32 31

Sementara itu, Min Young, Yerin, Chan Yeol, dan Min Gyu tampil dengan lagu We Must Love milik ONF tapi dengan konsep cinta yang menyakitkan (kalian bisa lihat Road To Kingdom episode 4. Kalian bebas memikirkan sendiri gimana penampilannya). Seperti penampilan saat audisi, penampilan begitu memukau semua mata yang melihatnya. Yang tak kalah penting adalah mereka berempat mendapat nilai yang tinggi dan kemungkinan besar posisi mereka akan tetap berada di peringkat yang sama.

Kini tiba giliran tim Sa Rang untuk tampil. Sa Rang menghela nafas panjang sebelum melangkahkan kakiknya naik ke atas panggung. Penampilan mereka dimulai. Semua mata tertuju pada Sa Rang karena terlihat tidak selaras dengan anggota timnya. Begitu jelas terlihat bahwa Sa Rang tidak terlalu menguasai koreografinya dan juga terlihat sangat tidak percaya diri. Sa Rang sekuat tenaganya menguatkan diri dalam hati untuk berjuang hingga akhir penampilan.

IM terpaku memperhatikan monitor yang menampilkan performance tim Sa Rang. Soo Jeong yang duduk bersama Kei dan Hanbin, tidak jauh di belakang IM, bisa melihat IM begitu antusias memperhatikan monitor. Kei tidak sengaja melihat Soo Jeong sedang memperhatikan IM. Kei pun ikut memperhatikan IM, "Apa ini? Kenapa dia begitu serius?" ujar Kei.

"Siapa?" tanya Hanbin.

"IM" jawab Kei.

Kesadaran Soo Jeong kembali setelah mendengar Kei mengucapkan nama IM. Soo Jeong pun menoleh ke Kei.

"Sangat aneh melihat IM begitu antusias memperhatikan penampilan mereka. Iya kan? Karena itu kau daritadi memperhatikannya kan?" tanya Kei pada Soo Jeong.

Soo Jeong gelagapan tak tahu harus menjawab apa sementara Hanbin gaentian memperhatikan IM.

Penampilan selesai. Kini para juri memberikan saran dan kritikan terkait penampilan yang baru saja tim Sa Rang suguhkan. Semua juri mengkritik Sa Rang karena tidak emmberikan penampilan yang cukup baik. Semua penilaian juri terdengar seperti menyalahkan Sa Rang yang tidak berlatih cukup giat. Namun berbeda dengan sang kepala sekolah. Kepala sekolah memulai penilaiannya dengan memberikan pertanyaan yang cukup menohok pada Sa Rang, "Sa Rang–ah, apa mereka tahu bahwa kau kesulitan dalam melakukan penampilan ini?".

Sa Rang terdiam sejenak mencoba berpikir apa yang harus ia katakan.

"Tidak" jawab Sa Rang ragu – ragu.

"Bagaiamana bisa mereka tidak tahu? Kalian tidak berlatih bersama?" tanya kepala sekolah lagi.

"Bukan begitu ssaem. Kami berlatih bersama, hanya saja…. Saya yang tidak mengatakan pada mereka. Saya hanya mengatakan pada mereka kalau saya akan berlatih lebih giat lagi untuk mengatasi koreografi yang menyulitkan saya" jelas Sa Rang.

"Jadi kau mengatasi kesulitanmu sendirian tanpa bantuan dari mereka?"

Pertanyaan dari kepala sekolah benar – benar memojokkan Sa Rang.

"Tidak ssaem. Mereka membantu saya. Tapi saya pikir, memang kemampuan saya yang terbatas. Hanya seperti ini kemampuan saya. Saya minta maaf" Sa Rang meminta maaf dengan membungkukkan badannya hampir 90o.

"Jadi menurutmu hanya ini kemampuanmu?"

"Saya minta maaf. Saya berjanji akan berusaha lebih giat lagi. Saya akan berlatih sekuat tenaga saya agar bisa lebih baik. Saya benar – benar minta maaf" ucap Sa Rang dengan lagi – lagi membungkukkan badannya dalam.

"Kau harus berubah…. Jika kau ingin bertahan" ucap kepala sekolah dengan tatapan yang sangat tajam pada Sa Rang.

"Nde" jawab Sa Rang yang tertunduk.

^ ^ ^

Yoo Ra dan Na Ra kembali ke ruang tunggu dengan ekspresi sangat bahagia karena nilai mereka terbilang cukup baik bahkan peringkat mereka naik satu peringkat dari sebelumnya. Sementara Woo Ri diam saja karena dia sebenarnya merasa tidak enak dengan Sa Rang. Ia sebenarnya ingin membantu Sa Rang selama latihan namun Yoo Ra dan Na Ra terus saja menghalanginya dengan berbagai macam alasan. Kini nilai Sa Rang lebih rendah dari mereka. Bahkan peringkat Sa Rang turun dari peringkat sebelumnya.

Sa Rang kembali ke ruang tunggu dengan kepala tertunduk. Ia kemudian duduk di salah satu sudut ruangan sendirian. Diam – diam IM memperhatikan Sa Rang yang terlihat begitu sedih. Sa Rang terlihat sedang menahan air matanya. Dan tanpa disadari oleh IM, Soo Jeong memperhatikan dirinya yang sedang menatap Sa Rang. Sinar mata Soo Jeong menyiratkan kesedihan seolah kehilangan sesuatu.

Selain IM, ternyata Kei juga sedari tadi memperhatikan Sa Rang. Saat penampilan terakhir, Sa Rang bangkit dari duduknya dan pergi keluar dari ruang tunggu. Kei mengikuti Sa Rang diam – diam. Sa Rang keluar dari gerbang sekolah dan masuk ke gerbang asrama lalu segera menuju ke kamarnya. Melihat Sa Rang masuk ke kamar, Kei juga berniat untuk masuk namun saat akan memegang gagang pintu, ia mendengar suara tangisan dari dalam kamar. Kei menghentikan niatnya untuk masuk. Kei hanya diam saja di depan pintu.

Setelah beberapa menit, suara tangisan Sa Rang tidak lagi terdengar. Kei pun memegang gagang pintu dan membuka pintunya. Begitu melihat Kei di ambang pintu, Sa Rang terlihat terburu – buru mengeringkan wajahnya dari air matanya.

"Aku sudah menawarkan untuk tampil bersamaku tapi kau lebih memilih untuk tampil bersama mereka. Lalu kenapa kau menangis? Kau sendiri yang memilih jalan ini. Sejak awal kau sudah tahu kalau mereka tidak menyukaimu tapi kau tetap memilih bersama mereka" ucap Kei.

"Kau juga tidak berbeda dengan mereka. Kau juga ingin tampil bersamaku agar kau terlihat lebih baik. Aku mendengar permbicaraanmu dengan Soo Jeong dan Hanbin malam itu di dapur…" ucap Sa Rang yang kemudian dipotong oleh Kei.

"Kau benar. Aku juga akan memanfaatkanmu untuk mendapatkan nilai yang lebih baik. Tapi setidaknya aku tidak akan mengorbankanmu seperti mereka. Penilaianku akan lebih baik jika aku juga dibandingkan dengan orang lain yang juga tampil dengan baik. Setidaknya aku akan benar – benar berlatih bersamamu. Aku akan mengajarimu meski tidak semua hal akan aku ajarkan padamu karena aku juga perlu terlihat lebih unggul darimu. Setidaknya aku tidak akan membuatmu seperti orang bodoh yang berani – beraninya menampilkan pertunjukkan boneka kayu seperti tadi" ucap Kei dengan dingin yang menyebut Sa Rang seperti boneka kayu yang hanya bergerak kesana kemari di atas panggung.

"Kau bahkan tidak mengenal dirimu sendiri" sambung Kei lagi lalu pergi keluar meninggalkan Sa Rang yang hanya diam.

^ ^ ^

Beberapa siswa sedang sibuk bersiap – siap untuk menikmati waktu luang mereka. Suasana di asrama terlihat sangat bahagia karena para siswa terlihat lebih ceria setelah menyelesaikan misi pertama. Hari Sabtu dan Minggu ini bisa mereka manfaatkan untuk melepas stress sebelum mendapat misi kedua hari Senin nanti.

Chan Mi masuk ke kamar dan hanya mendapati Sa Rang yang sedang memasukkan beberapa pakaian ke dalam tasnya.

"Kau akan pulang kerumah?" tanya Chan Mi pada Sa Rang.

"Mmm…. Sudah dua minggu aku tidak bertemu ibuku" jawab Sa Rang tanpa melihat Chan Mi karena masih sibuk dengan pakaian yang akan dibawanya.

Chan Mi menatap Sa Rang dengan tatapan miris. Chan Mi merasa iri pada Sa Rang yang terlihat begitu bahagia akan bertemu ibunya.

"Benar juga. Kau berlatih dengan sangat giat untuk misi kali ini. Kau bahkan kurang tidur. Nikmatilah waktumu dengan ibumu untuk mengisi ulang semangatmu. Akan ada misi yang lainnya lagi" ujar Chan Mi yang hanya dibalas senyuman oleh Sa Rang.

Chan Mi duduk di tempat tidurnya sambil memperhatikan Sa Rang lalu ia teringat sesuatu. Chan Mi membuka nakas kecil disamping tempat tidurnya lalu mengambil buku catatan dan selembar foto dari dalam lacinya.

"Ah Sa Rang-ah, kau tahu dimana Kei sekarang?" tanya Chan Mi.

"Aku sepertinya dengar mereka bilang kalau manager mereka akan menjemput di depan gerbang. Mungkin sekarang mereka masih ada di gerbang" jawab Sa Rang.

"Baiklah" ucap Chan Mi lalu bergegas keluar menyusul Kei dan Soo Jeong.

Chan Mi setengah berlari membawa buku catatan dan foto tadi. Chan Mi sebenarnya ingin mengembalikan buku catatan dan foto itu pada Kei. Ada nama Kei di buku catatan yang tergeletak di bawah tempat tidurnya dua minggu lalu. Ia sebenarnya ingin mengembalikan buku catatan dan foto itu secepatnya pada Kei namun karena sibuk berlatih untuk misi ini, dia jarang bertemu dengan Kei dan ditambah lagi Kei tidak terlihat seperti kehilangan sesuatu sehingga ia lupa untuk mengembalikannya.

Chan Mi terburu – buru menuruni tangga asrama menuju pintu hingga tidak sengaja menabrak Tae Yong di depan pintu. Chan Mi jatuh terduduk dan buku catatan serta foto itu terlepas dari tangan Chan Mi.

"Aaaawwww…." pekik Chan Mi kesakitan.

"Aaahhh… kenapa kau lari – lari seperti anak kecil?" keluh Tae Yong meskipun ia tidak jatuh, ia hanya terkejut saja tiba – tiba Chan Mi menabraknya. Tae Yong kemudian membantu Chan Mi berdiri. Chan Mi membersihkan dirinya dari debu sementara Tae Yong membungkukkan badannya mengambil buku catatan dan foto yang Chan Mi bawa tadi.

Mata Tae Yong terbelalak kaget saat melihat foto itu. Foto yang menampilkan sebuah keluarga. Seorang laki – laki dan perempuan yang sedang duduk sambil tersenyum sementara dua anak perempuan yang kembar berdiri di belakang mereka. Dua anak perempuan yang berusia sekitar 7 tahun itu juga terlihat tersenyum bahagia.

"Apa ini?" tanya Tae Yong dengan sangat serius.

"Foto" jawab Chan Mi santai.

"Aku sedang tidak bercanda. Foto ini milikmu?" Tae Yong benar – benar serius.

"Tidak" jawab Chan Mi yang kini sedikit takut karena Tae Yong mengeluarkan aura yang cukup mencekam.

"Lalu kau mendapat foto ini darimana? Ini milik siapa?" tanya Tae Yong menuntut jawaban dari Chan Mi.

"Aku menemukannya di kamarku. Aku pikir ini milik Kei karena tertulis nama Kei dibuku catatannya"

"Lalu dimana Kei sekarang?"

avataravatar