webnovel

hatiku mati bersama dengan kepergianmu 1

Saat Nindya dan Sally sampai dirumah sakit. Nindya mencari ruangan tempat Arkana di rawat. Dia terus mencarinya secara terburu-buru, karena perasaan dan hatinya sudah sangat tidak tenang, dia takut kejadian terburuk terjadi pada keadaan Arkana.

setelah mencari dan berkeliling disemua sudut rumah sakit itu. Akhirnya Nindya menemukan ruangan yang bertuliskan ICU

Nindya langsung mendekati ruangan itu dan didepan pintu ruangan itu, sudah ada ayah Arkana dan istrinya, yaitu Alex Alvaro dan istrinya Triana.

Nindya datang menghampiri mereka berdua, Nindya melihat wajah Alex yang sedih dan terlihat sangat kusut.

Nindya mendekatinya dan berkata, "Om, Tante, bagaimana keadaan Ar saat ini?" ucap Nindya dengan suara lirih, dia melihat dari wajah kedua orang tua ini sangat sedih.

Alex melihat kearah Nindya dan berkata "Ar sedang kritis di dalam, dokter sedang berusaha menyelamatkan Ar," ucap Alex sambil menitikkan air matanya. Arkana adalah putra nya dari istri pertamanya. Dia bersusah payah mendapatkan Arkana dari mantan istrinya dan berjanji akan menjaga dan merawat Arkana dengan baik. Namun saat ini, Arkana berada didalam dan sedang berjuang antara hidup dan mati. Alex sangat menyayangi Arkana, padahal dia mempunyai satu putra lagi dari Triana yang bernama Ardhan. Umurnya hanya berbeda 2 tahun dari Arkana.

karena sikap yang ditunjukkan Alex pada Arkana dan Ardhan berbeda. Membuat Ardhan sangat membenci Arkana sejak masih kecil.

Saat ini, mendengar Arkana yang kritis dan nyawanya mungkin tidak bisa ditolong lagi. Membuat Ardhan dan Triana ibunya merasa sangat senang.

Mendengar jika Arkana sedang kritis. membuat Nindya merasa sangat lemas, dia pun menangis dan wajahnya berubah semakin pucat, bibirnya bergetar dan air mata pun keluar semakin deras.

Melihat temannya yang sedih, Sally pun segera merangkul Nindya dan berkata, " Nindya, jangan sedih. Ar pasti baik-baik saja, " ucap sally, dia sedang berusaha untuk menghibur Nindya agar semua nya baik-baik saja.

Nindya menarik nafas panjang dan menghembuskan nya secara perlahan dan dia pun merasa sedikit lebih baik.

Saat dia menunggu dan terus menunggu kabar dari dokter di dalam ruangan.

Tidak lama kemudian, dokter pun keluar dengan wajah sedih dia pun berkata, "Mohon maaf. Apakah disini ada yang bernama Nindya ?" Tanya dokter dan melihat ke semua orang yang hadir.

Nindy pun bingung dari tempat duduknya, dia maju dan menjawab, "Dokter, saya Nindya," ucap Nindya sambil menyeka air matanya.

Dokter itu pun melihat kearah Nindya dan menyuruhnya untuk ikut dengannya, "Ayo ikut saya, sepertinya pasien ingin menyampaikan sesuatu pada anda, " ucap dokter dia pun berjalan memimpin Nindya dan Nindya pun mengikutinya dari belakang.

Saat Nindya masuk. dia pun terkejut karena melihat Arkana yang penuh dengan kabel dan peralatan medis. Nindya pun menangis dan segera mendekati tempat tidur Arkana.

Arkana yang sudah sulit bernafas dia membuka mata dengan susah payah.

saat Nindya melihatnya, Nindya tertawa senang dan berkata, "Ar, akhirnya kamu bangun. Ar, ayo bangun! Bukankah sebentar lagi kita akan menikah? kamu sendiri yang mengatakan jika kamu ingin kita untuk segera menikah?"ucap Nindya, dia terus memberi semangat pada Arkana.

Arkana hanya tersenyum lembut dan berkata dengan suara putus -putus, "Dya, aku ... minta maaf, aku ... minta maaf," ucap Arkana dengan nafas yang tersisa.

Nindya menangis histeris, dia tidak menggelengkan kepalanya berkali-kali, "tidak ... Ar, kamu tidak memiliki salah apapun. tolong jangan meminta maaf, Ar kamu akan sembuh kan? ya kan? setelah kamu sembuh, kamu akan menikah dengan aku kan ?" ucap Nindya sambil menangis, dia tidak sanggup untuk kehilangan Arkana.

Nindya sangat mencintai Arkana dengan sepenuh hatinya. Tidak ada tempat untuk yang lain karena hanya Arkana lah cintanya, cinta sejati yang tidak akan pernah dia berikan pada siapapun.

Next chapter