2 Awal Pertemuan

"Hai!" Sapa Perempuan.

Sedangkan yang disapa hanya melirik perempuan yang menyapa nya dan matanya turun ke arah name tag perempuan tadi.

'Thasha Geara' Eja Lelaki itu dalam hati. Lalu matanya kembali beralih pandangan ke kaca bus yang terlihat pemandangan kota yang padat.

"Kalo ada yang nyapa, harusnya bales! bukan dilirik doang!" Kesal Ara.

"Gue gak kenal sama lo! Dan pergi jauh-jauh dari gue!" Risih Lelaki tersebut.

Karna kesal, Ara menatap sinis lelaki menyebalkan itu dan pandangan nya terjatuh pada buku hitam yang dipegang lelaki nyebelin itu, tertulis Edgar Leonar disana. 'Ah, namanya ke-bagusan buat orang kayak dia!".

Bus yang mereka tumpangi pun berhenti di sekolah yang lumayan besar dan megah.

Ara yang sedari tadi memperhatikan Edgar, bingung saat melihat Edgar turun di sekolahnya. 'Jangan-jangan dia satu sekolah sama gue. cuman beda Gedung mangkanya gue gak pernah liat Edgar?' Batin Ara.

"Ehh, kok lo turun di Fiyal?" Bingung Ara.

"Kenapa? Gak boleh? Gue sekolah disini!" Kesal Edgar, dan pergi meninggalkan Ara.

"HUWAA dosaa apaa gue? Kenapa gue bisa satu sekolah sama cowo yang otaknya hasil give awayyy!" Histeris Ara.

"Sabar Araa..cuma 1 sekolah tapi beda gedung kok...sabarr.." Ara menahan diri karna sedari tadi menjadi bahan tontonan orang lewat.

'Eh bentar.. ini kan buku cowo tadi? Cih sukurin lo!' Batin Ara dan mengambil buku Edgar.

Dikelas.

"Duhh gue kepoo sama isi bukunyaaa!" Teriak Ara dikelas, sedangkan teman - teman sekelasnya sudah terbiasa dengan teriakan atau pekikan Ara.

"Tapi jangan dehh, ini keliatan banget bukan buku pelajaran. Kayaknya ini privasi dia deh" Gumam Ara. Dan memasukkan bukunya kedalam tas.

"Cyaa, nanti temenin guee ke gedung sebelahh yaaah" Teriak Ara dari meja paling depan.

"Ngapain??" Tanya Cya sembari menggerakan kepalanya.

"Liat nanti ajaaaa elahh" Teriak Ara lagi.

"Tapi jangan aneh-aneh ya lo? Awas lo malu-maluin gue" Tunjuk Cya.

"Iya Cya manis yang manisnya kaya gula aren!" Kesal Ara dan membalikan tubuhnya ke depan.

"Ra gue izin ke toilet ya!" Teriak Galang.

"Ke toilet, ke toilet aja! Ngapain izin ke gue sih! Emang gue emak lo ha?!" Kesal Ara, karena saat ini Ara sedang PMS.

"Lah lo kan ketua kelas nya! Gimana sih?" Bingung Galang.

"Lah emang apa hubungannya toilet sama Ketua kelas? Ohh maksud lo gue temen sama jamban Haa??!!" Bentak Ara.

"Gue ga ngomong, lo yang ngomong sendiri Ra"

"Tuh kan lo bener-bener deh, keteraluan banget sama cewe. Gue doain mandul lo!"

"Jangan gtu Raa, yaudah gue gak jadi ke toilet. Ngompol, ngompol dah gue!" Galang berbalik ke tempat duduknya.

"Gak boleh gtu lo sama cewe lang!" Panas-panasin Jay.

"Gue kaga ngapa-ngapain panjul!!!" Kesal Galang.

"Araa!!!Galang ngatain lo Monyet bercula satu!"

"Jay!! Sumpah lo mau nge-bohong gajelas banget, monyet mana ada yg bercula gila! Bener-bener sih lu Jay! Wah mateng dah nih gue sama Ara!" Pasrah Gilang.

"GILANG! LO COWO APA CEWE SIH!! NGOMONGIN GUE DIBELAKANG SEGALA LO!" Teriak Ara.

"JAY ANJING EMANG LO!" Kesal Galang yang menjadi amukan Ara.

"HAHAHA, mangkanya jangan sok ganteng lo depan Ara!" Tawa Jay pecah.

"Serah lo deh! Bukan temen udah gue jadiin cakwe lu!" Kesal Galang

Skip istirahat.

"Ayoo cyyy" Desak Ara.

"Sabaarr duluuu astaga Raa!"

"Gak bisaaa, kelamaan!"

"Lo bener-bener gak ada niatan cari ribut kan Ra?" Tuduh Cya

"Enggaaa cyyy, percayaa dehh!"

Gedung sebelah.

"Misiii kakak ganteng! Boleh nanya? kelas XI dimana yaa??" Tanyaa Ara.

"Astaga Ra, lo bener-bener cari mati!" Bisik Cya.

"Ohh, kelas XI, tinggal lurus aja dari sini dek" Jawab kakak kelas itu yang terpana dengan paras Ara.

"Mau kakak anterin dek?" Tanya teman lainnya.

"Gak usah deh kak, aku bisa sendiri kok. Makasih yaa kak" Tolak Ara dengan senyumannya.

"Gila sih Raa, Nekad banget lo godain kakak-kakak tadii!" Kaget Cya, setelah sudah lumayan jauh dari tempat Ara bertanya.

"Gue nanyaa Cyaaa, bukan godain!!" Kesal Ara.

"Tapi lo gilaaaa Raaaa!"

"Udaah ah, gue mau masuk dulu!" Jawab Ara setelah menemukan kelas yang ia cari.

"Ini buku lo kan? Nih tadi jatoh di bus!" Cuek Ara pada Edgar.

"Lo liat isinya?" Tatap Edgar dengan satu alis yang diangkat.

"Engga tuh!" Dengan tampang sombong Ara.

Tanpaa mereka sadari, satu kelas sedang memperhatikan interaksi Edgar dan Ara.

"Niat banget lo kesini, ada maunya ya?!" Tuduh Edgar.

"Ih gila, lo dibaikin malah ngelunjak yah??" Geram Ara.

"Gue bercanda! Jangan marah-marah mulu deh lo! Nanti gue suka, lo mau tanggung jawab?!" Tanya Edgar.

"Edgar!!" Kaget Ara, karna keberanian Edgar berbicara seperti itu disaat menjadi perhatian satu kelas.

"Iya gue Edgar! Udah suka gue?" Tanya Edgar lagi.

"Shut up! I'll go now!" Kesal Ara, dan keluar dari kelas XI.

"GILA RAA LO BERUNTUNG!" Kaget Cya.

"Apaan beruntung? Yang ada gue buntung! Dibikin malu sama dia!" Kesal Ara yang menghentak ke dua kakinya.

"Lo tauuu? Dia tuhhh Cogan ter-Populer seantro Fiyal!"

"Ooh? Dan lo tau? Sekarang gue nyesel kenal sama dia!"

"Ehh lo ga boleh gitu! Gue demen lo ketulah sama kata-kata lo sendiri"

"Gak bakal lah! Males banget, udah lah. Buru balik. Gue laper mau makan!!"

"Ndeee, tuan putri.." Gemas Cya, dengan sifat bossy Ara.

Skip pulang sekolah.

"Ra! Lo pulang sama gue!" Teriak Edgar.

"Males!" Jawab Ara sembari memutar bola matanya.

"Buru naik!" Kesal Edgar.

"Ga mau! Lo ngerti kan?"

"Ra, lo tuh kayak air! Semakin gue genggam semakin lo hilang!"

"Terserah lo!"

"Naik ke motor gue Ra!!" Sentak Edgar

"Gak usah bentak gue Gar! Semakin lo kayak gini, semakin gue yakin sama yang gue denger tadi!!" Isak Ara dan berlari ke keluar gerbang.

DEG!.

"Bangsat!" Maki Edgar. Dan memutar balik ke arah sekolah lagi.

Dilorong sekolah.

"BAJINGAN LO LE!" Bentak Edgar, sembari menarik kerah baju Leon. Mereka berdua pun menjadi tontonan anak-anak yang masih ada disekolah.

Leon, anak dari yang punya sekolah. Namun Leon dan Edgar tidak pernah akur. Padahal mereka sudah berkenalan sejak kecil. Ayah dari Edgar dan Leon pun sangat akrab. Namun terbatasi dengan hubungan Leon dan Edgar yang tidak pernah akur.

"Apaan sih lo!, gak jelas tau gak??!!" Bentak Leon balik.

"Lo kan? Yang fitnah aneh-aneh didepan Ara?!" Kesal Edgar dengan mata yang sudah memerah.

"Ooh, jadi cewe itu Ara? Manis juga." Sinis Leon.

BUK

Karna marahnya yang tak terbendung lagi Edgar meninju pipi Leon.

"Segitu doang? Aelah kaya dipukul bocah gue." Ledek Leon, yang sebenarnya ia sedang menahan sakit dari tinjuan Edgar.

"Lo liat nanti! Kejutan bakal nyampe didepan rumah lo!!" Sinis Edgar. Dan pergi meninggalkan Leon, sebelum menjadi Hot News di Fiyal

"Cih!" Decih Leon.

Dirumah Ara.

"Maah, Aku lagi bete parah. Aku denger kalo aku dijadiin bahan taruhan sama cowo yang baru aku kenal tadi pagi!!" Kesal Ara.

"Oh ya? Ganteng gak cowonya?" Goda mama Ara, dengan Via Video Call.

"Ihh mama apaan sih! Udah ah, Ara malah jadi makin bete kan gara-gara mama!" Jawab Ara, dan memutus kan sambungan telepon.

Mamanya yang tau, bahwa memang hari ini adalah tanggal PMS Ara. Tertawa diseberang sana.

"Dasar anak baru ngenal cinta!" Tawa mama Ara.

avataravatar
Next chapter