webnovel

Flasback

"Mamah, Fia takut!" jerit bocah kecil dibawah meja makan.

"Fia sayang! dengerin mama baik-baik, jangan keluar sampai keadaan benar-benar aman. oke?" seorang paruh baya itu tengah kebingungan harus berbuat apa, ingin sekali rasanya ia keluar dari rumah mewah dan megah ini lalu meminta tolong sekitar.

gadis kecil itu bersandar pada kaki meja, lalu menenggelam kan wajahnya ditumpuan kedua kaki dan tangannya. gadis kecil itu sangat takut, bagaimana tidak? tiba-tiba seseorang datang dengan pistol ditangannya.

"Mama ... Fia takut, hiks!" gadis itu terisak kecil, membuat sang ibu semakin kebingungan.

"Yatuhan, aku harus bagaimana?" jujur saja, wanita paruh baya itu juga merasakan takut yang luar biasa.

Dorr!

suara tembakan diruang tengah menggelegar dipenjuru ruangan, membuat suasana semakin mencekam.

"Semoga mas Hendra baik-baik saja," gumamnya. wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya, ia tak mungkin diam saja melihat sang suami berkelahi pada beberapa pria bertopeng hitam.

wanita paruh baya itu berjongkok, menghampiri keberadaan Putri bungsunya dibawah meja makan. "Fia, kamu janji sama Mama. jangan keluar, sebelum kakak-kakakmu datang dan jangan brisik. oke?"

gadis kecil itu menangis sesenggukan, ia takut. sangat takut lalu mengangguk cepat. setelah berhasil menghubungi pihak polisi dan putra-putranya. wanita itu dengan nekat, keluar dari persembunyian dengan pisau dapur ditangannya.

"Sayang, kamu jangan gila! PERGI DARI SINI!" teriak sang suami, saat melihat sang istri menghampirinya dengan keadaan yang sudah sangat babak belur.

"Wahh ... istrimu cantik juga, yah. gimana kalau kita cicipin dulu?" salah satu bertopeng hitam itu menyeringai, lalu diangguki teman-temannya.

"Sepertinya menarik!" seru pria bertopeng lalu ingin mencolek dagu wanita itu, dengan keberanian yg wanita itu punya ia langsung menyodorkan pisau dihadapan pria bertopeng itu.

"Wah, galak juga ya istrimu. gimana kalau kita nikmati dulu baru setelah itu sesuka kalian mau diapakan, aku tidak ada urusan dengan istrinya." seru pria bertopeng itu.

"JANGAN! bunuh saja aku, jangan pernah sentuh istriku." ujar sang suami dengan sisah tenaga nya.

melihat keadaan suami yang memprihatin kan, sang istri mempunyai ide cemerlang. "Kalian bawa saja aku, lalu pergi dari sini. aku mohon!"

"Penawaran nya tidak buruk, baiklah. Tarno bawa gadis itu kedalam mobil!" titah pria bertopeng itu, sepertinya pemimpin anggota ini.

"Hey tunggu dulu, aku tidak bodoh. tidak sesuai kesepakatan, kau berjanji untuk pergi dari sini setelah menangkapku. tapi apa? kau malah menyuruhku masuk kedalam mobil lebih dulu. ini tidak adil!" ucap wanita paruh baya itu dengan emosi menggebu-gebu.

"Hey nona cantik! volume suaramu terlalu keras, membuat telingaku sakit."

PLAK

tamparan keras mendarat diwajah mulus wanita paruh baya itu, sangking kerasnya alhasil membuat sang empu pingsan.

Pria bertopeng itu menyuruh anak buahnya membawa wanita tadi, lalu menghampiri pria yang berstatus suami dari wanita yang ia bawa. pria itu tersenyum sinis, lalu mencengkram kuat dagu pria paruh baya itu yang sedang tersungkur lemah.

"Kau tahu? wanitamu sangatlah cantik, karena aku pria baik-baik jadi dengan tulus aku meminta izinmu untuk mencicipi. boleh tidak?" pria itu menyeringai.

"Ja-jangan ... Sebenarnya apa salahku? kenapa kau begitu jahat pada keluargaku!"

Pria bertopeng itu tertawa keras. "Hahaha ... setelah mempermalukan keluargaku, kau melupakannya begitu cepat. Ya?"

"Ak-Aku minta ma-maaf ... "

Dorrr!

pada akhirnya pria baruh baya itu meninggal dengan cara tragis, sungguh malang nasibnya.

Setelah merasa suasana menjadi hening, gadis kecil itu mengendap keluar dari persembunyian. Saat sudah memastikan tidak ada orang jahat itu, mata gadis itu membulat mendapati sang Papa yang dilumuri darah.

"PAPA ... " Teriak gadis cilik itu keluar dari persembunyiannya, ia menangis tersedu-sedu melihat keadaan sang Papa yang sudah terkapar tak berdaya.

Bersambung.