1 Namaku Adalah...

Sejak aku kecil, ada pertanyaan yang menghantui pikiranku?

Mengapa aku sendirian dan bukan orang lain?

Aku mendengar jika " Aku bisa berpikir, maka aku ada " adalah kata-kata yang tidak bisa ku mengerti dari seorang yang tak bisa ku pahami.

Tapi aku tidak berpikir , aku hanya memikirkan orang lain. Karena mungkin, orang lain yang kupikirkan itu mungkin adalah aku sendiri.

Mentari pagi menyinari kamarku itu menandakan bahwa hari telah berganti dan itu artinya rutinitasku kembali seperti hari kemarin. Jam dinding menunjukan jam 6 pagi, kewajibanku kembali terulang seperti biasanya sebagai seorang pelajar yang hidup sendirian di kota yang begitu asing bagiku. Memasak pagi, menyiapkan pakaian sekolah, membersihkan rumah, menyiapkan buku pelajaran , semua aku lakukan sendiri karena hidupku yang sebatang kara.

Hidupku jauh dari kemewahan. Begitu biasa, ya begitu biasa sehingga hari-hari yang kulalui ini sangatlah membosankan. Dalam kesepian yang aku jalani ini, aku selalu berpikir untuk apa sebenarnya aku hidup dan menjalani kehidupan berulang ini. Hidupku begitu datar, bahkan jika kehidupanku harus kutulis dalam buku harianku, orang lain yang membacanya pun akan membuang buku itu karena kegiatan pagi, siang dan malam selalu sama hari demi hari.

Setelah pekerjaan pagi hari telah aku kerjakan semua, kehidupan panjangku pun di mulai yaitu sekolah. Sekolah adalah hal yang paling membosankan dalam hidupku.

"Sudah saatnya aku pergi ke sekolah"

Aku pergi kesekolah dengan pakaian rapi dan wangi tentunya. Walaupun sekolah adalah hal yang membosankan, akan tetapi penampilan adalah sesuatu yang harus di perhatikan karena aku tidak mau di cap sebagai siswa berandalan. Mengapa? Aku tidak ingin tampil mencolok, menjadi siswa yang normal sudah cukup bagiku.

'meoowww', terdengar suara yang selalu menyapaku dikala pagi keberangkatanku ke sekolah.

"pus.. pus.. kau selalu menyapu tiap pagi! Apa kau rindu denganku hehee ?" , aku menghampiri kucing itu dan mengelus kepala kucingnya dengan lembut.

"Ini makanlah, kau pasti belum makan ?"

Setiap pagi aku selalu memberi makan kucing liar yang ada di komplek rumahku. Entah mengapa, kucing ini selalu ada di komplek rumahku saat aku hendak pergi ke sekolah seolah-olah dia tahu bahwa aku akan melewati jalan ini dan memberinya makan.

Namaku adalah Yorai Lussa, biasa dipanggil Yorai. Seorang siswa normal, iya sangat sangat normal. Tidak populer, tidak mencolok, tidak cerdas namun aku tidak bodoh, tidak nakal dan intinya aku adalah siswa yang sangat normal. Aku tidak begitu suka menjadi objek perhatian, lebih baik menjadi siswa yang apa adanya karena menjadi siswa yang menjadi perhatian akan sangat merepotkan bagiku.

Aku adalah siswa yang bersekolah di Sekolah Kanuragan Endoneshie Negeri 6 atau biasa juga dikenal dengan SKE N 6. Endoneshie adalah salah satu negara di benua Eshia. Sekolah Kanuragan adalah sekolah khusus yang dipersiapkan bagi kami yang ingin mengasah keterampilan kami dalam menggunakan kanuragan, baik dari segi fisik, mental, beladiri dan lain-lain. Sekolah kanuragan saat ini berperan sangat vital bagi kehidupan manusia di everland karena dengan adanya sekolah kanuragan akan menghasilkan pengguna-penguna kanuragan yang terampil yang nantinya bisa tumbuh menjadi seorang yang bisa mempertahankan everland dari segala bentuk kejahatan.

Selain sekolah kanuragan, di Endoneshie juga terdapat sekolah-sekolah umum yang tidak berkaitan dengan kanuragan seperti Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan tentunya dengan kurikulum yang sangat berbeda dengan Sekolah Kanuragan Endoneshie.

Walaupun aku bersekolah di sekolah khusus kanuragan , namun aku tidak ingin terlibat dalam hal pertarungan langsung , terlebih jika harus melawan para Kurahwa karena fakta yang tidak pernah orang ketahui bahwa aku sekolah di sekolah kanuragan hanya karena aku tidak sengaja memiliki kanuragan, bisa di katakan bahwa aku bahkan tidak pernah mengetahui bahwa aku memiliki kekuatan ini, sesuatu yang sebenarnya tidak pernah aku inginkan.

Ini adalah tahun keduaku di sekolah ini, dan kini aku berada di kelas XI.

"ding dong....ding dong..."

Bel sekolah telah berbunyi, aku harus bergegas karena pagi ini yang akan mengajar pada pelajaran pertama di kelasku adalah pak Ivin. Dia adalah seorang guru killer yang bahkan siswa normal sepertiku tidak ingin berurusan dengannya. Dia adalah guru yang sangat terkenal galak diantara semua guru yang ada di sekolahku dan dia adalah guru olahragaku.

Aku bergegas berlari menuju kelas agar tidak terlambat. Aku selalu heran, padahal aku merasa berangkat pagi, tapi selalu saja tiba disekolah saat bel masuk pelajaran pertama berbunyi. Dewi fortuna sepertinya selalu bersama denganku, Keberuntungan selalu menyertaiku, aku tidak pernah terlambat hadir di sekolah.

" Selamat pagi yo....raa...i "

Aku mendengar sapaan yang tak asing menyapaku.

" Selamat pagi , Elisha"

Dia adalah Elisha, teman sekelasku yang paling popular di SKE N 6. Dia wanita yang cantik dan juga baik hati, jadi wajar saja dia banyak di sukai oleh banyak laki-laki tidak hanya di angkatanku saja tapi juga adik kelas dan bahkan kakak kelas, dia begitu populer walaupun masih berada di kelas XI.

" Kau kenapa? kok seperti habis di kejar setan", Kata Elisha dengan tersenyum.

" Tidak apa, aku cuma mau pemanasan lari pagi sebelum pelajaran pak Ivin dimulai", ucapku sambil mengepalkan tanganku lalu menghapus keringat yang ada di dahiku karena berlari menuju kelas.

"oh pemanasan, padahal pelajaran pak ivhin tidak setiap hari, tapi kulihat kau selalu pemanasan ya hihihi", ucap elisha seperti mengejekku.

"Ah itu… hehee", ucapku tersipu malu.

"Lekas ke kursimu sebentar lagi pak ivhin masuk ke kelas"

"Ah, iya baiklah…."

Elisha adalah siswi yang riang dan begitu cerita, dia mudah bergaul dengan siapa saja, saat aku bersama dengannya selalu membuatku ingin terus bersamanya.tapi ini bukan cinta, tapi mungkin chemistry ku dengannya benar-benar sudah cocok.

" Selamat pagi anak-anak", pak Ivin masuk kelas dan menyapa para murid, seperti biasa tepat waktu dan tak pernah terlambat.

Pak Ivhin memberikan pengarah seputar pelajaran pagi hari ini seperti biasanya. Setelah pak Ivhin memberi arahan, aku dan para murid segera menuju ruang olahraga untuk mengganti pakaian olahraga. Setelah itu kami bergegas ke lapangan olahraga seperti arahan yang di berikan oleh pak Ivhin.

Dari kejauhan aku menatap Elisha yang begitu cantik dan selalu tampil ceria. Fakta yang tidak banyak orang tahu bahwa aku dan Elisha sudah saling mengenal sejak aku dan dia masih berada di sekolah dasar, dan uniknya aku dan dia selalu bersekolah di sekolah yang sama dan di kelas yang sama. Dia adalah orang yang paling mengenal aku lebih dari siapapun, teman masa kecilku.

Setelah 1 jam kami berolahraga, kami berisitrahat masing-masing. Aku memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon cemara yang cukup rimbun yang ada di sekolah ini. Salah satu tempat kesukaanku ketika melepaskan rasa lelah yang cukup menguras tenaga. Aku memutuskan berbaring di bawah pohon cemara yang seolah-olah memanggilku untuk berteduh.

"Bersantai setelah berolahraga sangatlah nikmat rasanya ", aku berbaring di rerumputan yang cukup nyaman di tiduri terlebih di bawah pohon cemara yang cukup rimbun akan membuat waktu istirahatku sangatlah menyenangkan namun tidak sengaja aku mendengar percakapan dari dua murid yang berasal dari kelasku.

"Eh, kau sudah tahu anak pindahan di kelas XI B ?"

"Aku belum ada melihatnya, aku dengar dia pindahan dari sekolah elit loh"

"Eh, benarkah? Kenapa dari sekolah elit malah pindah di sekolah kita bukankah reputasi sekolah kita sangat buruk "

"Aku tak tahu, mungkin dia adalah siswa nakal yang bermasalah dari sekolah sebelumnya , makanya dia pindah ke sekolah kita"

"Eh, ada juga ya siswa bermasalah di sekolah elit"

"entahlah"

"hahahahaaa"

Kedua siswa itu tertawa sembari bercerita tentang seorang siswa pindahan.

"Ada murid pindahan ya?", ucapku.

Aku melanjutkan waktu istirahatku namun beberapa saat kemudian tiba-tiba terdengar suara hempasan yang begitu nyaring terjadi di Aula Pertarungan yang membuatku tidak bisa mengabaikan suara itu.

"Gedebukk ..."

Itu pasti pelajaran bertarung. Kami memang sering melakukan praktik latihan bertarung di Aula Pertarungan. Pelajaran bertarung adalah pelajaran praktikum yang paling utama di sekolah khusus ini, ya jelas saja, karena ini adalah sekolah kanuragan, sekolah yang didirikan untuk mempersiapkan para talenta-talenta muda yang kelak akan menjadi seorang guardian.

'aarrghhhhhhhhh...."

Aku mendengar suara jeritan para murid di Aula Pertarungan, sontak membuatku terbangun dari baringku dan menuju ke Area Pertarungan. Tidak hanya aku, ternyata teman-teman di kelasku pun bergegas menuju Aula Pertarungan juga untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Aku pikir semua pasti bertanya-tanya mengapa para murid di ruangan itu berteriak.

"Kurahwa kah? Apa mungkin mereka datang ke sekolah ini", gumamku sambil berlari menuju Aula Pertarungan.

Sesampainya aku di Aula, aku melihat darah berceceran di lantai dan aku melihat semua siswa yang mengikuti pelajaran bertarung ada di ruangan itu dan tidak melarikan diri.

"Bukan Kurahwa, tapi apa?"

Aku menoleh kanan dan kiri dan aku melihat seseorang yang berdiri di arena pertarungan. Darah itu adalah hasil dari pelajaran bertarung dari kelas sebelah. Aku belum pernah melihat dalam pelajaran bertarung, 2 siswa bertarung hingga mengeluarkan darah yang begitu banyak.

Apa yang sebenarnya terjadi. Beberapa saat kemudian tim UKS datang untuk membawa salah satu siswa yang akan di beri perawatan ke ruang perawatan karena siswa tersebut telah kehilangan banyak darah.

Siswa di arena pertarungan adalah seorang siswa setengah serigala dengan tangan yang penuh darah. Aku pikir siswa tersebut memiliki kanuragan bertipe beast yaitu seseorang dengan kemampuan merubah tubuh menjadi manusia serigala. Aku yakin sekali bahwa bentuk itu belum sempurna. Perubahan yang terjadi tidak menyeluruh seluruh tubuhnya, melainkan hanya tangan kanannya saja yang mengalami perubahan.

" Siapa dia ?" aku secara spontan mengucapkan kalimat yang tidak aku sadari.

"Hemm.. Dia ?, Elisha menjawab pertanyaanku yang secara kebetulan dia berada di sampingku

" Eh ", Aku terkaget.

" Dia adalah Ferdy Erlusa, dia adalah siswa pindahan dari SKE N 1. Menurut kabar yang aku dengar, dia adalah siswa paling pintar di angkatan di sekolah tersebut", Jawab Elisha.

"Siswa terpintar? Mengapa dia pindah ke sekolah kanuragan tanpa retputasi seperti sekolah kita jika dia siswa terpintar? bukannya SKE N 1 adalah sekolah kanuragan terbaik di Endoneshie ?" tanyaku karena aku penasaran.

"Eeeeeh, biasanya kau tidak peduli dengan hal-hal seperti ini " Elisha sambil tertawa.

" Eh ?" , ucapku dengan bingung. Tapi memang benar, aku biasanya tidak peduli dengan hal yang seperti ini karena salah satu tujuanku adalah menjadi siswa normal sampai kelulusanku nanti.

"Sebenarnya kabar ini sudah lama terdengar di kalangan OSIS, sejak orang tuanya meninggal karena terbunuh oleh Kurahwa, kepribadiannya menjadi berubah, dia menjadi siswa dengan emosi yang meluap-luap seakan dia ingin membalas dendam kepada, ya seperti itulah, buktinya saat pelajaran pun dia tidak segan-segan untuk bertarung bahkan sampai membuat lawannya berdarah-darah", Elisha dengan muka serius.

"Hemmm…apakau sikapnya itu yang membuatnya pindah di sekolah kita ? atau dia di paksa pindah oleh sekolah?", ucapku penasaran.

"Entahlah, hanya para petinggi sekolah saja yang tahu akan hal itu.", ucap elisha sambil tersenyum.

Tiba-tiba Ferdy Erlusa menatap ke arahku dengan tajam. Aku merasa terintimidasi olehnya. Aku tidak tahu mengapa dia menatapku seperti haus akan darah, atau hanya perasaaanku saja.

"hei , kalian yang bukan dari kelas ini segera tinggalkan Aula Pertarungan, kejadian ini bukanlah tontonan buat kalian.

Aku dan teman-teman meninggalkan Aula Pertarungan dengan perasaan penasaran dengan apa yang sebenarnyanya terjadi karena tidak pernah ada sebuah peristiwa yang seperti ini sebelumnya. Praktikum bertarung hingga mengeluarkan darah begitu banyaknya, bukanlah ini keterlaluan.

" Apakah tidak masalah menampung siswa seperti di sekolah ini? "

avataravatar
Next chapter