webnovel

Melarikan Diri

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Pagi hari itu, matahari terlihat terbit dari ufuk timur.

Di dalam ruangan itu dipenuhi dengan aura jahat.

"Brakk."

Jendela kamar terbuka, seketika terlihat sesosok wanita bertubuh ramping di sana.

Wei Chihan mendengar gerakan itu ketika ia sedang duduk di atas tempat tidur. Sepasang matanya yang tajam dan dingin langsung menyipit, menatap ke arah jendela yang terbuka.

Dia melarikan diri?

"Haha~~ kamu mau melarikan diri?" Wei Chihan tertawa terbahak, ia merasa sangat puas ketika melihat Ming Yue'er berusaha untuk melarikan diri tadi malam.

Kemarin malam merupakan malam yang menyenangkan bagi Wei Chihan.

Wajah Wei Chihan menunjukkan bahwa ia sedang berpikir.

Lalu lelaki itu memperlihatkan senyumnya.

Tadi malam Wei Chihan telah kehilangan kendali dirinya karena aroma tubuh Ming Yue'er.

Mata Ming Yue'er sangat indah, ia tampak menawan dan polos, hingga membuat orang lain ingin menghancurkan kepolosan dan kemurniannya.

Sayang sekali Ming Yue'er melarikan diri, andai saja wanita itu bisa tetap di sisinya... sepertinya akan lebih baik.

Setelah Wei Chihan mengingat aroma harum dari tubuh Ming Yue'er, ia seketika merasa kesal ketika menyadari jika wanita itu telah melarikan diri.

Lalu Wei Chihan kembali tersenyum kejam.

...

Di daerah pemukiman internasional, terdapat orang-orang yang berlalu lalang dan trem yang lewat.

Di jalanan daerah pemukiman internasional ada mobil, becak, orang-orang yang lewat sambil membaca koran dan membawa koper, serta orang asing yang duduk di kereta kuda. Suasana jalanan sungguh ramai.

Ming Yue'er melarikan diri dari mansion dalam keadaan sangat panik.

Dasar Wei Chihan sialan!

Suara tawa kejam itu masih terngiang di telinga Ming Yue'er sampai sekarang. Penghinaan pria itu pada dirinya tadi malam, masih jelas terlintas jelas di benaknya.

Tubuh Ming Yue'er terhuyung, rambutnya agak berantakan, bibirnya pucat, dan kakinya terasa sangat sakit.

Penghinaan malam itu terus menghantui pikirannya.

Tiba-tiba air mata jatuh dari wajahnya….

Dia menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu-lalang karena penampilannya sangat menarik perhatian.

Dirinya yang masih berusia sembilan belas tahun, bagaikan setangkai bunga yang telah kehilangan pesonanya. Selain itu, Ming Yue'er berpikir bagaimana ia bisa menghadapi Kakak He setelah ia mengalami kejadian tadi malam.

Kakak He, perawakannya sangat lembut dan elegan, kesempurnaannya bak seorang dewa.

Mata Ming Yue'er basah, ia merasa tidak lagi layak lagi untuk Kakak He.

Kepalanya terasa sangat sakit seolah akan terbelah, dan kakinya tidak bisa bergerak. Dia berusaha berpegangan pada tiang lampu, namun ia tak bisa menahan tubuhnya sehingga perlahan-lahan tergelincir dan jatuh ke tanah.

Terlihat sepasang sepatu hitam berhenti di hadapan Ming Yue'er, kemudian lelaki itu mengamati tubuh wanita yang pingsan di tanah tersebut.

Wanita itu memiliki fitur wajahnya tampak tegas dan cantik. Meskipun dengan mata tertutup, ia bisa membayangkan betapa indahnya sepasang mata itu jika disandingkan dengan bulu mata panjangnya yang mempesona. Kecantikannya sungguh sebuah keindahan yang langka.

"Tuan Keempat, wanita itu pingsan." Seorang pria lain mendekat dan berbicara dengan nada sopan kepada pria berjas biru.

Xiao Cheng terkekeh, ekspresinya tampak rumit dan sulit dimengerti. Lalu ia berkata dengan suara yang berat. "Liuzi, bawa dia masuk ke dalam mobilku!"

Xiao Cheng adalah Wakil Ketua Kamar Dagang Industri Haicheng Linhe, sebuah perusahaan yang berkecimpung di dunia bisnis tembakau, dermaga, dan pabrik pemintalan serta dunia bisnis hiburan, toko anggur, dan kasino. Dia dipanggil Tuan Keempat Xiao.

"Baik! Tuan Keempat." Pria itu dengan cepat melangkah maju, lalu mengangkat Ming Yue'er dan memasukkannya ke mobil.

Xiao Cheng juga ikut masuk ke mobil.

"Brakk~" Pintu mobil tertutup, kemudian mobil melaju pergi dari tempat itu.

Next chapter