudah ada Zaky dan Bagus disusul Rafka kemudian Althar.

"Lo serius Rizka kesini disuruh Leon Al?" tanya Bagus. 

Althar hanya menunjukan pesan line yang ia dapatkan sejam yang lalu dari Rizka. Kemudian mereka berempat mencar, Althar melacak di parkiran , Zaky dan Bagus di dalam cafe sedangkan Rafla mencari di bagian belakang cafe. 

"Riz, riz lo dimana?" teriak Rafka..

"Ka jawab gue"

"Rizka lo di-"

Teriakkannya terputus saat mendengar jeritan suara Rizka didalam gudang. Gudang itu terkunci dengan kekuatannya Rafla mendobrak pintunya . Saat didobrak terliat Leon yang sedang medekatkan bibirnya ke bibir Rizka.

"Brengsek" teriak Rafka, kemudian menendang tubuh Leon hingga jatuh .

"Lo!  Lo emang tolol. Bajingan lo " teriak Rafka sambil menonjok rahang Leon. Rizka hanya bisa menangis disudut ruangan, Rizka sangat takut. Dengan membabi buta Rafka terus saja memukul Leon tanpa ampun. Saat ingin memukul lagi tangannya ditahan oleh Rizka. 

"G-gue mau pulang Raf. Pulang" pinta Rizka sambil menangis. 

"Lo selamat kali ini Le. Tapi engga lain kali lo mati ditangan gue" Ucap Rafka sambil menunjuk wajah Leon.

Kemudian Rafka membawa Rizka keluar dari gudang. Rizka memeluk tubuh Rafka dengan erat badannya gemetar. Rizka takut, Rizka takut Leon kembali lagi.  Dan karena kejadian ini Rafka, Zaky, Bagus dan Althar tidak mau kalau Rizka dan Aulia pulang sendirian. Mereka tidak mau Leon bertindak lagi .

*

Saat menuju rumah Rizka kejadian setahun yang lalu berputar dibenak Rafka. Ia khawatir dan cemas,  karena 2 Bulan yang lalu tiba-tiba Leon muncul dan mengancam akan mengganggu Rizka lagi. Rafka sudah keliling daerah rumah Rizka dan komplek perumahannya, tetapi dia belum juga menemukan Rizka. 

"Lo kemana si ka? Bikin khawatir aja" kesal Rafka

Saat di pinggir jalan Rafka melihat mobil Leon.  Kaca mobil itu terbuka, tenyata Leon sedang memperhatikan seseorang. Saat Rafka mengikuti arah pandang Leon ternyata orang itu adalah Rizka.  Posisi Rizka dengan Leon cukup dekat Rafka makin panik saat Leon keluar dari mobilnya. 

Rafka langsung melajukan motornya ke arah Rizka.  Dengan kecepatan penuh dia sudah ada disamping Rizka. 

"Riz, awas " teriak Rafka.

Rizka pun menengok kebelakang tepat saat kepalanya menengok tangannya ditarik oleh Leon. Rafka pun turun dari motornya dan merebut tangan Rizka dari Leon. Pergelangan tangan Rizka memerah karena cengkraman dari Leon. 

"Bangsat , gue udah peringatin lo supaya gak sentuh Rizka seincipun " kata Rafka dengan emosi.

"Wes, calm aja dong. Emosi banget,  emang gue salah ya mau ketemu sama teman lama? " katanya sambil mengedipkan mata kearah Rizka. 

Rizka langsung berlindung dibalik tubuh Rafka. 

"Bangsat" emosi Rafka langsung naik dan ia langsung menghajar Leon. 

Lagi dan Lagi perkelahian,  Rizka lagi-lagi ketakutan. Rizka gak mau Rafka terluka karena dirinya. Rizka panik, Rizka menangis sambil terduduk dipinggir jalan. Kemudian Rizka sadar kalau dia menangis semua tidak selesai. Kemudian Rizka berteriak meminta tolong. 

"Tolong"

"Tolong pa"

"Tolong"

Kemudian ada beberapa bapak-bapak yang menghampiri Rafka dan Leon. Muka keduanya sudah penuh dengan luka, pelipis yang berdarah, ujung bibir yang sobek dan memar dibagian wajah yang lainnya. Keadaan Leon lebih parah karena Rafka terus saja memukulnya tanpa ampun. Begitulah Rafka kalau sudah emosi bunda pun tidak bisa menghentikkannya. Rizka segera menghampiri Rafka dilihat wajah ganteng itu sudah penuh dengan luka. Rizka menangis karena dia Rafka harus terluka lagi. 

"Ssttt gak usah nangis, Gue gapapa ko" kata Rafka sambil menahan sakit. 

"Mmuka lo luka jadi jelek gara-gara gue lagi " kata Rizka sambil menunduk. 

"Udah gapapa jangan salahin diri lo lagi.  Sekarang kita pulang ya" ajak Rafka dan menuju motor besarnya. 

*

Rizka naik ke motor besar Rafka, masih dengan menangis. Kemudian tangan Rafka mengambil tangan Rizka disatukanlah tangan kiri dan kanannya itu di pinggang Rafka. Rizka hanya menurut ia memeluk erat tubuh Rafka. Kemudian Rafka melajukan motornya kearah rumah. Saat didepan rumahnya sudah ada Althar, Zaky dan Bagus. Mereka bertiga yang mendengar suara motor Rafka bangkit dari duduknya. Saat motor Rafka berhenti di halaman, Rizka turun barulah mereka bersuara. 

"Lo gapapa ka?" tanya Zaky

Saat Rafka membuka helm full facenya ketiga sahabatnya kaget , karena muka Rafka sudah banyak luka

"Lah muka lo kenapa Raf?" tanya Bagus

"Siapa??" Althar ikut bersuara.

"Leon " dua kata dari Rafka cukup dimengerti dan menjawab pertanyaan dari Zaky dan Bagus.

"Lo gapapa kan ka?  Dia ga ngapa-ngapain lo kan?" tanya Zaky.  

"Gue gak papa ko tenang aja "

"Ceroboh, bodoh, nyusahin" ucap Althar sinis ke arah Rizka.

Membuat Rizka menunduk takut dan bersalah. ya dia mengakui kalau dirinya ceroboh, bodoh nyusahin lagi. tapi kan kali ini dia juga korban sama seperti Rafka.

"udah deh mulut lo tuh nyebelin banget " kata Rafka sinis.

Pintu rumah terbuka,  muncul bunda karena beliau mendengar ada suara didepan rumah.  Bunda kaget saat melihat muka anaknya penuh memar. 

"Astagfirullah Rafka. Itu mukanya kenapa? Berantem lagi?  Ya Allah udah gede masih aja berantem mulu" oceh bunda. 

"Bukan salah Rafka bun, Rafka kaya gitu karena nolongin Rizka tadi" jelas Rizka ke bunda. 

"Terus kamu gapapa kan? Gak luka? Gak lecet?"

"Gapapa bun, Rizka gak lecet ko"

"Gak lecet apaan itu pergelangan tangan lo merah " kata Rafka.

Kemudian bunda langsung membawa Rizka kedalam rumah untuk mengobatin tangan Rizka. Sedangkan mereka berempat sekarang ada diteras rumah. Menanyakan bagaimana kronologis dan bagaimana Leon bisa kembali lagi setelah hampir setahun menghilang. Rafka menjelaskan semuaya kepada sahabat-sahabatnya. Setelah tahu kejadiannya. 

Mereka sepakat mulai sekarang akan lebih memperhatikan Rizka dan Aulia. Karena sudah jam 11 lewat mereka pamit pulang karena besok akan sekolah seperti biasanya. 

"Gue pamit Raf. Kalau ada apa-apa kabarin secepatnya " kata Bagus. 

"Sip tenang aja. Lo pada hati-hati juga" kata Rafka. 

"Besok gue yang jemput Aulia " ucap Althar. 

"Iya Al, thanks "balas Rafka.

Semua sudah pulang Rafka masuk kedalam rumahnya. Diruang tamu sudah ada Rizka dengan baskom berisi air hangat dan kotak p3k.  Rizka meminta Rafka duduk disampingnya untuk mengobati lukanya. Rafka menurut dan duduk disamping Rizka. Dengan telatan Rizka mengobatin luka diwajah Rafka, sesekali Rafka mengaduh karena perih. 

"Aww pelan-pelan Riz sakit kan " kata Rafka.

"Iya ini juga pelan-pelan. Sorry ya sekali lagi" jawab Rizka. 

Rafka menghentikkan tangan Rizka kemudian dia genggam tangan mungil itu. Menatap mata Rizka dalam-dalam, membuat keduanya berdiam

"Ini bukan kesalahan lo Riz. Ini juga bukan salah gue atau Akmal yang ngebiarin lo sendirian. Ini salah Leon karena dia terobsesi sama lo, kalau lagi sendiri gitu hubungin sahabat-sahabat lo termasuk gue. Ini kewajiban lelaki buat jagain cewe yang disayang" kata lembut dari Rafka. 

Lidah Rizka seakan kelu dia tidak menjawab perkataan Rafka barusan. Rizka melanjutkan mengobatin muka Rafka. Lukanya sudah dibersihkan dan dikasih obat merah saat ingin bangun dari duduknya. Tangannya ditahan oleh Rafka , Rizka menoleh kearahnya.  Ditatap mata Rafka yang teduh dan tajam itu. Terlihat ada rasa cemas dan khawatir dari mata tajam itu. 

"Gue gapapa ko Raf. Iya lain kali gue bakalan hubungi kalian kalau gue butuh. Makasih selalu peduli sama gue ya. Jangan fokus ke gue aja lo juga jagain bunda sama Aulia " kata Rizka.

"Itu pasti. gue bakalan selalu jaga lo , bunda dan Aulia" kemudian Rafka memeluk Rizka. membuat Rizka yang tidak menyangka Rafka melakukan itu hanya diam mematung. Jantungnya berdegup kencang dia merasakan rasa hangat dari keningnya menjalar keseluruh tubuhnya.

"Yaudah sana ke kamar nanti gue aja yang beresin. Good Night,  mimpiin gue ya" canda Rafka seakan-akan tidak terjdi apa-apa barusan.

"Ehh yadah, duluan ya "katanya sambil memegang kedua pipinya yang mulai memerah. 

Rafka pun senyum-senyum sendiri dia geli dengan apa yang barusan dia lakukan ke Rizka. Jantungnya juga berdegup kencang sama seperti Rizka. 

"Ko deg-degan ya,  jangan bilang,  ah ngawur banget si" gumam Rafka sendirian.

*

*

Vote jangan lupa

avataravatar
Next chapter