18 18

Di perjalanan, IM duduk di sebelah manager nya yang sedang menyetir. IM memandang kosong keluar jendela. Banyak hal yang sedang dipikirkannya. Cara menghadapi member grupnya, cara memenuhi segala tuntutan dari agensinya dan cara mengahadapi Hanbin di sekolah. IM mengingat kembali pertemuan kemarin.

Semua member grup Monster dan para manager berkumpul di ruang rapat. Para member Monster duduk disisi kanan dan kiri sebuah meja besar yang berada di bagian tengah ruangan. Seorang perempuan yang menjabat sebagai direktur masuk dan semua orang di dalam ruangan segera bangkit menyapanya. Setelah membalas singkat sapaan mereka, sang direktur segera duduk di sisi tengah meja. "Hmm… Jadi yang akan kita bahas adalah jadwal comeback Monster. Staf direksi sudah memilih lagu – lagunya dan juga menentukan tanggal comeback, tapi tentu saja tanggal comeback mungkin saja bisa diundur. Kita akan pantau terus situasi dan kondisinya. Untuk saat ini, sesuai dengan keputusan para direksi, Monster akan comeback 4 bulan lagi. Kita akan segera mulai proses rekaman, latihan koreografi dan persiapan lainnya. Sejauh ini ada yang bermasalah?"

IM mengangkat tangannya, "Saya. Dan mungkin juga Seung Hyun"

Direktur itu melirik Seung Hyun. Ia paham dengan maksud IM, "Tidak akan ada masalah dengan sekolah kalian. Kalian akan mengikuti semua kegiatan setelah pulang sekolah dan weekend"

"Dan kau juga tidak perlu khawatir dengan jam malam. Para manager akan mengantarkan kau kembali ke asrama sebelum jam 10 malam" sambung direktur khusus ditujukan pada IM karena sekolah Seung Hyun bukan sekolah berasrama.

"Lalu kegiatan promosi nantinya?" tanya IM lagi.

"Tentu saja kalian hanya akan ikut acara – acara yang sesuai dengan jadwal sekolah kalian" jawab direktur.

"Acara musik regular direkam pagi atau malam hari. Jadi acara mana yang bisa kami ikuti?"

"Akan ada banyak acara yang mengundang kita jika comeback kali ini sukses. Jadi pastikan saja kau berlatih dengan baik tapi tetap tidak menganggu sekolahmu"

IM diam. Ia ingin marah tapi ia tidak mungkin menentang kata direktur. Ia tentu saja akan berlatih dengan baik agar comeback kali ini sukses, tapi apa gunanya jika dia tidak ikut dalam proses promosi. Pada akhirnya para member lain yang akan menjadi lebih terkenal daripada dia dan dia yang akan dipojokkan oleh publik.

"Itu saja untuk saat ini. Aku akan mengirmkan demo lagunya pada manager Yoo dan kalian berlatihlah, diskusikan dengan pelatih vocal dan rap sebelum kita mulai proses rekamannya" direktur mengakhiri pertemuan singkat itu lalu bangkit akan pergi keluar namun terhenti karena ingat teringat sesuatu. "IM–ah temui pelatih Seo. Diskusikan koreografi untuk beberapa lagu lain selain lagu utama"

"Nde", jawab IM singkat lalu membungkuk sedikit memberi salam.

IM keluar dari ruang rapat dan segera menuju ruang latihan hendak menemui pelatih Seo. IM melihat dari pintu kaca dan melihat pelatih Seo sedang melihat rekaman koreografi di laptop. "Sedang meninjau ulang koreogrfainya?" IM masuk dan menghampiri pelatih Seo.

"Ooo… Kau disini? Bagaimana sekolahmu?" pelatih Seo merangkul IM.

"Biasa saja. Memangnya apa yang hyung harapkan?"

Ya, sedekat itulah mereka. Pelatih Seo bukan hanya pelatih di agensi IM yang sekarang juga pelatih di agensi Hanbin. Jadi bisa dikatakan pelatih Seo dan IM sudah saling mengenal sejak IM dan Hanbin masih sama – sama trainer. Pelatih Seo adalah salah satu orang yang cukup sedih saat IM memilih keluar dan pindah ke agensi lain. Tapi pelatih Seo juga salah satu orang yang sangat bahagia karena keputusan IM untuk pindah ke agensi lain tidak sia – sia. IM berhasil debut di agensi barunya. Setelah itu, IM mengenalkan pelatih Seo ke direktur agensinya. Karena itulah, kini pelatih Seo juga menjadi pelatih di agensi IM.

"Ini koreo untuk lagu utama?" tanya IM sambil melihat video yang terputar di laptop.

"Mmm… Bagaimana?"

"Apa hyung pernah mengecewakan?"

Pelatih Seo tertawa ringan mendengar ucapan IM.

"Ah… Hanbin juga sekolah Kirin. Kau bertemu dengannya?"

"Mmm..."

"Kalian tidak bicara?"

"Apalagi yang bisa dibicarakan"

Pelatih Seo menghela nafas melihat tingkah IM yang tidak peduli jika membahas Hanbin.

"Kau tidak punya teman di sekolah? Cobalah lebih ramah pada orang lain, kau mungkin bisa punya…" ucapan pelatih Seo terhenti karena dipotong IM.

"Ada"

"Apa?" tanya pelatih Seo bingung.

"Aku punya teman. Kami selalu makan siang bersama"

"Sudahlah hyung, kenapa malah membahas kehidupan sekolahku. Aku kesini karena direktur menyuruhku mendiskusikan koreo untuk lagu yang lainnya" sambung IM.

"Baik – baiklah pada temanmu itu. Cobalah untuk mulai berteman lagi dengan orang lain"

"Apa itu berteman? Aku tidak tertarik pada orang lain" ucap IM santai sambil mengambil air di sudut ruangan lalu meminumnya. Pelatih Seo hanya menatapnya dengan tatapan prihatin.

Lamunan IM buyar saat manager nya menyenggol bahunya, "Kenapa hyung?"

"Sudah sampai di asramamu"

IM melihat ke arah gerbang sekolah yang terukir 'Sekolah Seni Kirin' di tembok kanan dan kiri sebelah pintu gerbang, "Aaa… Terima Kasih hyung. Hati – hati dijalan". Sebelum IM keluar, manager nya memanggilnya. IM pun tidak jadi keluar meski pintunya sudah terbuka.

"Semangatlah. Nikmati waktumu bersama temanmu di sekolah. Jangan terlalu stress"

IM sedikit terharu mendengar ucapan manager nya. "Nde hyung" IM menundukkan kepalanya pamit pergi.

* * *

Senin pagi kembali menyapa. Banyak siswa yang sudah turun ke lantai 1 lalu keluar menuju gedung sekolah. Gedung asrama siswa laki – laki dan perempuan dipisahkan oleh bangunan berbentuk lingkaran namun tetap saling terhubung karena pintu masuk menuju asrama berada di bangunan lingkaran tersebut. Maka dari itu, pintu masuk asrama laki – laki dan perempuan sama, hanya saja tangga untuk ke asrama laki – laki ada disebelah kiri dan tangga untuk ke asrama permepuan ada di sebelah kanan. Masing – masing gedung asrama terdiri dari 4 lantai. Lantai 1 dari keseluruhan bangunan digunakan sebagai ruang makan malam dan ruang mencuci. Biasanya beberapa siswa akan makan malam bersama atau saling mengobrol saat menunggu cucian mereka selesai. Lalu lantai 2 dan seterusnya digunakan sebagi asrama dimana setiap lantai terdiri dari 4 kamar dengan kamar mandi di setiap kamar.

Bona sudah selesai dengan semua persiapannya lalu keluar dan turun ke lantai 1. Belum lagi ia sampai di lantai 1, ia sudah melihat Hyun Jae berdiri di ujung tangga asrama laki – laki. Bona sebenarnya ingin tahu siapa yang ditunggu Hyun Jae, tapi Bona memilih diam saja pura – pura tidak melihat Hyun Jae dan berjalan begitu saja melewatimya. Melihat Bona yang pergi begitu saja seolah tidak melihatnya, Hyun Jae segera menyusul Bona. "Kau tidak melihatku?". Seperti biasa Bona tidak menanggapi dan hanya memasang wajah datar. Bisa dikatakan Hyun Jae cukup gigih, meskipun selama seminggu ini tidak mendapat respon apapun dari Bona, Hyun Jae tidak pantang menyerah untuk menyapa dan mengajak ngobrol. "Hmm… Tetap tidak menjawab. Baiklah. Kita jalan saja" keluh Hyun Jae dengan suara pelan namun masih bisa didengar Bona. Setiap berjalan disamping Bona, Hyun Jae selalu menyeimbangi langkah Bona yang terbilang lebih lambat dari orang lain. Sering berjalan dengan Bona membuat Hyun Jae memperhatikan cara berjalan Bona yang terlihat sedikit pincang. Hyun Jae pernah menanyakan kenapa Bona berjalan pincang namun Bona hanya terlihat terkejut tanpa menjawab apapun.

Chan Mi melihat Hyun Jae dan Bona masuk ke kelas. "Hyun Jae–ah. Sini sini cepat duduk" Chan Mi memanggil Hyun Jae dengan sangat semangat karena ada yang ingin dibicarakannya dengan Hyun Jae. Bona sempat menghentikan langkahnya lalu menoleh melihat Chan Mi yang begitu senang menyambut kedatangan Hyun Jae. Lalu Bona melihat Hyun Jae menghampiri Chan Mi dan duduk di bangkunya yang ada di belakang Chan Mi. Bona menghela nafas lemah sebelum melanjutkan kembali langkahnya. Setelah duduk di bangkunya, Bona menoleh ke arah Hyun Jae dan Chan Mi. Bona melihat Chan Mi sudah memutar bangkunya sehingga posisi duduknya menghadap ke Hyun Jae dan tampak mengobrol dengan sangat akrab. Bona tidak mau ada yang melihatnya sedang memperhatikan Hyun Jae dan Chan Mi, karena itu ia segera memalingkan pandangannya, mengeluarkan buku – bukunya dari tas dan meletakkannya di dalam laci lalu menggantungkan tasnya di samping meja.

Hyun Jae sudah duduk di bangkunya. "Wae?" (kenapa?) tanya Hyun Jae yang sedikit bingung kenapa Chan Mi sangat bersemangat. "Hyun Jae–ah, untuk misi pertama ini kau mau bekerja sama denganku?" Chan Mi bertanya sambil sibuk memutar bangku agar bisa duduk menghadap Hyun Jae.

"Apa ini? Kau sudah tahu apa misi pertamanya?" tanya Hyun Jae curiga.

"Aniya (Tidak)…Aku hanya sedang mempersiapkan diri. Lagipula bagaimana mungkin aku bisa tahu misinya"

"Mungkin saja pihak sekolah sudah memberitahu agensi kalian supaya kalian bisa lebih bersiap – siap"

"Tidak mungkin. Mana mungkin sekolah melakukan itu"

Hyun Jae mengangguk setuju, "Benar juga. Mana mungkin sekolah melakukan hal seperti itu. Apa gunanya pacemaker jika seperti itu"

"Pacemaker?"

"Mmm… Siswa top 3. Atau mungkin top 5?" ucap Hyun Jae santai sambil menyusun bukunya di laci.

Chan Mi melirik ke arah lima pandawa yang sedang mengobrol lalu kembali bertanya pada Hyun Jae dengan lebih antusias lagi, "Kenapa kau bisa berpikir mereka dijadikan pacemaker?"

Hyun Jae tertawa ringan mendengar pertanyaan Chan Mi, "Yaaa, apa kemampuan menulis lagu dan membuat koreo bisa dimiliki semua orang? Tidak kan?"

Chan Mi hanya mendengarkan dengan sangat seksama. Hyun Jae menyambung penjelasannya lagi, "Hanbin, Kei, dan Soo Jeong menampilkan lagu dan koreo yang mereka buat sendiri. Dengan sangat baik. Sangat bagus. Menurutmu masuk akal jika peringkat mereka ada dibawah top 5? Aku pikir jika Soo Jeong saja yang tidak masuk dalam top 5 itu tidak akan terasa aneh. Tapi Hanbin dan Kei… itu aneh. Karena itu semua siswa sadar kalau siswa top 5 adalah pacemaker bagi para idol. Mungkin mereka sendiri juga sadar akan hal itu".

Chan Mi sempat berpikir sejenak sebelum akhirnya sadar bahwa saat ini bukan waktunya untuk memikirkan orang lain sementara posisinya sendiri belum aman. "Huuuhhh… Aku tidak peduli dengan mereka. Posisiku sendiri saja bahkan belum aman. Pokoknya, kau harus janji akan satu tim denganku dalam misi pertama ini. Kau paham?"

"Wae?" (kenapa?)

"Aku butuh kemampuan vokalmu. Kemampuan dance mu juga patut diperhitungkan. Aku pikir kau akan bisa mengimbangi kemampuan dance ku"

"Yaaa… Seperti ini caramu merekrut orang?"

"Beginilah aku"

Hyun Jae melongos. "Selain aku siapa lagi?"

"Aku belum tahu"

"Boleh aku mengajak seseorang?"

"Siapa?"

"Liat saja nanti. Sudah sana balik hadap ke depan"

Kali ini giliran Chan Mi yang melongos sambil membalikkan posisi kursinya menghadap ke depan.

avataravatar
Next chapter