11 11

Guru Jang, guru laki – laki dengan pakaian rapi dan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya masuk ke kelas dan menyampaikan peraturan yang berlaku di sekolah. "Selamat pagi. Wah, saya tidak menyangka bisa menjadi wali kelas dari para siswa berbakat seperti kalian. Mari kita bersama – sama belajar untuk mengasah dan mengembangkan bakat kalian. Hmm… panggil saja saya Guru Jang. Saya tidak akan banyak basa – basi. Pertama yang akan saya sampaikan adalah penentuan peringkat para idol dan trainer. Para idol dan trainer masuk ke sekolah ini tanpa proses audisi, benar kan?. Kalian belum memiliki peringkat di sekolah ini, karena itu, kalian akan melakukan audisi dua hari lagi. Kepala sekolah yakin karena kalian sudah di training oleh perusahaan kalian masing – masing maka tidak butuh latihan yang lama untuk kalian menyiapkan penampilan audisi karena itu audisi kalian akan dilakukan dua hari lagi. Apa kalian paham?". Para idol tidak menjawab, mereka hanya mengangguk.

"Yang kedua adalah proses penialaian. Setiap dua minggu, kita akan melakukan penilaian. Kalian akan diberikan misi dalam setiap penilaian atau bisa dibilang kalau kalian harus berlatih selama dua minggu untuk menampilkan sebuah pertunjukan yang sesuai dengan misi yang diberikan. Dan untuk penilaian akhir semester, akan diadakan Show Case. Yang istimewa saat Show Case adalah akan ada perwakilan dari beberapa agensi yang diundang untuk menjadi juri. Dan bukan tidak mungkin kalau kalian mungkin saja bisa mendapat tawaran menjadi trainer dari agensi – agensi tersebut. Untuk para trainer, ini bisa kalian jadikan kesempatan untuk menunjukkan bahwa kalian siap untuk debut. Dan untuk para idol, ini mungkin bisa jadi pertimbangan untuk memperpanjang kontrak kalian atau tidak".

Mendengar hal itu, I.M menjadi khawatir dengan posisinya. Saat ini, posisinya dalam grup tidak cukup baik. Bukan masalah bakat atau penampilan di atas panggung tapi masalah dengan member lain. I.M cukup berbakat dalam rap dan dance. Kemampuan rap–nya sebenarnya tidak bisa dipandang sebelah mata namun ia selalu tertutupi oleh member lain. Ia tidak begitu akrab dengan member lain di grupnya sehingga ia tidak aktif berinteraksi dan dikenal sebagai sosok yang pendiam. Padahal ada alasan dibalik sikapnya yang selalu menjaga jarak dengan orang lain.

* * *

Saat jam makan siang, Min Young, Seok Min, dan Yerin sudah di duduk di salah satu meja panjang sambil menyantap makan siang mereka. Seok Min yang duduk di hadapan Min Young dan Yerin tengah sibuk memilih potongan wortel yang ada di nampan Min Young dan kemudian dipindahkan ke nampannya. Chan Yeol dan Min Gyu yang membawa nampan mereka masing – masing langsung mengambil posisi duduk di meja yang sama dengan mereka. Chan Yeol duduk di samping Seok Min sementara Min Gyu duduk dihadapan Chan Yeol yang artinya ia duduk disebelah Min Young. Min Gyu tidak peduli dengan yang lainnya dan segera melahap nasinya. Kunyahannya yang penuh semangat berhenti saat ia mengangkat kepalanya dan menyadari kalau semua mata di meja tersebut tertuju padanya. Hampir saja ia tersedak ketika matanya bertemu dengan mata Min Young yang menatapnya dengan tatapan penuh curiga. "Kenapa?" tanya Min Gyu dengan mulut yang masih penuh.

"Kau tidak bisa mengelak lagi. Kau benar – benar suka padaku kan? Kenapa? Kenapa suka padaku? Apa karena membantumu waktu itu?" tanya Min Young bertubi – tubi.

Segera menelan makanan dimulutnya, Min Gyu pun membantah, "Apa maksudmu? Aku kan sudah bilang aku tidak suka padamu"

"Ahhh…. Kau tidak suka padaku? Lalu kenapa kau duduk di sampingku?"

"Lalu aku harus duduk dimana? Chan Yeol duduk disini. Aku hanya mengikuti Chan Yeol. Aku tidak bisa jauh – jauh dari Chan Yeol"

"YAAAKKK" Chan Yeol terkejut mendengar jawaban Min Gyu.

"Mulai sekarang menjauh dariku. Aku masih suka perempuan" ancam Chan Yeol.

Jiwa – jiwa iseng Min Gyu pun muncul, "Kenapa? Ahhh… Kau malu pada mereka? Harusnya ini kita rahasiakan?"

"Kau sudah bosan hidup?" kali ini Chan Yeol memasang ekspresi paling serius yang ia punya.

Sadar kalau Chan Yeol benar – benar kesal, Min Gyu segera menegakkan duduknya dan membungkuk meminta maaf, "Maafkan aku".

Seok Min yang masih risih karena Min Gyu dan Chan Yeol yang kerap berada disekitar mereka bertiga akhirnya buka suara, "Kenapa kalian duduk disini? Masih banyak tempat kosong selain disini"

"Aku tidak ingin makan berdua dengan dia. Kau lihat sendiri bagaimana kelakuannya" jawab Chan Yeol sambil menunjuk Min Gyu.

"Tidak apa – apa mereka gabung dengan kita. Kau bisa berteman dengan mereka. Dengan begitu kau tidak akan diejek lagi" ucap Yerin.

"Siapa yang masih mengejek orang lain di umur segini?" sanggah Seok Min.

"Sudahlah. Tidak bisakah kita makan saja?" Min Gyu mulai kehilangan kesabaran karena tidak bisa makan dengan tenang. Seok Min melanjutkan kembali kegiatannya yang terjeda, memilah wortel dari nampan Min Young. Min Gyu memperhatikan apa yang dilakukan Seok Min, ia pun memperhatikan bahwa Min Young tidak keberatan dengan yang dilakukan Seok Min bahkan ia juga membantu Seok Min memindahkan wortel – wortel itu dari piringnya. "Kau tidak makan wortel?" tanya Min Gyu penasaran. "Mmm" jawab Min Young dengan teramat sangat singkat. "Kenapa?" tanya Min Gyu lagi.

"Hanya tidak suka saja"

"Harusnya kau tidak pilih – pilih makanan. Lihat tubuh sekarang. Kau tau? Kau tidak tumbuh tinggi karena kau pilih – pilih makanan" Min Gyu mulai cari rebut lagi.

Kesal dengan ucapan Min Gyu, Min Young bertanya pada Yerin, "Ada makanan yang tidak kau suka?"

"Sepertinya tidak ada" jawab Yerin

"Kau makan semuanya? Tidak pilih – pilih makanan?"

"Bisa dibilang begitu. Kenapa?"

"Kau dengar? Yerin tidak pilih – pilih makanan. Dia makan semuanya. Tapi dia tidak tinggi" ucap Min Young pada Miin Gyu.

Min Gyu tidak bisa berkata – kata lagi menghadapi Min Young. Ia hanya bisa mengangguk ringan sambil tersenyum kesal sementara Yerin tidak terima dengan ucapan Min Young, "Yaaa… Maksudmu aku ini pendek?". Min Young hanya menyengir.

"Kau bukan pendek, cuma mungil saja" tambah Seok Min.

"Yaaaaaa…." Rengek Yerin. Ingin sekali rasanya ia memukul kedua sahabatnya.

Sementara itu, di salah satu meja yang lain, Tae Yong baru saja mendaratkan bokongnya di hadapan I.M yang mendengus kesal menyambut kedatangannya. I.M bangkit dari duduknya dan mengangkat nampannya. "Duduklah" ucap Tae Yong sebelum I.M beranjak pergi. Tae Yong mengangkat kepalanya menatap I.M, "Ada banyak mata dan telinga di sekitarmu. Duduklah atau kau akan dapat telepon dari agensimu"

Mendengar hal itu, I.M mengurungkan niatnya untuk pergi dan duduk kembali. Kemudian tanpa diundang, Chan Mi juga ikut duduk di sebelah Tae Yong. I.M semakin kesal. Ia hanya memandangi Chan Mi dengan tatapan mematikan. Chan Mi yang tidak takut pun memecah ketegangan diantara mereka, "Aku dan Tae Yong akan menjadi teman makanmu. Mulai sekarang cobalah untuk berteman setidaknya dengan kami. Jangan hanya menyendiri. Kau mengerti?".

"Benar. Kami memang tidak tahu apa sebenarnya masalah di grupmu. Tapi semua orang tahu kalau kau tidak memiliki hubungan yang baik degan member yang lain. Bukankah pihak agensimu sudah menyuruhmu untuk mngubah image–mu? Setidaknya kami tidak akan membuat image–mu menjadi lebih buruk. Banyak mata dan telinga yang terus memantaumu meski kau di area sekolah. Agensimu tidak akan begitu saja melepaskanmu" jelas Tae Yong.

I.M hanya diam mendengar segala penjelasan Tae Yong dan Chan Mi. Melihat I.M yang masih berada di dunianya sendiri, Chan Mi mengetuk nampan I.M dengan sendoknya.

Di meja yang berada di sudut ruangan Bo Na makan sendirian. Gadis tanpa ekspresi itu begitu menikmati kesendiriannya. Namun segala yang ada di dumia ini hanya sementara. Hyun Jae datang dan langsung dihadapannya. Tanpa basa basi Hyun Jae segera memulai proses makannya,"Selamat makan". Bo Na hanya diam saja menatap Hyun Jae sampai Hyun Jae membalas tatapannya dengan ekspresi semacam bertanya 'kenapa?'. Tidak berniat menjawab pertanyaan tersirat yang diberikan Hyun Jae, Bo Na kembali melanjutkan makannya. Merasa tidak dipedulikan Bo Na, akhirnya Hyun Jae yang memulai percakapan diantara mereka, "Tidak ada yang ingin kau tanyakan padaku?"

Bukannya menjawab Hyun Jae, Bo Na hanya menatap Hyun Jae seperti biasa, tanpa ekspresi lalu menyuap kembali makanannya.

"Bukankah kau harusnya bertanya kenapa aku duduk disini padahal masih ada banyak bangku kosong" ucap Hyun Jae yang lagi – lagi tidak mendapat tanggapan dari Bo Na. Akhirnya Hyun Jae menyerah mengajaknya mengobrol dan memilih untuk menghabiskan makanannya saja.

avataravatar
Next chapter