47 Teror Mantan

Rizal tidak hanya berhenti dengan mencari dukungan saudaranya. Besoknya Rizal memaksa Mamanya untuk mengatakan kepada Omnya bahwa ingin mengikat Elin. Mamanya bingung karena sudah tau jika adiknya itu akan memarahinya karena terlalu mencampuri urusan anak apa lagi Elin baru mau kuliah.

Jangan Ngaco deh kamu Zal...

Elin itu anak satu-satunya dan baru lulus SMA, tidak semudah itu untuk mengikatnya.

Ayo lah Ma, yang penting usaha dulu.

Gimana kalau Rizal saja yang mendekati Papa dan Mama nya Elin dan kemukakan langsung niatnya?

Mama sudah malu mendengar Kak Indah mu cerita, bisa-bisanya kamu mengatakan jika Elin selingkuh darimu tapi kenyataannya kamu mengkhianatinya 2 tahun yang lalu. Marah mama saja belum selesai karena kamu membuat Mama malu untuk bertemu dengan Mama nya Elin.

Mama Elin tidak tau masalah kami berpisah Ma, apa lagi alasan Elin menolakku lagi. Elin bukan tipe wanita yang mau menceritakan keburukan orang lain.

Ya, karena itu mama jadi lebih malu mau meminta Elin.

Ma, kalau mama tidak mau bantu Rizal. Rizal akan cari cara lain untuk mengikat Elin.

Jangan bertindak bodoh Zal, kamu mau membuat keluarga kita lebih malu lagi dan kamu mau membuat malu Om mu sendiri? Kalau kamu sampai melakukan hal bodoh, mama benar-benar tidak memaafkan mu.

Rizal, berlalu masuk ke kamar dan mengunci dirinya.

Ada apa Ma ujar Al!

Adikmu ngamuk, dia meminta Mama mengikat Elin untuknya.

Mengikat? Maksudnya?

Ya, meminta Elin diikat dengannya. Bahasa anak sekarang tunangan lah.

Elin aja nga mau lagi balikan sama dia, gimana otaknya bisa berpikir si Elin mau bertunangan dengannya. Biarin sajalah nanti juga dia reda sendiri.

Mama juga bingung kalau mau ngomong ke Mama Elin setidaknya harus sepengetahuan Om mu dulu. Kita nga bisa sembarangan, jangan hanya karena kita Om mu dan istrinya berselisih paham.

Sampai malam Rizal sama sekali tidak membuka pintu dan keluar dari kamarnya.

Kita nga bisa ngelakuin ini sama Rizal, sepertinya dia sangat patah hati.

Ma, menurut Mba Nur. Jika kita tidak mengikuti kemauan Rizal akan membuat Rizal lebih parah lagi... Selama 2 tahun ini dia hidup dengan halusinasi bahwa Elin adalah miliknya, dulu mereka jauh tapi sekarang mereka satu kota. Masalahnya Elin sudah memiliki Pacar, tidak lucu kalau Rizal sampai di keroyok karena mengganggu pacar orang lain. Apa salahnya jika di coba? Kalau pun sampai di tolak ya, bukankah bagus. Setidaknya Rizal tidak akan berharap banyak lagi dan harus menerima kenyataan.

Udahlah Ndah, dia itu bukan sakit. Tapi dia itu sedang berusaha memaksakan kehendaknya pada kita.

Tapi Bang, mau sampai kapan kita membiarkan dia begitu. Tidak makan dan minum sama sekali.

Manusia bisa bertahan sampai 3 hari tanpa makan. Kita lihat saja.

Indah dan Mamanya saling menatap. Tapi tidak berani menjawab. Karena tau abang tertuanya sangat keras dalam hal mengajarkan disiplin ke adik-adiknya.

Rizal benar-benar kesal, orang di rumahnya tidak ada yang memperdulikan sama protesnya. Aku tidak boleh kalah, Aga hanya lelaki biasa bahkan baru mau kuliah. Setidaknya aku lebih baik darinya, aku sekarang sudah pegawai negeri, tampang aku jauh lebih ganteng dan aku lebih tau tentang Elin dan keluarganya lebih dari dia. Aku hanya butuh dukungan orang tuanya setelah itu akan ku buat mereka berpisah. Tapi bagaimana ini, mama sama sekali tidak membujukku. Rizal mulai frustasi, semalaman dia tidak tidur berharap Mama nya masuk ke kamarnya.

Lin, apa kabarmu? Aku merindukanmu...

Rizal mengirim pesan singkat ke Elin.

Elin yang masih tertidur di ranjangnya, mengambil hp dari meja samping tempat tidurnya. Dilihatnya berkali-kali ke layar hp nya, Rizal ucapnya. Baru juga kemarin dia merasa tenang, dipikirnya urusan Rizal sudah selesai dengan percakapan mereka kemarin tapi kenapa pagi ini laki-laki ini mengiriminya pesan.

Elin menghapus pesan yang diterimanya dan bersiap untuk mendaftar kuliah diantar Aga.

Ma, aku berangkat dulu ya.

Sama siapa kamu? Sama Riyani dan Kak Aga. Kebetulan Kak Ade juga mau ke sana.

Hmm... Aga ikut ke sana? Tempatnya jauh kan Lin?

Ya, sekitar 1 jam naik Bus ma. Aku berangkat dulu ya takut kesiangan.

Baiklah!! Hati-hati dijalan ya...

Aga yang sudah menunggu di depan rumah Elin ternyata bersama Kyo.

Katanya kamu sama temen mu tanya Kyo, mana?

Dia menunggu diterminal Bus. Oh baiklah...

Ini kali pertama Aga dan Elin pergi bersama setelah mereka pacaran. Biasanya mereka hanya menghabiskan waktu di rumah Elin atau pergi beramai-ramai. Elin dengan saudaranya dan Aga dengan teman-temannya.

Kenapa kamu Lin tanya Aga? kelihatan kurang nyaman.

Tidak, Kak Aga nanti di Bus aku bersama Riyani ya. Tidak enak jika dia duduk sendirian.

Ya kamu tenang saja. Kenapa kamu sepertinya ada yang dipikirkan?

Elin menunjukkan HP nya yang terus berbunyi.

Siapa itu?

Rizal jawab Elin.

Dia masih menghubungimu? Kyo terlihat sedikit kesal.

Ya!! Kemarin dia sama sekali tidak menghubungiku tapi dari tadi pagi. Dia tidak berhenti mengirimiku pesan dan meneleponku.

Kamu balas pesannya?

Ya nga lah Kak, bahkan beberapa langsung Elin hapus sebelum di baca.

Kamu merasa terganggu?

Ya, rasanya kesal saja. Hp ini tidak berhenti bergetar dari tadi pagi.

Jika kamu sudah tidak tahan, biar kakak yang akan teleponnya.

Biarkan saja kak, nanti kalau di angkat dia merasa kita memikirkan perbuatannya. Dia itu suka cari perhatian.

Terserah kamu saja jawab Aga sambil menepuk kepala Elin.

Riyani yang dari tadi sudah menunggu di Terminal gelisah karena ini Bus sudah mau berangkat sedangkan Bus selanjutnya akan berangkat setengah jam lagi.

Kenapa nomor mu sibuk terus aku hubungi dari tadi gerutu Riyani ke Elin.

Riy kenalkan dulu, ini kak Aga dan ini Kyo.

Perkenalkan Riyani sobat Elin di sekolah.

Salam kenal Riy, saya Aga. Terima kasih sudah menjadi teman baik Elin.

Yok buruan teriak Kyo yang sudah di atas Bus karena Bus nya hampir berangkat.

Kamu sudah menempati kursi tanya Elin...

Ya tentulah, kamu duduk di sana sama Kak Aga. Biar aku duduk di situ sambil menunjuk sebuah kursi di samping Kyo.

Apakah tidak apa-apa?

Udah kamu tenang saja, aku juga mengerti kok. Riyani tersenyum sambil mengedipkan matanya.

Sepertinya teman mu pengertian?

Ya, dia orangnya sangat asyik. Aku sudah berteman dari SMP dengannya.

Elin mengambil HP dari saku jeansnya. Dilihatnya ada 10 pesan diterima.

Buka saja, tidak apa-apa. Kamu menghapusnya juga percuma. Dia akan terus mengirimimu pesan sampai kamu membalasnya.

Elin membuka pesannya satu persatu.

Elin dimana?

Lin, kita harus bicara?

Li kamu harus percaya bahwa kakak masih sangat mencintaimu!

Angkat teleponnya, jika tidak kakak akan kerumahmu sekarang?

Kalau kamu masih tidak mau mengangkat teleponnya, kakak akan menelepon Papa.

Sudah waktunya Mama mu tau bahwa hanya kakak yang terbaik untukmu.

Jika kamu ingin orang tuamu bahagia harusnya adik kembali pada kakak.

Adik ini semua demi kebaikan orang tua adik, bagaimana pun mereka akan bangga karena memiliki menantu yang sudah jelas masa depannya.

Lin, beri kakak kesempatan 1 kali lagi. Hanya 1 kali saja.

Aku akan ke rumahmu dan meminta restu mama dan papa untuk pertunangan kita.

Elin menggenggam Hp nya dengan erat.

Rizal sudah sangat keterlaluan, dia membawa Mama dan Papa dalam masalah ini.

Elin tidak pernah meragukan Papa nya tapi Mamanya. Status sosial merupakan hal yang menjadi pertimbangannya.

Aga yang melihat Elin gelisah, mencoba mencairkan suasana.

Apa yang kamu khawatirkan Lin?

Kak, kamu tidak tau bagaimana nekadnya Rizal. Dan dia sangat tau bagaimana mempengaruhi Mama. Aku takut kamu akan menerima dampaknya.

Kamu percaya padaku.

Ya!! Aku tidak pernah meragukanmu kak.

Aku tidak akan menyerah kecuali kamu yang menyuruhku menyerah ujar Aga kepada Elin.

Tenang saja, aku tidak akan terpengaruh dengan sikap Rizal. Dan sesulit apapun orang tuamu, karena aku sudah sangat yakin tentangmu. Aku akan memperjuangkan restu mereka untuk hubungan kita.

Elin merasa sangat senang, karena banyak lelaki yang mundur karena penolakan Mama nya Elin. Semoga Aga bisa bertahan, itu yang diharapkan Elin.

avataravatar
Next chapter