1 Chapter -01

Aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Tetapi kau salah memahaminya~

•••

Pagi ini hari libur Kiran Alasya sudah bangun terlebih dahulu dari pada orang-orang di rumah

"Hari ini libur Non. Mendingan Non Kiran tidur balik gih," suruh pembantunya yang baru saja memasuki ruangan dapur.

Kiran tersenyum ia meletakkan opor ayam kedalam mangkuk.

"Kalo pun aku balik kamar aku bukannya tidur. Tapi, malah nyakitin badan aku. Bibi kan tau aku gak bisa tidur kalo udah bangun?" ucap Kiran lembut

"Iya. Tapi, kan gak sepagi ini loh! Den Kenan aja kalo bangun siangan." Bibi mencuci buah untuk sarapan pagi ini.

Kiran terlalu malas membahas Adiknya apalagi keburukannya ia pun berniat untuk menghindar

"Aku kebelakang ya Bi mau nyiram tanaman," pamit Kiran Bibi hanya mengangguk.

***

Byur ....

"Aaa dingin ... " pekik Kiran kaget.

Ia langsung mendongak menatap atas tepat di balkon ia melihat Adiknya sedang mencurah air seember terlihat ember yang masih bertengger di tangannya dengan posisi terbalik.

"Kenan ... ini masih pagi. Tolong jangan jail," ujar kiran lembut berusaha menahan emosi.

Baru saja selesai menyiram tanaman ia duduk sebentar tepat di atasnya ada balkon kamar Kenan.

"Siapa suruh lu duduk situ?" tanya Kenan bengis ia pun memasuki kamarnya tanpa menunggu penjelasan Kiran.

"Apa aku yang salah?" tanyanya pada diri sendiri.

Tak ingin berlama-lama ia pun masuk takut masuk angin. Kalian taukan udara pagi?.

"Loh kak kok basah gitu bajunya?" tanya Ibu Kiran, Tika.

Kiran ingin menjawab terhenti dengan kedatangan Kenan menuju meja makan.

"Tumben kamu bangun pagi?" tanya Papanya, ah lebih tepatnya Ayah tirinya. Papa tirinya ini sangat menyayangi adiknya.

"Emang gak boleh?" tanya Kenan dingin sambil membalik piring di hadapannya setelah itu ia mengambil nasi dan lauk pauk. Jangan lupa opor ayam kesukaannya.

"Kiran? Tadi Mama tanya kok belum di jawab?" tanya mamanya membuyarkan lamunannya.

"Tadi pas aku mau masukkin selang ke keran air gak sengaja aja ke ciprat ke baju aku," jelasnya.

"Alasan," cibir Kenan.

"Kenan!" tegur Mamanya.

Kenan sama sekali tak peduli.

"Ya udah ma. Aku keatas dulu ya," pamitnya ditatapnya Kenan dan Papanya sebentar.

Di hembusnya nafas yang begitu menyesakkan.

***

Setelah mandi Kiran tidak langsung keluar dan menyusul sarapan bersama. Ia lebih memilih duduk sambil menonton sebentar.

Kalo ada yang nanya kenapa? Di posisi canggung itu gak enak. Yang satu tak menganggap, yang satu menatap sinis, yang satu menyuruhmu untuk banyak berbicara dan tersenyum. Apa kalian sanggup? Jika iya, Kiran akan belajar dari kalian.

Tok ... tok ... tok...

"Kiran," panggil seseorang dengan datar.

Kiran sangat hafal suara ini ia pun bergegas menuju pintu untuk membukanya

"Ajari gua matematika," ucapnya sedikit tersenyum.

Kiran bersyukur di beri kelebihan otak sehingga ada peluang memperbaiki hubungan dengan adiknya.

"Biar aku aja yang ngerjain! Katanya pagi ini kamu mau main basket, kan?" tawarnya dengan nada lembut.

Tanpa berpikir ia pun menyerahkan satu buku paket dan buku Latihannya. Kiran menerimanya.

"Gua harap lu jaga rahasia dari nyokab!" Peringatnya sebelum ia benar-benar pergi.

"Dingin banget adek aku. Gemes deh," ucapnya sambil menatap kepergian Adiknya yang lama-lama menghilang.

Ia pun menutup pintu dan menuju meja belajar untu mengerjakan PR Adiknya.

"Cukup banyak" gumamnya saat melihat deretan angka apalagi soalnya sedikit dan jawabannya mengunakan jalan yang panjang. Kira-kira bisa jadi jalan ke alam barzah gak sih?.

Kiran sadar, sangat sadar perbincangan antara ia dan adiknya hanya pemanfaatan. Lebih tepat ia di manfaatkan. Kenan akan memanggilnya atau berbicara padanya jika menyangkut dalam masalah. Atau keinginan yang harus Kiran turuti.

***

3 jam berlalu akhirnya selesai. Saat ini sudah siang entah kenapa ia sangat lapar. Ia baru ingat ia belum makan apa-apa. Tetapi kantuknya lebih mendominasi.

Tak butuh waktu lama ia pun menuju kasur dan tidur.

Terlintas gak sih pertanyaan. Kok Mamanya gak khawatir atau Papanya atau atau dan atau ....

Kiran tau mereka semua memiliki aktivitas lain. Bukan hanya Kiran yang harus diperhatikan.

.

.

Bersambung ....

avataravatar