webnovel

Seeing the sunset with you

Sesampainya di danau Bedugul, atau lebih tepatnya danau di kawasan Bedugul, semuanya bersenang-senang dengan menaiki kapal yang memutari danau itu.

Beberapa teman-teman Yukina memancing.

.

Tak lama, mereka mulai bosan lagi.

"Baiklah.. kalian mudah sekali bosan.." keluh Ermin.

Lalu Ermin mengajak mereka ke tempat oleh-oleh, yaitu Joger.

Yukina mulai gugup lagi.

Ardolph menenangkan Yukina lagi.

Yukina berkeliling, ia memikirkan oleh-oleh untuk Name dan Nomu.

Yukina melihat sebuah kaos yang lucu, lalu Yukina memikirkan jika Name dan Nomu memakainya bersamaan.

"Yukina... yang benar saja.." kata Ardolph kebingungan seolah-olah Ardolph telah membaca pikiran Yukina.

Yukina berkeliling lagi.

Yukina melihat sebuah tas wanita, Yukina mulai mengingat ibunya. Yukina mulai cemas.

"Yukina.. jika ada yang mau dibeli, beli saja.." kata Ardolph.

Akhirnya Yukina mengambil 4 produk, yaitu tas, 2 kaos untuk Name dan Nomu, dan sebuah celana lelaki.

"Akhirnya dia membelikan seisi rumahnya ya.." pikir Ardolph.

.

Teman-teman sudah membeli oleh-oleh baik untuk dirinya maupun untuk keluarganya.

.

"Baiklah, hari sudah sore, ayo kita melihat sunset." Kata Ermin.

"Hore!" Kata Kurosa.

"Bohong.. ini masih siang... ayo kita ke villa dan bersiap-siap untuk ke pantai Kuta." Kata Ermin yang telah mengerjai semuanya.

"ERMIIIN!" Keluh Kurosa.

Akhirnya mereka pulang ke villa dahulu.

.

Semuanya mulai bersiap-siap, mandi, dan berganti baju.

Yukina baru sadar jika bajunya kurang.

"Rupanya aku hanya membawa sedikit baju dan semua baju ini tidak cocok untuk ke pantai.. baju untuk kepantai tadi sudah dipakai untuk jalan-jalan juga.." pikir Yukina.

Ermin menyadari bahwa Yukina terlihat kebingungan.

Ermin datang kepada Yukina.

"Ada apa?" Tanya Ermin.

"Yah, aku baru tersadar bahwa bajuku hanya sedikit.." kata Yukina.

"Oh begitu... bagaimana kalau kita berbelanja sebentar?" Tanya Ermin.

"Tapi ini waktu untuk bersiap kan?" Tanya Yukina.

"Tidak apa-apa, kita akan cepat kok." Kata Ermin.

"Tidak usah." Kata Odelia.

Ermin dan Yukina terkejut.

"Aku sudah membelikannya, tanpa sepengetahuan kalian." Kata Odelia.

"Baiklah, terimakasih Odelia." Kata Ermin.

.

.

Akhirnya semuanya sudah siap, mereka semua berangkat.

.

Setelah waktu yang cukup lama, akhirnya mereka sampai juga.

"Mataharinya terlihat enak!" Kata Kurosa.

"Astaga Kurosa..." keluh Asuka.

Kurosa segera berlari masuk ke dalam pantai.

"Kurosa! Duuh.." keluh Asuka.

Akhirnya semuanya masuk.

.

Yukina merasa gugup dengan pakaian yang ia pakai.

"Tidak apa-apa Yukina!" Kata Ermin berusaha untuk memberanikan Yukina.

"Kamu terlihat cantik kok." Kata Odelia.

Baru kali ini Yukina memakai dress pendek berwarna, biasanya ia hanya memakai pakaian yang berwarna hitam-putih atau warna pakaian yang halus yang biasanya diberikan oleh Ermin.

Dress pendek berwarna merah muda berbunga-bunga itu sangat tidak biasa bagi Yukina.

"Tidak apa-apa! Ayo datangi dia! Bantai dia hingga jantungnya berdetak kencang! Hajar dia hingga tubuhnya merah dan panas!" Kata Odelia.

"Odelia.. kamu benar-benar cewek ganas.." kata Ermin sambil melirik ke arah Odelia.

"Jadi, aku harus memukulinya, lalu melakukan German Wrestling?" Tanya Yukina.

"Eh.. bukan begitu.." kata Odelia gugup.

"Ayolah! Sudahlah, datanglah!" Kata Ermin sambil mendorong tubuh Yukina ke arah Ardolph.

Yukina merasa kurang nyaman dengan dress pendek yang ia gunakan saat itu.

"Oh, Yukina-" kejut Ardolph.

Ardolph memandangi Yukina sesaat.

"Baru kali ini ia memakai warna mencolok.." pikir Ardolph.

"A-A-AAAAArdolph..." kata Yukina gugup.

"Ya?" Tanya Ardolph.

"B-Bagaimana?" Tanya Yukina.

"Bagaimana gimana?" Tanya Ardolph.

"I-Ini.." kata Yukina gugup, ia sedikit tersipu.

"Oh, bagus kok." Kata Ardolph.

Yukina mulai merasa sedikit lega.

.

"Yesh!" Seru Odelia perlahan dari jauh.

"Pilihanmu memang bagus.." kata Ermin memuji Odelia.

.

Denzel duduk di sebuah bangku sambil meminum kelapa dan memandangi indahnya matahari terbenam.

"Sepertinya ada yang kurang.." kata Denzel.

"Kurang Junko ya?" Tanya Albern menggoda Denzel.

"Heh! Apa sih?" Kata Denzel malu-malu.

Denzel kembali memandangi matahari terbenam itu.

"Rasanya ada yang kurang..." keluh Denzel lagi.

"Sudah kubilang..." kata Albern.

"Diamlah, Albern.." kata Denzel.

.

"Benar-benar ada yang kurang..." pikir Denzel.

Dua buah lengan memeluk Denzel dari belakang.

"JUNKO?" Kejut Denzel sambil menoleh.

Saat Denzel menoleh, ternyata benar, itu adalah Albern.

"WOI! JIJIK!" Teriak Denzel.

Albern melepaskan pelukannya, lalu Albern menatap Denzel dengan tatapan aneh.

"OH TUHAN! MENGAPA ALBERN JADI ANEH SETELAH PENCULIKAN DEADMAN?" Teriak Denzel.

.

Denzel memandangi langit itu.

"Keren..." kata Denzel.

"Iya.."

"Albern, suaramu tidak mirip dengannya.." keluh Denzel.

.

"Alvina! Cobalah ini! Segar sekali!" Kata Toshiko sambil memberikannya sebuah es kelapa muda.

"Baiklah.." kata Alvina.

Alvina meminum kelapa muda itu, benar, rasanya segar.

"Enak!" Kata Alvina.

"Alvina! Ayo lomba, siapa yang menghabiskan lebih cepat, ia menang! Yang kalah harus minum 1 buah lagi!" Kata Alfred.

"Baiklah! Meskipun kamu tuan cepat, tetapi kamu tetaplah seorang kakek!" Kata Alvina.

Lalu mereka berdua mengikuti lomba itu.

.

Kedua lengan memeluk Denzel lagi.

"Albern.. hentikan.." kata Denzel.

Tetapi Denzel merasakan helai rambut nan panjang.

"Junko?" Kejut Denzel.

Ternyata...

"Albern.. jangan menggodaiku dengan entah apapun itu kain atau handuk.." keluh Denzel.

.

"Hey! Bertemu lagi!" Kata Takusan pada Yukina.

"Oh, Takusan." Kejut Yukina.

Tiba-tiba Takusan melarikan diri.

"Eh?" Kejut Ardolph.

"Lho.." kejut Yukina.

"Dia mengapa?" Tanya Ardolph.

"Entahlah.." jawab Yukina.

.

"Benar-benar matahari terbenam yang keren..." kata Rheinalth.

"Benar.." jawab Ermin.

"Di sini juga lebih hangat dari di Jepang.." kata Rheinalth.

"Memang begitulah, karena posisi pulaunya sudah berbeda, jadi pantas saja jika di sini lebih hangat." Jawab Ermin.

.

"Memang segar!" Kata Asuka.

"Iya... enak sekali! Aku mau lagi!" Kata Kurosa yang sudah menghabiskan 34 buah kelapa.

"Kurosa... kau mengerikan..." kata Asuka.

.

"Cerah... indah..." kata Lucianna.

"Benar.." jawab Alexa.

"Apalagi di sini ada kelapa muda yang enak juga." Kata Nera.

"Bersekolah dan bekerja di Bali tidak akan terasa seperti belajar maupun bekerja ya? Sepertinya terasa seperti liburan setiap hari.." kata Osamu.

"Ada benarnya juga sih.." jawab Aerum.

"Suasana di sini sudah seperti liburan saja ya.." kata Alexa sambil menutup kedua matanya dan merasakan hembusan angin yang membelai mukanya.

.

Denzel memutuskan untuk berjalan-jalan. Ia menemukan banyak sekali kerang indah.

"Kerangnya banyak sekali.." kata Denzel.

Denzel mengambil beberapa.

Lalu Denzel menaruh kerang-kerang itu di sebuah tempat. Albern melihat gerak-gerik Denzel.

Denzel memandangi kerang itu dengan seksama. Lalu ia mengambil sebuah kerang dan mengangkatnya sejajar dengan matahari terbenam itu.

Denzel tersenyum melihat kerang itu.

"Masih kurang?" Tanya Albern.

".. sepertinya iya.." jawab Denzel.

"Padahal kamu sudah tersenyum begitu.." kata Albern.

"Iya.. masih ada yang kurang... kerang ini mengingatkanku pada Ju-" kata Denzel.

Albern sudah memandangi Denzel.

"Ju---- Julian." Kata Denzel.

"Siapa itu Julian.." tanya Albern.

"Saudaraku." Jawab Denzel.

.

Yukina melihat sekeliling lagi.

"Ms. Butterfly juga ke sini?" Kejut Yukina.

"Rupanya iya.." jawab Ardolph.

.

Kedua lengan memeluk Denzel lagi.

"Albern.. sudahlah.." kata Denzel.

Tetapi Albern berdiri di depannya.

"Eh? Lho?" Kejut Denzel.

Denzel menoleh.

"DENZEL!"

"JUNKI-- MAKSUDKU JUNKO?!" Kejut Denzel.

"Mana mungkin Junko meninggalkan Denzel begitu saja.." kata Junko.

"Ah, iya juga.." kata Denzel.

Junko memeluk Denzel erat-erat.

"JU-JUNKO! A-AKU TIDAK-BISA BER-NAFAS!" Kata Denzel.

Junko melepaskan pelukannya.

"DENZEELKUUU~RUPANYA BERTEMU DI BALI TERASA INDAH JUGA YAA~~" Kata Junko.

"Aah... ya.." jawab Denzel.

Albern berjalan perlahan meninggalkan mereka.

.

"Waaah.... Kuta is the best... aku suka langit sorenya!" Kata Kurosa setelah menghabiskan 45 buah kelapa.

"Kurosa kau mengerikan.." kata Asuka.

.

Hari mulai malam.

"Ayo, kita akan makan malam bersama lalu beristirahat." Kata Ermin.

"Baiik..." jawab semuanya yang mulai lelah, tetapi puas.

Next chapter